08

1K 92 1
                                    

Chenle terbangun sudah tidur di paha milik sahabatnya Yaa cukup romantis bukan? Tapi kenapa harus mukanya harus di timpa i buku.

"ning Lo jahat banget muka gw di tutup buku" chenle bangun "biarin lah anjing, Lo juga udah enak gw kasih bantal ngegas pula" chenle cuma nyengir kuda ya emang bener sih lumayan ada bantal gratis.

"btw Ning, siapa yang mindahin gw? Kak ren kemana?" tanya chenle ber tubi tubi pada ningning "jisung yang mindahin Lo, terus kak ren di bawa om Jeno ke rumah sakit." oke chenle Ter kamcagia.... jisung adalah crush chenle sejak lama dan ini cukup membuat ia senang, sedangkan ayahnya dan kak Ren-nya itu ia sudah tahu sebenarnya karena emang anaknya kepo-an chenle mengajak ningning untuk mengikuti ayahnya itu dan yah... Ternyata ayahnya cukup cepat juga pergerakannya.

"seneng kan lo" chenle ya cuma nyengir aja di depan ningning jujur chenle Seneng pake banget malah, sebentar lagi chenle mempunyai ibu baru dan....... crush nya.

Namun di sisi lain terlihat Jeno yang sedang panik kenapa renjun lama sekali diperiksa, tak lama winwin datang "jen renjun gimana?" Jeno cuma ngeleng "dokter belum keluar ba" winwin melemas kakinya tidak mampu menahan berat badannya "BABA!" Jeno panik karena winwin ambruk dan cepat ia tangkap.

Winwin menangis di bahu Jeno yang sekarang mereka di lantai rumah sakit. "ba? Renjun punya riwayat penyakit?" winwin menggeleng "enggak Jen, renjun gak punya tapi akhir akhir ini renjun susah banget makanya"

"baba duduk dulu, Jeno percaya renjun cuman kecapean gak lebih. Kita berdoa aja" ucap Jeno meyakinkan winwin yang sudah bergetar.

Tak lama dokter yang memeriksa renjun keluar "keluarga Huang renjun?"

"saya dok saya, saya ibunya" ucap winwin.

"baik pak, Huang renjun mengalami permasalahan pada rahimnya rahim pada sumbesif akan muncul ketika usianya sudah pas, dan putra bapak sudah memiliki rahim terlalu dini. Rahim sumbesif akan muncul pada umur rata rata 20-25 tahun dan putra bapak sudah memilikinya di usia 18 tahun. Kejadian ini membuat Huang renjun menjadi lebih spesial saya mohon jaga anak bapak dengan penuh kasih sayang" hal yang dikatakan oleh dokter itu membuat winwin menjadi merasa bersalah.

"dok apakah saya boleh masuk ke dalam?" tanya Jeno "boleh silahkan, saya pamit" dokter itu pergi dengan ramah.

Jeno dan winwin masuk untuk melihat renjun yang terbaring pucat di ranjang rumah sakit. Jeno dan winwin menatap sendu orang kesayangan mereka sakit seperti itu.

•••

Ningning dan chenle sedang berada di kantin mereka makan bukan sekedar makan, mereka makan karena jisung juga sedang makan di sana, dan tentu chenle tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berdekatan dengan jisung.

"ning tolong fotoin jisung" bisik chenle pada ningning "gimana caranya" tanya ningning dengan berbisik juga.

"lo pura pura lagi nelpon seseorang"

"ah ribet banget lo le! Lo aja"

"ayo Ning bantu gue dong" bujuk chenle.

Ningning melakukan apa yang disuruh oleh chenle tapi ningning melakukan kesalahan yang fatal, ningning lupa mematikan flash nya dan.... Yah jisung tahu dan langsung mendatangi mereka chenle dan ningning.

"lo berdua bisa gak, gak usah foto foto orang sembarangan" jisung menarik tangan ningning dengan kencang membuat ningning kesakitan. "terutama lo, kalo mau foto gue, minta aja gak usah foto foto sembarangan."

Setelah jisung melakukan hal itu ia langsung pergi meninggalkan chenle dan ningning yang masih syok.

"anjing anjing anjing anjing tu orang, Lo napa suka sama jisung sih!? Gak lagi gue bantu lo!"

"ah lo mah gitu Ning" chenle bersedekap seolah olah sedang marah. "apa Lo gak usah sok imut." ningning kembali duduk dan membanting hpnya "tuh kirim sendiri fotonya." ningning melempar hpnya ke chenle.

•••
Di dalam ruangan hanya ada Jeno dan winwin renjun di tempatnya memandang Jeno pikirannya ia bawa di mana ia mendapatkan kis pertamanya. Ia ragu dengan perasaannya. “Kenapa hati gue bisa kepincut om om sih!?” Kesalnya.

Tak lama ada sebuah ketukan di pintu, dan terlihat kepala sang pengetuk di pintu itu "masuk aja papi, ada babanya renjun juga nih" pintu itu di buka lebar dan menapakkan tubuh doyoung, chenle dan ningning di belakangnya. "loh mereka masih jam sekolah loh pap"

"gapapa Jen, biar chenle tau kondisi kak ren-nya" dan setelahnya chenle dan ningning mendekati renjun.

"kak renjun gapapa?"-chenle
"Ada yang sakit ya?" -ningning

"engak ada le, Ning. Kakak gak papa"

"Papi kenapa repot report ke sini? Renjun gak papa kok"

"walaupun kamu gakpapa papi juga harus dateng dong, papi juga mau kenalan sama baba kamu" doyoung mantap winwin yang di bicarakan pun menganguk.

"kayanya baba sakit perut deh, baba ke WC dulu ya"

"Papi juga mules nih tiba-tiba"

"aaaa ningning bocor!"

"aa- duh kayaknya lele juga mules deh"

"tiba tiba pada mau ke WC buat apa deh" heran renjun, Jeno yang tahu maksudnya kenapa mereka keluar pun tertawa "gapapa ren, emang musimnya sakit perut ini" renjun cuma ngangguk karena renjun benar benar ga paham.

"mas, renjun sakit parah ya?"

"enggak ren, kamu gak ada sakit parah."

"tapi..."

"udah gapapa renjun, ada mas disini. Kamu gak perlu hawatir percaya sama mas" Jeno memeluk renjun guna menenangkan renjun.

"heum renjun coba" ucapnya pelan.

“Mau makan anggur? Biar mas kupasin” renjun mengangguk, Jeno benar benar telaten menyuapi renjun yang sedang terbaring lemah.

Sejak kejadian renjun pingsan di sekolah ngebuat renjun dijaga banget sama orang orang terdekat apa lagi Jeno yang semakin posesif. Keesokan harinya renjun sudah boleh pulang dan Kini renjun di suguhi pemandangan keributan dari ayahnya dan Jeno.

“Renjun anak ayah yang paling cantik yang paling imut, anak ayah pasti milih ayah kan?” Jeno mendorong tubuh yuta dengan brutal tak mau tahu walaupun yuta adalah calon mertuanya atau tidak “anak durhaka!” Teriak yuta di lantai rumah sakit.

“Sama mas aja ya ren?” Yuta kembali membalas perbuatan Jeno, dan kini Jeno yang terjatuh “engak!” cegah Jeno.

“UDAH STOP renjun gak akan pilih ayah ataupun mas Jeno, renjun bareng papi aja” renjun berjalan melewati keduanya dan langsung menggandeng doyoung di depan sana bersama jaehyung.

“Gara gara kamu sih” yuta menyalahkan Jeno “kok aku!?”

Mereka semua pergi ke mengantar renjun pulang sekalian mau berkunjung ke rumah Nakamoto. Dua keluarga itu sudah bertemu dan kini hanya jawaban renjun yang di tunggu.

Kedua keluarga itu duduk di ruang tamu, membicarakan hal hal yang menyenangkan namun tiba-tiba renjun menyela pembicaraan seru itu “Renjun belum yakin bisa mencintai mas Jeno seperti Reina mencintai mas Jeno, tapi sepertinya mas Jeno sudah mencuri hati renjun” semuanya terdiam sesaat, Jeno beberapa kali mengedipkan matanya “renjun kamu menerimanya!?” Renjun tak menjawabnya ia hanya mengangguk dan menhan malunya di depan keluarga besar itu.

Proof of a widower's love (norenle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang