BAB II

73 7 2
                                    

"huu-h"

aku menghela nafas setelah kurasakan sesak didada



"menurutmu dengan kita kembali lagi kesini apa dia akan mencarimu? " tanya woonyoung




"aku rasa itu tidak terjadi, dia sudah sangat sakit kuperlakukan seperti itu, tidak mungkin dia kembali"



"mari membuat taruhan, kurasa dia masih sangat menyukai mu" ujar woonyoung



"aku mendengarnya saja sudah jijik"



woonyoung kemudian terkekeh




"ayo kita harus cepat sebelum kepala asrama kita memberikan hukuman"




aku melihat punggung nya mulai menjauh




"yeji aku sangat merindukanmu"





setelah berjalan 10 menit aku memperhatikan ke kanan


gedung asrama yang dulu kami tempati





aku berhenti


kemudian memperhatikan detailnya yang tidak berubah sama sekali

"hei apa kamu merindukannya? " tanya woonyoung




"ya aku merindukannya" jawabku pelan



"yeji? "









aku menoleh kearahnya






"dasar aneh untuk apa aku merindukan dia? "




lagi.... aku berbohong lagi



aku melihat ke arah meja belajar dipojok kanan


Flashback

"kamu mau ini? aku ada banyak disini dan disini" ujarnya berkata senang menunjukan banyak makanan berada dilemarinya


"boleh aku mau coba kebetulan aku lapar" ujarku mengambil satu bungkus biskuit



"nanti kalau mau lagi ambil aja disini" ujarnya menepuk kepalaku pelan

Flashback off

Vertrouwen. (Lengkap✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang