Chapter 2 - Aquarius Murder Case

4K 369 278
                                    

Warning : 17+ Gore eksplisit.

Time Line : Introduction - CD drama Ruby

o()xxxx[{::::::::::::>

Langit senja di Kyusu masih indah seperti biasa. Aku tidak pernah bisa melepaskan arah lensa kameraku dari senja berwarna keemasan yang kini bertahta megah di hadapanku.

Entah sudah berapa kali foto keindahan itu kuabadikan melalui Nikon D3S yang kugenggam erat. Cahaya hangat ini akan segera berganti gelap. Itulah mengapa aku begitu mengagumi senja.

Meski hanya muncul sejenak, namun kehangatan yang dipancarkannya dapat menenangkanku ... menutup hariku ... juga menyejukkan jiwaku.

Mungkin aneh. Aku yang dulunya merupakan fotografer perang, kini terpaksa harus bekerja dengan mengambil gambar objek yang paling tidak aku sukai.

Wanita.

Memotret senja jauh lebih menyenangkan daripada para model gravure itu. Aku tak suka berada di dekat wanita. Bukan berarti aku gay. Hanya saja, wanita seolah memiliki tabir tak kasat mata yang acap kali membuatku ngeri untuk mengakrabkan diri.

Lagipula, aku tak pernah paham apa tujuan wanita-wanita itu membuka sekujur tubuhnya untuk dipertontonkan entah ke berapa juta pria di luar sana. Uang? Popularitas? Kebanggaan?

Jika tatapan buas pria yang melucuti tubuh mereka menorehkan satu titik hitam, mungkin kini tiada ada lagi warna lain di tubuh mereka. Aku menarik napas prihatin.

Mereka begitu kontras dengan wanita-wanita yang berjuang di tengah perang. Dengan segala upaya, mereka berjuang keras dan mendukung apa yang mereka anggap benar. Melindungi anak dan keluarga mereka meski kadang mereka turut menjadi korban.

Wanita-wanita pejuang itulah satu-satunya tipe wanita yang bisa kupotret dengan senang hati.

Hamparan pasir di bawah kakiku terasa begitu lembut. Aku sengaja melepaskan sepatu kets-ku untuk merasakan kehangatan pasir pantai kala senja. Sepoi angin laut sebentar lagi akan berganti arah. Sejuknya akan digantikan kehangatan angin darat yang akan bertiup dari arah sebaliknya.

Nyut!

Kurasakan sensasi perih menjalar di bahu kananku. Lambang Persona XII yang terukir di sana terasa begitu panas membakar. Aku mengernyit menahan sakit.

Ah ... aku yang terpilih menjadi Hakim. Shingu Yousuke sang Peramal sudah membeberkan kasus itu kepada Persona XII beberapa hari lalu saat pertemuan di Kamar Merah.

Seorang pembunuh berantai paling kejam yang berasal dari Kyusu, telah ditemukan. Tidak akan ada yang menyangka bila pria murah senyum, ramah, dan juga tampak sering menolong sesama ini kerap melakukan pembunuhan demi menghilangkan kebosanannya.

Aku sudah melihat fotonya. Wajah penuh kemunafikan itu tersenyum begitu santai.

Bisa kubayangkan bagaimana dia tanpa belas kasihan menghabisi korban-korbannya. Lebih dari sepuluh korban sudah jatuh. Dikuliti, dicabik, dibakar, ditenggelamkan dan berbagai cara biadab lainnya.

Dia tipe pembunuh yang menikmati penderitaan korbannya. Seorang pengidap kelainan sadistic. Aku tahu itu!

Namun ia begitu licin! Polisi kesulitan mencari bukti meski sudah mencurigai bahwa pria itulah dalang dari semua pembunuhan mengerikan yang terjadi belakangan ini.

Hanya saja, saat itu keberadaan terdakwa masih dalam penyelidikan Mikage--sang Pencari. Rupanya aku yang kini berada paling dekat dengan terdakwa. Jadi bintang telah memilihku untuk menuntaskan kasus ini.

12 Tender Killer - Hakim Bagi Kaum TerbuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang