Pagi ini Adi memutuskan untuk mengontrol perusahaannya yang sudah lama tidak ia ketahui perkembangannya
Saat sampai di kantornya, Adi tidak menemukan perubahan apapun pada bangunan itu, maupun pada para pegawainya.
Pagi ini pun,semua pegawainya tampak ramah menegurnya di kantor.Walaupun dibalik itu semua, sebenarnya mereka merasa jijik dan ngeri pada seseorang yang telah divonis memperkosa anaknya sendiri itu.
Adi menaiki lift yang berada di hall, dan menuju ke kantornya
Saat sampai, ia pun segera turun dan memasuki ruang kerjanya di lantai 28.
Saat membuka pintu ruang kerjanya, Ia terdiam sejenak saat menemukan Otto yang sedang sibuk memeriksa laporannya pagi ini."Nampaknya kamu sedang bekerja keras?"
Suara itu segera membuat Otto terlonjak kaget karena melihat sang pemilik perusahaan sedang berdiri di depannya.
"Eh Adi..!"
Otto segera bangkit dan memberikan pelukan hangat pada sahabat sekaligus atasannya itu.
"Aku benar-benar bersyukur karena kamu yang jadi wakil perusahaan ini..."
Adi melepaskan pelukan mereka, dan menatap lurus ke dalam mata sahabatnya yang berada di balik bingkai kacamata itu.
"Untunglah kamu keluar lebih cepat dari penjara itu Di.."
Senyum ketulusan tampak tersungging di wajah tampan itu.
Melihat senyum diwajah Adi, Otto pun memberanikan diri untuk bertanya lebih jauh tentang masalah yang tengah dihadapi sahabatnya itu."Kamu udah pulang lagi ke rumah?"
Adi merasa kaget mendengar pertanyaan yang cukup sensitive itu.
Pertanyaan itu pun sempat membuat Adi termenung sejenak.
Ragu untuk menjawab sebuah kebenaran."Iya..Saya sudah pulang.."
Jawaban Adi terasa sangat mengherankan Otto.
Otto mengerutkan keningnya, karena bingung dengan jawaban sahabatnya itu.
Jika Adi sudah pulang ke rumahnya, itu berarti ia sudah bertemu kembali dengan anak angkatnya."Berarti kamu sudah ketemu sama anak kamu itu?"
Adi tahu pasti bahwa Otto akan menanyakan hal itu.
Seumur hidupnya, Hanya Otto dan Fin lah yang paling ia percaya untuk menyimpan rahasia-rahasia kelamnya.
Saat ia di vonis dua tahun penjara, Otto adalah orang luar yang pertama kali mengetahuinya, karena Adi yang langsung menelfonnya saat itu juga.
Adi sudah menceritakan segalanya pada Otto.
Awalnya Otto tidak percaya dengan cerita Adi, karena Otto cukup mengenal Fin, bahkan sejak pertama kali ia bekerja di perusahaan itu.
Namun akhirnya Otto memilih untuk mempercayai Adi sebagai sahabatnya."Iya...Aku sudah bertemu dengannya.."
Adi merasa berat untuk menjawab pertanyaan itu, entah mengapa.
Otto tahu pasti tentang seluk beluk rencana sahabatnya ini untuk membalaskan dendam pada anak angkatnya itu.Tapi...
Haruskah ia menyiksa anak angkatnya sendiri seperti rencananya yang pernah ia ceritakan?"Apakah Fin masih hidup..?"
Otto bertanya pelan sekali.
Ia takut Adi akan marah besar dengan pertanyaannya itu.
Namun ternyata dugaannya itu salah besar.
Adi malah terdiam dan terlarut di dalam pikirannya.
Entah apa yang membuatnya begitu serius di dalam otaknya kali ini."Tolong jangan lagi bahas hal ini...
Banyak pekerjaan yang harus kubereskan.."Adi berkata demikian sambil berlalu mendekati komputernya.
Otto masih terdiam di tempatnya berdiri, masih ada rasa penasaran di dalam benaknyaApakah Fin sudah mati?
Apakah Adi sudah menghabisinya?Pertanyaan itu terus berputar di dalam pikiran Otto.
Jujur saja, ia pun juga cukup dekat dengan putri dari sahabat sekaligus atasannya itu, karena saat dirinya masih bujangan, ia sering bermalam di rumah mewah milik Adi.Haruskah hidup gadis itu berakhir mengenaskan seperti itu?
Haruskah?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Dad
RandomFin adalah anak berumur 4 tahun yang diambil oleh Adi, sebagai anak angkatnya. Namun saat berumur 18 tahun, Fin mengetahui bahwa ayahnya akan bertunangan dengan seorang janda muda bermuka dua. Ia pun menjebloskan ayahnya ke penjara, untuk menggagalk...