010

5.7K 358 5
                                    

Fatah dengan bosan mendengarkan penjelasan guru yang berdiri di depan kelas. Tangannya memutar pulpen di jarinya, sesekali dia ketuk jari telunjuknya ke meja, matanya terus melirik ke arah jam yang terpajang di dinding atas papan tulis. Kenapa waktu berputar sangat lama?

Ketika matanya melirik pada jendela, dia melihat Fino berjalan melewati kelasnya. Tas yang di tenteng di pundak dan keringat yang mengalir menandakan bahwa cowok itu baru saja dihukum karna telat datang. Sudah dipastikan Fino akan membolos jadinya Fatah memutar otak agar bisa ikut Fino membolos.

Fatah mengacungkan tangannya berniat meminta ijin. "Ya kenapa, Fatah?" tanya guru yang mengajar terpaksa menghentikan penjelasannya.

Fatah berdiri, berjalan maju mendekati guru itu. "Bu saya kebelet BAB," keluhnya.

"Kamu mau bolos kan?" tanya guru itu memicing curiga pada Fatah. "Gak ada! Kembali ke tempat duduk kamu sekarang!" tolaknya tidak mengijinkan Fatah keluar kelas.

Fatah menghela napas lesu. Dia kembali ke tempat duduknya. Mengamati penjelasan dari guru di depan sana tanpa minat. Dia benar-benar bosan sampai beberapa menit kemudian tanpa sadar dia mulai masuk ke alam mimpi.

Dalam mimpinya, Fatah tengah berdiri di tempat yang asing dan betapa terkejutnya dia ketika melihat tangannya tengah di gandeng oleh seseorang yang akhir-akhir sangat menganggunya.

Gilang.

Mereka berdua tengah berada di dalam sebuah ruangan yang sudah dihias dengan dekorasi yang sangat cantik. Fatah semakin memicingkan matanya ketika menyadari dia sedang berada di tengah altar pernikahan, dengan banyaknya orang yang menyaksikan mereka berdua. Fatah bisa melihat ada ayah dan kakaknya yang berdiri di barisan paling depan, lalu matanya bergulir menangkap sekumpulan temannya yang heboh berada di sudut terdepan.

Apa-apaan ini?

Dengan ngeri, Fatah menoleh ke samping, dimana dia melihat Gilang yang tengah tersenyum lebar ke arahnya. Kepala Gilang perlahan mulai bergerak mendekat ingin menciunnya. Bagai adegan horor, Fatah menutup matanya takut.

"ENGGAK!!" Refleks Fatah berteriak kencang. Dia celingukan melihat sekitarnya yang sudah berubah menjadi suasana di dalam kelas dengan tatapan seluruh teman sekelasnya yang tertuju padanya. Dia tersenyum canggung dan salah tingkah sendiri.

Demi apapun dia merasa sangat malu sekarang. Kalo bisa dia mau nenggelemin diri aja rasanya.

"Fatah! Keluar kamu dari kelas sekarang. Cuci muka kamu, lalu setelah itu kamu pergi rapihkan bola-bola yang berserakan di gudang sana sebagai hukuman karena udah tidur di kelas. Cepetan!" titah guru itu tidak bisa dibantah.

Fatah yang tidak berniat menjawab langsung menurutinya. Dia keluar dari kelas dan langsung berjalan lesu menuju gudang yang terletak di bagian belakang sekolah.

Sekolah terasa sangat sunyi, mungkin karna sekarang semua murid dan guru sedang berada di kelas. Kakinya berhenti ketika sudah berada di lapangan yang lama yang sudah tidak pernah dipakai lagi. Karena lapangan ini sudah sangat lama dibiarkan begitu saja, semen cor lapangannya sudah banyak yang retak dan banyak sampah yang berserakan tidak beraturan.

Tidak ada siswa yang mau datang kesini karna rumornya kalau disini itu berhantu. Mengingat rumor itu membuat Fatah merinding, bahkan tangannya sudah gemetar. Hal yang paling dia takuti nomor 3 setelah Tuhan dan ayahnya adalah makhluk halus yang biasa disebut setan. Tapi, berkebalikan dengan rasa takutnya dia justru berjalan semakin maju. Matanya mengamati sekitar dengan waspada meskipun jantungnya sudah berdetak tidak karuan karena takut.

Bagian paling menyebalkannya adalah dia harus pergi ke gudang di sebrang lapangan ini dan membereskan bola-bola disana. Fatah heran, kenapa juga gudangnya harus terletak di tempat yang sulit dijangkau seperti ini sih?

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang