Pilihan

9.6K 221 1
                                    

Adi terdiam sejenak karena rasa ragu yang kuat tengah menyerangnya.

"Apakah ini pilihan yang terbaik?"

"Ehm..maaf bu, tapi apakah saya boleh melihat-lihat lagi sebentar saja..?"

Ruby segera tersenyum, dan menganggukkan kepalanya.
Adi pun segera berjalan mendekati seorang anak yang sedang bermain "Acara Minum Teh".
Menemui seorang gadis manis dengan rambutnya yang dikucir dua dan mengenakan gaun yang memiliki renda di pinggirannya.

"Sungguh anak yang manis.."

Adi mendekati gadis kecil itu dan duduk di kursi kecil, yang berhadapan dengan gadis itu.
Gadis itu menatapnya sebentar, lalu kemudian kembali sibuk dengan menuangkan "Teh Imajinasi" ke cangkir-cangkir plastik, seakan-akan ia memiliki banyak tamu.

"Boleh saya minta satu cangkir?"

Adi menatap gadis itu penuh kekaguman karena kecantikkan yang dimiliki gadis itu.
Gadis itu mengangkat wajahya dan menatap aneh pada Adi.

"Tidak boleh! Minuman ini hanya boleh diminum para raja dan ratu! Kamu kan bukan raja!"

Ucapan gadis itu sungguh membuat Adi terperangah.

"Padahal masih kecil, tapi sikapnya sudah seperti orang dewasa..
Apa jadinya kalau dia dewasa nanti..?"

Adi hanya tersenyum kecil dan segera meninggalkan gadis itu.
Ia pun kembali melangkah menemui Ruby untuk memutuskan pilihannya.

"Ya, saya akan ambil anak yang bernama Fin"

Adi merasa gugup saat menyebutkan nama itu.
Menyebutkan nama anak yang akan di adopsinya, rasanya persis seperti saat ia mengucapkan janji perkawinannya di depan altar.

Ruby memandangnya sesaat hingga akhirnya ia mengangguk mengerti.
Ruby sebenarnya merasa aneh dengan pilihan Adi.
Padahal ada banyak anak lain yang lebih cantik daripada Fin.
Tapi...
Kenapa ia memilih anak itu?

Ruby pun mempersilahkan Adi untuk berpindah ke ruang tengah.
Namun, Fin tidak ada di ruangan itu.
Di ruang bermain juga tidak ada.
Padahal anak-anak lain tampak bermain dengan mainannya di ruang bermain.
Mereka pun mencari ke dalam kamar tidur anak-anak.

"Itu Fin.."

Mereka melihat Fin yang sedang tertidur pulas sendirian.
Tidurnya tampak lelap sekali, sampai-sampai Adi kembali gemas melihatnya tidur.

"Ehm..maaf mas Adi, tapi sepertinya Fin sedang tidur siang.."

Ruby tampak ragu untuk memberikan Fin dalam keadaan yang masih tertidur lelap.
Adi tersenyum pada Ruby.

"Tidak apa-apa..
Saya akan tetap membawanya.."

Ruby hanya mengangguk setuju dengan ide Adi.
Adi pun melangkah mendekati ranjang itu, dan menatap Fin yang masih tertidur.
Perlahan, Adi menyelipkan tangannya di leher dan juga lutut Fin dan mengangkatnya pelan-pelan agar anak itu tidak terbangun.

"Ehm..Pak, Tapi barang-barang Fin belum di kemasi..."

Ruby berbicara sepelan mungkin agar Fin tidak terbangun.

"Tidak perlu, saya hanya ambil dia saja..
Terimakasih banyak ibu Ruby.."

Adi pun melangkah keluar dari rumah yatim piatu itu, diikuti dengan Ruby yang segera membukakan pintu mobil untuk memasukkan Fin ke dalam mobil mewah iti.

My Lovely DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang