Ana sedang duduk menunggu seseorang yang mengaku pemilik dompet itu. Ia terus saja melihat jam diponselnya, pukul 09.56. "awas aja itu orang kalau telat sedetik aja" batin nya. Sudah lebih lima menit namun tidak ada satu orangpun yang menghampiri dia, ana beranjak dari kursinya karena kesal. Ia berjalan sambil menggerutu "dasar laki kagak bisa dipegang omongannya".
Ana berjalan dengan kaki dihentakkan karena marah, ia tidak melihat jalanan karena sibuk membaca pesan diponselnya. Tanpa sengaja, brakkk..
Ia terjatuh, barang-barang yang ada di tas kecil miliknya berhamburan lalu handphone yang ia pegang terbanting begitu saja. Ana menunduk sambil bersiap dengan makiannya,
"maaf, maaf mbak" ucap seseorang
Ana mengadah dengan pelan, lalu menampilkan ekspresi mengerikan. Dengan sekejap ekspesi itu menghilang lalu kedua alisnya bertemu, "heh om-om manja" spontan ana
Dahi tiway mengerut, beberapa detik terdiam mengingat perempuan yang ada didepannya ini.
"ahh. Gadis aneh" ucapnya pelan
"apa om? Saya aneh? Hahha yang benar saja" timpal ana sambil memungut beberapa barang nya
"ini yang kedua kalinya ya saya ditabrak oleh om" sambung dia
"hufffth" tiway bernafas panjang
"stop! Jangan panggil saya om" kesal nya
Ana berhenti dari kegiatannya lalu menatap sinis dia, "yeahh, iya iya. Ngga bakal manggil om lagi. Tapi bubu haha" ia tertawa mengejek
Tiway menyilang kan tangannya, lalu menatap tajam ana.
"kenapa? Ada yang salah om eh bubu hahha" ana semakin mengejekTiway berjalan kearahnya, ia berjalan dekat semakin dekat dengan ana. Ana ketakutan ia mundur perlahan sampai membentur kaca cafe.
Dugh.. tangan tiway kini menempel dikaca untuk menopang badannya agar memiliki jarak dengan ana, kedua tangan ana kini sudah mengepal satu sama lain karena takut. Lalu matanya terpejam sedikit, "maa-maaf" ucapnya pelan sambil mengacungkan jari telunjuk ke dada tiway agar dia menjauh darinya
Namun bukannya tiway menjauh dia malah lebih mendekatkan diri, namun tiba-tiba "huffttts" nafas panjang dari keduanya berhembus dengan debaran jantung yang semakin meningkat
Sri datang dengan membawa ponsel dan juga dompet tiway, "mbak ana ini tertinggal" ucap sri kikuk karena melihat adegan yang sangat mendebarkan
Tiway melirik nya lalu dengan spontan mengambil dompet yang masih di tangan sri.
"ini punya gue" ucap nya
Ana kembali merebut dompet tersebut, "enak aja ini punya orang" timpal dia
"eh engga ini emang punya gue" kini tiway berusaha merebut dompet nya ditangan ana namun ana sekuat tenaga menahannya
Keributan terjadi lagi disana,
"yaudah saya permisi dulu" pamit sri yang merasa canggung
Lalu keduanya terdiam langsung menatap sri, sri hanya tersenyum dan langsung berbalik menuju meja pesanan sambil mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Dompet masih ditangan ana, tiway memasang wajah kesal.
"mbak, mohon maaf itu memang benar dompet saya" tuturnya lembut
Ana menatap tajam menyelidiki raut wajah nya apakah dia benar atau tidak,
"yasudah kita duduk dulu disana, bicarakan baik-baik" ajak dia
Dughhh... "awss" ringis seorang laki-laki
Semua mata tertuju padanya, tiway hanya menggelengkan kepala melihat asisten sekaligus bestie nya yang menabrak pintu masuk cafe.
Plakk... plaak.. beberapa pukulan mendarat kepintu kaca masuk cafe tersebut
"lu ngapain disini, kenapa kagak bilang masih tertutup" ujar Jamal kepada pintu, jamal yang kesal langsung berjalan masuk
(*ada-ada aje sih lu mal, ampun dah)
**
Hope you like it !
Support me, let's follow and don't forget to vote<3
**Ekspresi Jamal sesudah nabrak pintu, be like:
Eeeeuhh malu><
KAMU SEDANG MEMBACA
OR || [NCT Taeyong]
Fiksi Penggemar[Follow dulu sebelum membaca] Tiway sang pemilik perusahaan besar yang bersifat arogan, dingin dan juga judes tetapi dia akan berubah menjadi manja, manis dan menggemaskan hanya kepada maminya seorang. Tiba-tiba ia bertemu satu orang gadis yang memb...