Keesokan harinya renjun tengah ada pelajaran olahraga dan olahraganya cukup melelahkan saat ini, "anjing pak yuno gak ngotak banget, masa tadi di suruh lari keliling lapangan sepuluh kali, GILA" oceh Haechan yang sekarang sudah tepar, iya Haechan sekarang sedang tergeletak di lapangan. "hooh mana habis ini kita di suruh basket" tanjut hyunjin.
"lo berdua ngoceh aja dari tadi, noh liat renjun udah PUCET!" teriak deawi yang melihat renjun kelar berlari 10 kali, menghampiri mereka yang tengah duduk di pinggir lapangan.
BRUKk
"RENJUN!" Haechan, hyunjin dan deawi berbarengan menjerit karena melihat renjun yang tumbang, tapi syukurlah guanlin segera datang dan langsung menangkap tubuh renjun agar tak terjatuh. Guanlin mengendong renjun ala bridal dan membawanya ke UKS.
Hyunjin, deawi dan Haechan yang tengah di seret mengikuti ti guanlin yang membawa ke UKS, "loh kak renjun kenapa?" itu ningning yang sedang ingin ke toilet malah melihat renjun yang tengah tak sadarkan diri di gendong guanlin.
"itu Ning renjun pingsan waktu di suruh lari 10 putaran, eh duluan ya Ning mau nyamperin renjun" dan setelahnya ningning bukanya ke toilet malah berlari menuju kelas untuk mengatakan pada chenle jika renjun di gendong guanlin.
"le tadi gue liat kak guanlin gendong kak renjun ke UKS!" lapor ningning pada chenle "hah? Kek ren kenapa Ning?" tanya chenle panik "tadi kata kak hyunjin kak renjun kec--aaaaa" belum selesai menjelaskan tangan ningning udah di tarik sama chenle ke UKS.
"LELE PELAN PELAN BEGO SAKIT TANGAN GUE!" chenle tidak memperdulikan teriakan sahabatnya itu dan tetep berlari menuju UKS, tempat kak ren-nya di bawa.
Sesampainya mereka di UKS, chenle dan ningning melihat renjun yang tergeletak lemas di ranjang UKS dengan guanlin yang memegang tangan renjun dan yhunjin, Haechan, deawi yang berada di samping renjun. "eh! Tangan Lo lepasin! Pegang pegang lo" ningning seketika melotot "heh! Sejak kapan Lo berani ngomong gue Lo ke kak guanlin!" marah ningning "biarin dia tuh harus di kasih tau kalo kak ren tuh punya ayah Ning!" suara tengkar ningning dan chenle yang dasarnya suara toa itu membangunkan renjun.
"ren Lo gapapa?" tanya guanlin.
"gue gapapa, Lin? lo bisa lepas ga tangan lo" guanlin mengeleng "gue mau gini ren sebentar aja, gue tau gue gak akan bisa dapetin hati lo."
"heh jin Tomang! Renjun tuh bilang lepas!" deawi mendekati guanlin dan memisahkan tangan guanlin yang tidak mau melepaskan tangan.
"kak ren gapapa? Ada yang sakit? Perlu ke dokter?" ningning memukul kepala chenle yang besar itu "eh kak renjun tuh cuma kecapean gak Sampe masuk rumah sakit tolol, kak renjun gak selemah itu ye goblock banget punya temen" ningning memutar bola matanya malas.
Renjun ketawa melihat dua orang sahabat ini "haha iya bener le kata ningning, kakak gak selemah itu sampe masuk rumah sakit gara gara kecapean doang"
•••
Jeno yang dari tadi sedang ngantor dibuat hawatir dari tadi dirinya gelisah entah ada apa ini. tidak fokusnya itu membuat Mark kebingungan sampai sampai ia panggil pun Jeno tidak menyahut.
"JENO!" akhirnya Jeno sadar "apa apa" jawab Jeno kaget "lo lagi mikirin apaan sih bos, sampe gue panggil gak nyaut."
"gatau mark rasanya kayak ada yang gak beres"
"anak Lo kali, lo udah telpon chenle?"
"iya ya? Coba deh gue telfon"
Chenle yang sedang tertidur di UKS bersama renjun karena ia ingin menjaga kak ren-nya itu sampai rela membolos pelajaran dan tidak mendengar suara telpon dari Jeno.
"gak angkat.." Jeno benar benar gak tenang "coba ningning" Jeno mencoba menelepon ningning juga tidak bisa karena ningning sedang berada di kelas mengikuti pelajaran dan tentu benda pilihnya itu ia saylen.
"apa renjun ya?"
Jeno panik meninggalkan Mark yang sekarang tengah kebingungan "MAU KEMANA BOS!" Mark teriak tapi Jeno tidak menjawab.
"yaelah punya bos gini banget, untung gw sayang sama gaji gue" ucap Mark dramatis.
•••
Jeno datang ke sekolah dimana chenle dan calon suaminya bersekolah. Ia mencari cari keberadaan mereka dan akhirnya Jeno menemukan mereka di dalam UKS, dengan renjun yang terbaring lemas di ranjang dan chenle dan tertidur di kursi samping renjun.
"astaga renjun..." Jeno mendekati renjunnya ia sungguh hawatir dengan keadaan renjun sekarang. Renjun terbangun karena istirahatnya terganggu.
"Mas?"
"iya renjun? Kamu kenapa, kenapa bisa kaya gini mas hawatir di kantor mas gak fokus karena hawatir. Mas kira chenle kenapa kenapa ternyata malah kamu renjun"
"suttt" renjun membekap mulut Jeno "jangan berisik ih! Nanti lele bangun."
Jeno mengangguk "kamu pulang yuk? Nanti biar mas yang bilang ke guru kamu."
"lele?" nanti biar lele ningning yang urus. Renjun mengangguk Jeno terlebih dahulu memindahkan chenle dan sekarang Jeno mengendong renjun di belakang.
Jeno bertemu guanlin ketika ia keluar UKS, seolah mengerti apa yang akan guanlin lakukan setelah ini
"maaf, renjun perlu istirahat." setelah Jeno mengatakan itu Jeno membawa renjun pergi dari area sekolah dan pergi ke rumah sakit guna mengecek keadaan renjun.Guanlin bohong kalau hatinya tidak terluka... Namun bagaimana lagi? Sepertinya ia harus menerima kalau orang yang dicintainya lebih mencintai orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof of a widower's love (norenle)
FanfictionJudul awal (ayah tenan) Bagaimana jadinya jika ayah dari adik tingkat mu menyukai mu? Ya itu yang di alami oleh renjun saat ini. Tahap revisi! (HIATUS LAGI GES, SORRY!!) Perkapalan yang akan ada di cerita: -Noren -jichen -yuwin -jaedo