Comission by: Kurokun
Genre: Romansa fluffy/ 5117 words🌼TERIMA KASIH🌼
.
.
.
.
.Pantai yang indah memanggil sunset di senjanya, riuhnya hujan menyimpan kelabu nan sendu, lalu cerahnya pagi mempersembahkan merdunya kicau burung. Seakan-akan mereka ada demi saling menyempurnakan beragam citra alam.
Kata para sahabat; keduanya adalah panutan. Tetangga bilang; pasangan muda serasi. Teman-teman tak jarang mengeluh; bagaimana caranya agar bisa tetap harmonis? Ayah ibunya berpesan; semua tenteram karena baiknya komunikasi.
.........🌼.........
"Maafkan aku, kamu jadi ikutan repot. Mau pergi pagi-pagi, tetapi malah sibuk mengurus anak."
"Tidak apa-apa, ini kesepakatan kita berdua. Aku sekalian mandi juga 'kan? Pakaikan baju mereka, nanti masuk angin."
"Pakaianmu?"
"Bisa kuambil sendiri," kata Uzumaki Naruto. Si ayah muda yang sejak tiga tahun belakangan menyandang gelarnya.
"Kalau sudah, langsung turun ya. Kita sarapan." Lalu Uzumaki Hinata beringsut ke kamar mandi, hendak menarik anak-anaknya dari sana. Begitu pintu dibuka, bisingnya kontan menyambut. Ketiga bocah di dalam tertawa gembira sembari bermain air. Padahal bibir mereka pun membiru sekarang, namun tak jua tampak dapat menghentikan kesenangan itu.
"Mereka tidak mau keluar, makanya aku memanggilmu."
"Anak-anak sangat suka main air." Sempat mendesah, sebelum Hinata mengangkat satu-persatu anaknya dari bak mandi, "Kawaki, jangan mengajari yang tidak-tidak pada adikmu." Anak tertua turun ke lantai. Hinata mengelap badan serta memakaikan handuk di pinggangnya. "Boruto, jika kakakmu berbuat salah--kamu tahu harus apa 'kan?"
"Menegurnya, Bu."
"Bagus, lain kali jangan ikut-ikutan." Handuk jua melilit di pinggul Boruto, jangka bocah ini berdiri tegak di sebelah kakaknya. "Hima--"
"Tahu Mama, kalau Kawaki sama Boruto enggak mau dengar--Hima harus panggil Mama." Ketiganya pun digiring keluar, Hinata sendiri yang mengemasi anak-anaknya.
"Yakin tidak mau coba pakai jasa baby sitter?" Tanya Naru selagi dia mencari pakaiannya di dalam lemari.
"Aku masih sanggup. Atau kamu yang cape? Berapa kali kubilang ..."
"Masalahnya aku tidak bisa membantumu selama 24 jam, takutnya kamu bosan. Banyak orang kesulitan saat mengurus satu bayi dalam masa pertumbuhan. Kita punya tiga."
"Anak-anakku lucu, cerdas dan yang terpenting sehat. Justru dengan adanya mereka, aku jadi tidak pernah kehilangan semangat," tanggap Hinata secara terang-terangan, sementara si tiga bocah sudah mendahuluinya berlari kecil keluar.
"Kapanpun berubah pikiran, beritahu aku. Kita bisa cari solusinya."
"Jangan khawatir, ada Haruko yang membantuku di dapur. Dia juga bersih-bersih rumah, memasak. Cuma mengurus tiga anak, aku bahkan masih sanggup melayanimu sepenuhnya."
"Baiklah. Tidak akan kutanyakan lagi, kecuali kamu yang bicara duluan. Susul mereka, anakmu sudah berteriak di sana." Dan Hinata bergegas menuju kamar anak-anak, saat telinganya menangkap lengkingan Boruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI
FanfictionKumpulan cerpen AU couple NH. Edisi ide dadakan sayang dibuang.