PoV 2
.
.
.
Ketika kamu sedang asyik menyisir rambutmu, terdengar suara notifikasi pesan yang muncul dari HP [fav color]-mu. Dan setelah dilihat, ternyata itu pesan dari Amu,"[Name], udah siap? Aku udah nunggu di depan."
Dengan segera (karena tidak ingin membuat salah satu temanmu menunggu lebih lama lagi) kamu mengetik balasannya,
"Sekarang tinggal sisir rambut sih, tapi gak akan lama kok."
Tadinya kamu ingin menawarkannya untuk menunggumu di ruang tamu. Hanya saja, begitu mengingat tentang kedua orang tuamu yang mungkin akan bersikap tidak sopan(?) pada gadis berkerudung putih yang menjadi salah satu temanmu itu, kamu memilih untuk membatalkan niatmu.
'Tring'
Suara notifikasi pesan masuk kembali muncul, dan kamu kembali meraih HP-mu untuk membaca pesan masuk yang kemungkinan besar dikirimkan oleh Amu.
"Oke, ku tunggu ya."
Setelah melihat balasan itu, kamu mematikan HP-mu dan meletakkannya dalam tas yang akan dibawa.
Kamu kembali melanjutkan aktivitasmu yaitu menyisir rambut [h/c]mu dan memasangkan jepitan rambut berbentuk bunga matahari yang menjadi hadiah ulang tahunmu dari kakakmu pada salah satu sisi rambutmu.
Setelah dirasa sudah siap dengan penampilanmu, kamu menyambar syal putih beraksen bunga kecil berwarna [fav color] yang dibuat dengan penuh kasih oleh ibumu lalu melilitkannya di area sekitar lehermu.
Begitu berhasil menyambar tas mu dan mengenakannya, kamu beranjak keluar dari kamarmu dan berlari kecil untuk keluar dari rumahmu.
Sesampainya di luar, Amu langsung memberikanmu pelukan selamat pagi tanpa aba-aba hingga membuatmu hampir terjengkang ke belakang jika saja kamu tidak berhasil menjaga keseimbangan.
"Pagi [Name]!" sapanya dengan nada riang beserta senyuman cerahnya.
Kamu membalasnya dengan tersenyum manis, "Pagi juga Amu."
"Hmm? Tumben pake syal. Ada luka lagi?" tanya Amu dengan sorot khawatir setelah ia melepaskan pelukannya.
"Gak kok. Ini aku cuma mau tutupin bekas luka yang waktu itu aja." jawabmu dengan tersenyum simpul.
Amu yang sepertinya percaya dengan ucapanmu pun kembali menunjukkan senyumannya, "Syukur lah kalau gak ada luka lagi. Kita berangkat sekarang?"
Kamu mengangguk, "Ayo."
Selama perjalanan menuju sekolah, perjalanan kalian diisi oleh topik obrolan random yang membuat kalian membicarakan berbagai hal yang sebenarnya tidak begitu penting tapi kalian tetap nampak nyaman saat mengobrol di sepanjang jalan.
"Eh [Name], kalau nanti udah keterima di klub drama, kamu mau coba akting juga?" tanya Amu.
"Hmm kayaknya gak deh. Lagian kan tujuan utama ku masuk klub drama karena pengen menyalurkan tulisanku." jawabmu.
"Iya sih, tapi kenapa gak coba aja? Soalnya aku pernah sekali ikut main drama gitu, dan itu lumayan seru kok menurutku." tutur Amu.
"Terus kalau emang seru kenapa kamu gak gabung klub drama aja?" tanyamu.
"Gak deh, main drama kayak gitu bukan passion-ku." jawab Amu.
"Nah, aku juga sama. Aku emang hobi nulis cerita, tapi kalau main drama itu sama sekali bukan passion-ku. Lagian juga aku gak bisa kalau harus hafalin dialognya, apalagi buat mendalami sifat tokohnya." ujarmu.
"Aku setuju. Hafalin dialog sama mendalami sifat tokoh emang susah-susah gampang." tanggap Amu.
"Aku jadi kagum sama yang bisa akting." celetukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Bond (WEE!!! x Reader)
FanfictionKejadian buruk yang terjadi di masa kecil membuatnya tak lagi mempercayai adanya ikatan. Penindasan, juga kekerasan yang dilakukan oleh keluarganya sendiri membuatnya tumbuh menjadi gadis tertutup dan lebih memilih untuk menghindari adanya ikatan de...