BAB I

132 9 2
                                    

aku menarik koper biru mudaku ke asrama setelah hampir 1,5 tahun tidak berada disini dikarenakan pandemi covid untuk belajar melalui via online





riuh gemuruh semua orang saling menyapa selama aku berjalan disini dan seseorang menepuk pundaku



dia woonyoung

teman sekelasku yang selalu mengoceh tentang banyak hal yang terjadi setiap harinya



"tap.... srekk.... " suara langkah kaki dan tarikan koper



"deg..... "

aku seperti mendapatkan perasaan itu kembali dan akhirnya aku menoleh keasal suara


setelah menoleh
kisah dulu terputar seperti kaset lama
dimana aku melewati setiap harinya disini
dengan seseorang


ya dialah orangnya

yang melewatiku tadi dengan jacket dan masker hitamnya





woonyoung langsung menyenggol lenganku


"apa dia benar benar tidak ingin mengundurkan diri? " bisiknya kepadaku



aku menggidikan bahuku

"dia masih memiliki mental untuk itu" jawabku ketus


bibirku tidak sesuai dengan isi perasaanku

dihatiku selalu bertanya

"kenapa kamu tidak mencoba menghilang agar tidak disakiti lagi? "



aku menyalahkan diriku sendiri saat

aku memilih untuk meninggalkannya sendiri

saat aku mengusirnya tepat dengan tatapan yang menyakitkan itu


aku tau saat itu keputusan ku

mungkin menyakiti dia tapi itu salah satu cara agar kami terhindar dari masalah


Flashback

"Lia" seseorang memanggilku dari kejauhan

aku menolehkan wajahku

"kita harus bicara" ujarnya menarik tanganku tanpa persetujuan

hingga kami berada dibelakang kelas

"kamu apa benar seperti itu? "

aku mengerutkan dahiku
seolah bertanya
"why? "

"apa kamu memiliki hubungan dengan yeji? "

"yaa kami teman kenapa memangnya? "

"kalian berdua didesuskan berpacaran"

aku langsung membulatkan mata

"haa-h? "

"jauhi dia sebelum ini semakin besar" ujar soobin

"jika tidak kalian berdua dalam masalah kamu tau kan dia anak beasiswa yang kapan saja akan dicabut jika melanggar peraturan disini, kutegaskan kamu juga akan diasingkan dari keluarga jika memiliki hubungan semacam itu" lanjutnya



aku menarik nafas


"hei apa yang difikirkan semua orang dia dan aku normal tidak ada yang terjadi diantara kami"


"aku hanya memperingatkanmu" ujar soobin


"Liaaaaaa... disini kamu rupanya" ujar seseorang yang kukenal suaranya
ya dia hwang yeji


"huumm... " ujarku tersenyum


"ayo pergi" ujarnya menatap soobin sambil tersenyum

"soobin aku pinjam lia yaaa"

"jangan bawa dia!!!" tegas soobin

yeji semakin erat memegang tanganku

mata kucingnya berubah tajam


"aku ikut yeji nanti kita bicara lagi" ujarku

Flashback End

Vertrouwen. (Lengkap✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang