09

1.5K 94 3
                                    

Hari ini adalah hari H dimana renjun dan Jeno melangsungkan pernikahan.

Jeno dan renjun memilih melangsungkan pernikahannya di kantor milik Jeno (Lee crop) mereka hanya mengundang para karyawan dan teman teman renjun. Seperti hyunjin, Haechan, deawi dan para keluarga besar Jeno dan renjun.

Chanyeol dan Wendy pun ikut serta dalam undangan itu. Cukup tahu Jeno masih menjadi menantu mereka.

"selamat ya Jeno, akhirnya kamu bisa mencarikan ibu baru buat cucu bunda" Wendy mencubit pipi renjun gemas "iya Bun, makasih udah restui kita"

Wendy menatap Jeno "kenapa kamu harus berterima kasih sama bunda? Hey bunda juga seneng kalo menantu dan cucu bunda seneng." Wendy melirik Chanyeol "iya kan pa?" Chanyeol mengangguk.

"kamu milih calon ibu buat cucu papa pinter juga Jen, cantik" puji Chanyeol.

"namanya renjun kan sayang?" tanya Wendy "iya Tante" balas renjun, Wendy cemberut ketika renjun menyebutnya 'tantae' "hey panggil bunda jangan Tante, saya juga mertua kamu sayang" renjun mengangguk "iya b-bunda" Wendy tersenyum.

"pa renjun di sapa dong, jangan diem aja" protes Wendy. "panggil saya papa juga okey? Anggap kita orang tuamu juga." renjun mengangguk dan tersenyum ramah pada Chanyeol dan Wendy.

"ya udah ya Jen, papa sama bunda mau ngobrol sama papi dan deddy kamu"

"iya pa"

Setelah Chanyeol dan Wendy pergi, kini giliran hyunjin, Haechan dan deawi yang datang menghampiri "wah gak nyangka bocil gue udah bersuami aja nih, duh gak rela gue" ucap deawi dramatis "anjing lo wi, gak usah malu maluin gue bangsat" Haechan memukul kepala deawi "ya lagian Chan, masa bocil yang gue jaga udah ber pawang aja chan"

"iya kan jin? Lo juga gak rela kan?" tanya deawi pada hyunjin "lo drama banget sumpah wi" hyunjin menjauh dari deawi dan mendekati renjun "njun kayanya cuma gue yang waras ya?" renjun menggeleng "lo gila jin."

Pernikahan itu semakin meriah karena chenle yang mendapatkan bunganya saat pelemparan bunga. Saat itu Jeno marah (pura pura) karena Jeno bilang "jangan nyusul ayah dulu le, ayah gak mau jadi kakek!" semuanya tertawa tentu, renjun pun setuju pada Jeno... Ah gak gak maksudnya suaminya. Karena dia masih muda! Kak mau gendong cucu dulu.

Apa lagi ningning yang sudah merajuk karena gak dapet bunganya dan menangis ke Daddy nya "udah dong, anak Daddy yang cantik gak boleh sedih nanti Daddy dan mommy berikan satu truk" ceritanya anak kesayangan inii tuh.

Dan masih berlanjut lagi karena tingkah ketiga teman renjun yang menghabiskan makanan di prasmanan dengan tak tahu diri.

•••

Semua sudah berakhir, Renjun dan Jeno sudah berada di dalam kamarnya mereka memilih beristirahat dahulu. "huh renjun cape mas tadi jabat tangannya lama banget" ucap renjun menggambruk kan biasanya ke ranjang, tanpa berganti pakaiannya dahulu. Sedangkan Jeno ia membuka jas dan kemejanya menampakkan tubuh gegap Jeno "sayang kamu ganti baju dulu, baru istirahat. Apa mas bantu ganti?" renjun langsung berlari menuju lemari mengambil sebuah Hoodie berukuran oversize dan celana pendek lalu berlari ke arah kamar mandi.

Jeno terkekeh melihat suaminya itu ketakutan, "dasar anak muda."

Saat renjun keluar Jeno sudah duduk di ranjang sambil memainkan laptopnya "mas kerja? Mas gak cape apa?" tanya renjun sambil mendekat.

"kalo mas tinggal nanti kantor gimana renjun sayang hmm?" renjun tak menjawabnya melainkan mendekat bersandar pada bahu suaminya "nanti kalau udah selesai kita tidur aja ya?" tanya Jeno "heum? Mas gak mau...... Itu?" Jeno menatap wajah suaminya dengan senang.... tentunya "boleh?" tanya Jeno memastikan dan renjun mengangguk "mas akan cepat menyelesaikan ini" ucap Jeno penuh semangat!.

Setelah selesai menyelesaikan pekerjaannya jeno melirik renjun di di sebelahnya ternyata anak itu sudah tertidur, betapa lesunya wajah Jeno, Jeno mencoba mengecek apakah benar renjun sudah tertidur? Ternyata saat Jeno mencium bibir renjun, renjun kaget dan langsung membuka matanya "kamu pura pura tidur?" Tanya Jeno.

Renjun menggelengkan kepalanya " gak bohong?" Tanya Jeno sekali lagi.

"Iya iya! Aku ngaku!" Final renjun "kenapa bohong?"

"Udah gak mood" jawabnya singkat.

"Tapi penis mas udah gak sabar ngucapin lubang kamu sayang" Jeno membuka bajunya dan menundihi tubuh renjun "ayolah" bujuk Jeno yang menciumi perut ramping renjun "oke! Tapi satu ronde!" Jeno mengangguk "mas gak janji" ucap Jeno di dalam hati.

Kedua sepasang pasusu itu sudah telanjang bulat tidak ada satupun helai benang menutupi tubuh keduanya, renjun sudah mengangkang demi penis sang suami bisa masuk ke dalam lubangnya.

Jeno memberikan cairan ke penisnya lalu menusuk lubang renjun dengan nikmatnya "ahh lubang mu sempit"

"Kar-ahhhh pelan pelan mas! Kar- ahh ahhhh karna ak- ahh ahhh ahhh aku! Belum pernah di sentuh!" Ucap renjun dengan sekuat tenaga karena setiap ia berbicara yang di bawah rasanya sangat sakit sekaligus nikmat membuat renjun susah ngomong.

Jeno memaju mundurkan penisnya ke dalam sana sambil mencumbu bibir manis milik renjun, seakan nafasnya mulai habis Jeno turun ke bawah meningkatkan kissmark di leher renjun.

Satu cinta hanya untuk kamu saja ~
Satu cinta takkan terbagi dua ~

Hanya satu malam oh indahnya ~





















Wkwkwk pendek tapi seneng kan lu pada 🗿

Proof of a widower's love (norenle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang