Amu PoV
.
.
.
Kepala sekolah yakin bahwa sekedar nilai diatas kertas bukanlah penentu kualitas siswa. Itulah mengapa sekolah kami memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler. Guna menjadi wadah bakat para siswa, agar mereka bisa mengembangkan kemampuan masing-masing.Salah satunya klub gambar.
"EH LIAT ADA KEBO!!!" seru Upi yang menunjuk kearah kumpulan para kebo.
"Temennya Amu tuh." ucapnya.
Aku menatap datar kearahnya, "Temen gua kan elu Pi."
"Oiya." ucapnya.
Kira-kira begitulah hari sebelum kegiatan ekstrakurikuler dimulai.
Dan saat ini aku sedang berada di klub gambar.
"HELLO VLOG, WELCOME TO MY GUYS~" ucap Upi yang sepertinya sedang bersemangat.
"BALIK LAGI BERSAMA UPI DISINI, SEKARANG KITA ADA DI KLUB MENGGAMBAR~" lanjutnya.
"Say hay guys sama penonton." kata Upi yang mengarahkan kamera pada para anggota klub gambar yang lain.
Anggota klub menggambar yang lain pun menyapa penonton.
"Oke, Choii coba jelasin ke penonton, apa aja yang dilakukan klub menggambar?" tanya Upi pada salah satu anggota klub menggambar bernama Choii.
"Eeh... Umm... Kita, membuat karya baru setiap hari. Lalu memilih karya terbaik untuk dipajang di mading kami." jawab Choii.
"Oke gud, kita lanjut ke ketua klub kami, halo ketua~" sapa Upi yang mengarahkan kameranya kearahku.
"Ola..." sapaku balik dengan lesu.
"Kenapa wajahmu begitu?" tanya Upi.
"Aku lapar..." jawabku masih dengan lesu.
"Gambar apa nih?" tanyanya lagi yang melihat lukisan yang ku buat.
"Aku ngelukis pohon mangga Pak Kepsek." jawabku.
"Aku udah ngehabisin waktu 3 hari untuk lukisan ini..." tuturku.
"Gimana? Bagus gak?" tanyaku.
"Woah bagus kok." jawab Upi.
"Amu, bagian yang ini kayaknya kurang gelap deh." kata Upi yang mengalihkan perhatianku.
"Bagian yang mana?" tanyaku.
"Yang ini-"
'Pluk'
Belum selesai Upi menjawab pertanyaanku, tangannya menyenggol gelas berisi cat air yang membuat cat air itu tumpah hingga mengenai lukisan yang sudah ku buat selama tiga hari.
"UWAAAAA AMU MAAF GAK SENGAJA!" ucapnya panik.
Aku hanya terdiam dengan mengangkat lukisan ku yang sebagian telah menjadi basah.
"SUMPAH AKU GAK SENGAJA! MAAF AMU, KAMU GAK MARAH KAN?"
"Upi." panggilku.
"Tenang aja. Aku gak marah kok." kataku dengan sebuah senyuman sambil meremas kertas itu.
"KALAU BEGITU WAJAHMU TOLONG DIKONDISIKAN!" serunya.
Upi bersembunyi dibalik Choii saat melihatku yang mengangkat kursi, "TUNGGU! AMU. SABAR BRO, SABAR- ITU KURSI MAU KAU APAIN?"
"AMU!!!!" jeritnya saat aku mengejarnya sambil membawa kursi.
"UWAA- AMU, ITU ADA [NAME]!!" seru Upi yang membuatku langsung terdiam dan menurunkan kursi yang ku bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Bond (WEE!!! x Reader)
FanfictionKejadian buruk yang terjadi di masa kecil membuatnya tak lagi mempercayai adanya ikatan. Penindasan, juga kekerasan yang dilakukan oleh keluarganya sendiri membuatnya tumbuh menjadi gadis tertutup dan lebih memilih untuk menghindari adanya ikatan de...