39.AWAL KEHANCURAN

406 11 0
                                    

Happy Reading!
Gimana kabarnya?

Udah bersyukur hari ini?
Udah ucapin terimakasih ke diri sendiri karena sudah bertahan sejauh ini?

Jangan lupa bintangnya;)

•••

Alin menatap nanar setiap sudut Rumahnya yang terlihat sangat sepi. Rumah sebesar ini hanya mereka tinggali bertiga dan sekarang Danzel pun sudah tidak berada disana lagi. Biasanya pagi-pagi seperti ini Alin akan kerepotan membangunkan Danzel untuk pergi ke Sekolah tapi tidak lagi dengan sekarang.

"Baru berapa jam kamu ninggalin Mama tapi rasanya Mama udah kangen banget sama kamu Zel" ucap wanita paruh baya itu sambil menatap kosong halaman rumahnya.

"Sekarang gak ada lagi yang susah Mama bangunin buat Sekolah,  gak ada lagi yang Mama omelin"

Morgan yang melihat istrinya tengah terpuruk itu memilih menghampiri istrinya dan mencoba menyejukkan pikiran sang istri. Bukan Morgan tidak terpuruk disituasi seperti ini, Morgan sangat sedih dan terpuruk tapi dia adalah seorang kepala keluarg, pria paruh baya itu tidak mau menunjukkan kelemahannya didepan siapapun. Kalau ia saja terpuruk lalu bagaimana dengan istrinya.

"Mama, jangan sedih Danzel pasti baik-baik aja" ucap Morgan berusaha menenangkan istrinya.

"Kasih tau Mama pah gimana caranya buat tetep bahagia disaat anak semata wayang kita sekarang dalam kesusahan"

"Gimana Mama mau baik-baik aja kalau Mama sendiri gak tau keadaan Danzel gimana, dia lagi ngapain"

Morgan memejamkan matanya beberapa detik untuk meredam emosinya. Disini bukan hanya Alin yang terpuruk, Morgan juga merasakan hal itu tapi Morgan mampu menyembunyikan semuanya di balik wajah tenang pria paruh baya itu.

"Kita gak boleh sedih gini, nanti siapa yang ngasih semangat buat Danzel" jelas pria paruh baya itu sambil mendekap hangat istrnya.

"Kita harus kuat Ma, Danzel butuh kita anak kita butuh dukungan dari kita jadi jangan sampai Mama drop nanti kasian anak kita"

"Mama harus kuat, kalau Mama gak kuat jagoan kita nanti gimana?"

_Danzel_

Sudah pukul dua belas siang tapi Daizy sama sekali tidak ingin keluar dari dalam kamarnya. Perasaan gadis itu sudah hancur sehancur-hancurnya setelah mendapat kabar dari Alin dan Morgan tadi pagi. Bisa dibilang Daizy adalah orang yang merasa paling kehilangan Danzel selain Morgan dan juga Alin.

Wajar saja Daizy sudah tidak mempunyai kedua orang tua, gadis itu tidak memiliki tempat bergantung selain Danzel jadi jika Danzel tidak ada Daizy tidak akan pernah bisa baik-baik saja karena saat ini yang menjadi tujuan hidup gadis malang itu hanya Danzel.

"Arghhhh"

"GUE BENCI SAMA HIDUP GUE"

"ANDAI GUE GAK BERANGKAT WAKTU ITU PASTI DANZEL GAK AKAN KAYA GINI"

"LO PEMBAWA SIAL DAIZY LO PEMBAWA SIAL"

"ARGGGHHHHH"

Gadis berambut acak-acakan itu terus menyalahkan dirinya sendiri karena kejadian tiga tahun lalu. Daizy adalah cewek yang mampu mengendalikan dirinya tapi untuk saat ini sepertinya sebutan itu kurang cocok untuk dia.

DANZEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang