Bagian tiga*

42 8 1
                                    

Tiway berjalan buru-buru karena sebentar lagi ia akan bertemu client penting untuk membahas proyek perluasan lahan untuk beberapa pabrik yang dikelolanya. Tentu saja itu adalah acara penting sehingga ia tidak ingin terlambat. Dengan tergesa-gesa ia mengambil dompet untuk membayar kopi nya, namun ketika ia hendak memasukkan dompetnya kembali ia malah menjatuhkannya kelantai.

Tiway tidak menyadari bahwa dompetnya terjatuh, ia bergegas pergi meninggalkan cafe. Setelah ia pergi, orang lain datang untuk memesan dan tanpa sengaja mendorong dompetnya kearah bawah meja pesanan sehingga tidak terlihat.

"gimana hari ini?" tanya ana kepada salah satu karyawannya

"seperti biasa, ramai" jawabnya

"yaudah kamu istirahat dulu sri, biar saya yang kerja. Lagian skripsi saya sudah beres tinggal menunggu sidang. Finallyyy"

"eu, gak bu. Ibu aja yang istirahat, pasti capek kan"

"hufh.. berapa kali sih gue bilang jangan panggil ibu. Emang gue setua itu?" kini ana pura-pura kesal

"bukan, bukan begitu. Saya hanya ingin menghormati atasan saja."

"gak usah formal, karena cafe ini udah menjadi milik gue ada beberapa peraturan yang diubah. Salah satunya interaksi kita, jangan canggung santai aja. Panggil gue nama"

"tapi gak enak" sri menjawab dengan hati-hati

Ana terkekeh melihat tingkah sri, satu-satunya karyawan yang mengetahui jabatan dia yang sebenarnya dicafe ini.

"lagian ya sri, cuman lu doang yang tau bahwa gue anak pemilik cafe. Jadi untuk itu, lu harus menyembunyikan identitas gue ke anak-anak yang lainnya. Takutnya mereka berubah kaya lu gini, oke?" pinta ana

Sri tersenyum, "baik, karena saya gak enak manggil nama gimana kalau mbak ana aja biar agak sopan?"

"hahhha" kekeh ana

"yaudah serah lu aja, asal jangan bu" lanjutnya

Lalu dahi ana berkerut, "bu?" kata yang tidak asing "hahhaha" tanpa disadari anak kembali terkekeh mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu ketika ia ditabrak oleh om-om aneh.

"mbak kenapa?" tanya sri yang melihat ana tertawa tanpa sebab

Ana dengan cepat berhenti tertawa dan menjadi salah tingkah, "ah ngga. Yaudah kamu istirahat dulu, biar ini saya yang urus".

Sri pun pergi untuk beristirahat ke belakang

"ko gue jadi keinget om-om itu sih, iiihhhhhhhh amit-amit" batin dia sambil bergidik

***

Tiway berjalan mondar-mandir dikantornya

"cari apa pak?"

"perlu bantuan pak?"

"apa ada sesuatu yang hilang pak?"

Beberapa karyawan menanyai nya, namun dia tidak membalas pertanyaan mereka. Tiway fokus berjalan sambil meraba-raba saku miliknya, matanya tertuju pada lantai melirik kesana-kemari. Ini sudah ketiga kalinya ia berjalan mondar-mandir.

"stop" jamal mengngkat telapak tangan kanan nya

Tiway berhenti didepan pintu, lalu ia melanjutkan berjalan menuju kursinya.

"huft.. dompet gue kemana ya" tanya dia frustasi

"lu udah bulak balik kantor tapi kagak ketemu juga, feeling gue berarti kagak ada disini" jawab jamal

"inget-inget tadi lu seharian kemana aja?" sambung dia

Tiway memejamkan mata sambil mengingat kemana saja ia seharian ini,

OR || [NCT Taeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang