Bagian satu*

47 9 5
                                    

"bubu... bu.. bubu" teriakan wanita paruh baya itu tidak berhenti

Tiway menghela nafas kasar lalu berhenti berjalan, "ahs. Mii please stop call me bubu"

"kenapa? Bubu itu kan karena kamu lucu. Anak mami yang palinggggg ganteng"

Orang-orang di mall tertawa karena apa yang sedang mereka lihat sekarang

"mamiiii, stop cubit pipi aku. Mii aku udah besar" tiway berdengus kesal, lalu melepaskan kedua tangan maminya yang sedang mencubit gemas pipi chubby dia.

Tiway berbalik lalu meninggalkan maminya yang mematung disana.

"dasar, anak siapa sih dia." Celoteh mami sambil mengikuti anaknya dibelakang

"oh iyaa anak aku sih" timpalnya lagi sambil tertawa hehe

***

Ana menyeruput ice latte yang ia pesan tadi sambil matanya terus tertuju pada laptop didepannya itu.

"ahhh seger" ia menggeleng-gelengkan kepala lalu menaruh gelas disampingnya lagi, jemarinya kini sedang aktif menari diatas keyboard

"plakk,, serius amat neng" seseorang menepuk bahunya

"eh anjir,, anjir,, gila. Gue kaget doy" ucap ana sambil melirik doyok yang sedang tertawa puas

"kebiasaan lu, makannya jangan bengong terus. Jadi kagetan kan lu" doyok kini duduk dibangku samping ana

"skripsi lu gimana?" tanya ana

"aman, baru bab 3"

Pletak.. satu buku tebal berhasil mendarat di kepala doyok.

"aww" doyok memegang kepalanya

"gila lu, sebenernya lu niat lulus kagak sih. Cepet keluarin laptop lu" ana menatap seram doyok

Dengan malas doyok mengeluarkan laptop dan beberapa buku tebal untuk referensinya. Lalu setelah itu ana kembali kepada laptopnya.

Beberapa saat hening, tiba-tiba

"wah.. wah.. ke kiri, awas disamping, woii jangan lupa eh eh itu tembak tembak. ahh" teriak doy

Lalu setelah menyebutkan itu kini bulu kuduk doy berdiri merinding. pandangan nya dengan hati-hati ia arahkan kesamping. "anjir serem nya melebihi kunti" ujar doy dalam hati

"hehe" tanpa dosa doy tertawa lalu dengan cepat menghidupkan laptopnya

"natap nya udah kali na, serem tau. Ini juga lagi gue kerjain ko"

"euhhh.. kenapa orang-orang hari ini pada ngeselin" ana mengepalkan kedua tangannya sambil terpejam mengadah keatas lalu perlahan membuka matanya kembali

"sabar ana sabar.. tarik nafas lalu hembuskan perlahan. Hufft"

Setelah ritual tarik nafas, ana kembali meyeruput ice latte nya sampai habis tak tersisa.

"lumayan gue jadi sedikit adem lagi" ucap nya

"lu kenapa sih, skripsi gue juga bentar lagi beres. Santuy aja na"

"lu tau gak? Hari ini selain ketemu lu yang ngeselin. Gue juga ketemu om-om gila"

"hah? Maksud lu?"

"udah, udah." Kini ana menutup laptop doy lalu doy tersenyum senang. Dengan wajah excited, doy menatap ana "asik ada juga nih alasan buat nunda skripsi" ucap doy dalam hati

"gimana, gimana? Ko lu bisa ketemu om-om gila? Jangan-jangan lu mau diculik ya?" doy bersemangat untuk mendengarkan cerita ana.

Lagi-lagi ana mempraktekkan ritual tarik nafas nya.

OR || [NCT Taeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang