GP02 - Beginning

1.4K 177 10
                                    

"Aishh, kenapa pakai bangun kesiangan segala sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aishh, kenapa pakai bangun kesiangan segala sih."
Gerutu ten, sambil membereskan barang-barangnya kedalam tas.

Ten, seorang pemuda cantik berdarah korea thailand. Seorang staff front liner di SM Engineering Construction, sejak dua tahun yang lalu. Ten tinggal bersama bibinya dari pihak sang ibu dikorea, pasca kedua orang tuanya wafat ketika dia masih dibangku SMA. Sebenarnya ten terlahir dari keluarga kaya raya, mendiang ayahnya adalah seorang pengusaha sukses. Tetapi, ketika kedua orang tuanya tiada, dia diusir begitu saja oleh keluarga sang ayah, bahkan tanpa ditinggali uang sepeser pun.

Ten yang saat itu masih terlalu muda, tidak mampu melawan sikap keluarga besar sang ayah. Dia juga tidak mengerti, kenapa dia sampai diusir dari sana. Hingga akhirnya, ten memutuskan pergi dari thailand, dan mencari keluarga ibunya dikorea. Hanya dengan bermodalkan uang tabungan selama sekolah, ten berhasil sampai dinegara kelahiran sang ibu. Semula ten diterima dikeluarga ibunya, bahkan sang nenek membantu ten untuk mendapatkan kewarganegaraan korea.

Tetapi, semua tidak bertahan lama. Karna ketika sang nenek juga menghembuskan nafas terakhirnya, kejadian terdahulu kembali terulang. Walaupun tidak sampai terusir, karna ten yang memang sudah lulus sekolah saat itu, bisa mencari uang dengan bekerja paruh waktu. Dan sedikit banyak, dia berguna untuk sang bibi. Tetapi, sang bibi tidak memperlakukan ten dengan baik. Pukulan serta cercaan jahat dari mulut sang bibi, sering kali ten terima.

Drrtt...

Ponsel ten bergetar, terlihat satu buah pesan dari rekan kerjanya. Membuat ten semakin mempercepat geraknya, untuk bergegas menuju kantor. Selang beberapa saat, ten keluar dari kamar. Dia yang sedang terburu-buru, tak sengaja menabrak bibinya, membuat gelas yang sedang dipegang sang bibi jatuh dan pecah.

"Yak, apa kau tidak punya mata hah?."
Teriak bibi ten, membuat ten tersentak kaget, dan hanya mampu menundukan kepalanya.

"Mmaaf bi, aku tidak sengaja."

Plak...

Satu tempelengan mendarat dikepala ten, membuat ten semakin terdiam.

"Kau memang tidak berguna dan selalu menyusahkan, kau harus mengganti gelas yang pecah itu."

"Iiya bi, aku akan mengganti gelas yang pecah. Setelah gajiku dibayarkan bulan ini, aku akan memberikannya pada bibi."
Jawab ten, sambil meremat kedua tangannya.

"Ck, gaji, gaji. Tidak usah sombong membicarakan gaji, gajimu bahkan tidak seberapa."
Ucap bibi ten sarkas, membuat ten semakin meremat erat jemarinya.

"Tidak ibumu, tidak dirimu, semuanya hanya menyusahkan. Lebih baik kau menjual diri saja pada orang kaya, agar kau jadi lebih berguna. Bahkan keluarga ayahmu saja tidak mau menerimamu, dasar anak jalang."
Lanjut bibi ten berucap, sambil melangkah menjauh dari hadapan ten.

Ten merasakan sesak dihatinya, air mata seketika menetes begitu saja. Setiap kali nama sang ibu dijelekan oleh bibinya, hati ten terasa begitu sakit. Ingin sekali rasanya ten berteriak pada bibinya, namun dirinya tidak bisa seperti itu. Dididik dan dibesarkan dengan tata krama, membuat ten tidak pernah bersikap kasar pada siapapun. Bahkan cenderung dia hanya terdiam, dari pada melontarkan kalimat-kalimat buruk pada seseorang.

God's Plan ~ [TaeTen] || Complete ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang