13 ~ Curiga

561 121 104
                                    

Entah memang nyata atau hanya prasangka
Kamu membuatku semakin curiga
Seolah ada kejanggalan tapi entah apa
Atau mungkin sebaiknya tidak berburuk sangka

~ author

Sampai sekarang Zweitson masih belum mengetahui apa yang sebenarnya Fiki ketahui dan tengah ia cari entah dia tengah bermain teka teki atau sedang memecahkan misteri. Adiknya itu kini seolah sulit didekati dan punya dunia sendiri. Dia menolak untuk pergi menemui Fenly ataupun orang lain. Perubahan sikap Fiki kali ini sungguh membuat Zweitson kebingunggan.

Zweitson mendekati Fiki yang saat ini masih asik dengan laptop dan catatan miliknya yang entah berisikan apa, mungkin sebuah rahasia sehingga saat Zweitson mencoba untuk mengetahui apa yang tengah dia catat dan dia cari, Fiki segera menutup catatannya dan merubah laptopnya ke halaman utama. Sepertinya Fiki memang punya rahasia yang tidak ingin dia bagi pada siapapun termasuk Zweitson.

" Fik... Lo sebenernya rahasiain apa sih dari gue? Lo kenapa? Lo bilang kita itu saudara kan? Lo juga bilang kalau saudara itu ngga boleh simpen rahasia, ngga baik. Tapi sekarang apa? Lo kaya punya dunia sendiri tanpa ada niat berbagi, ini yang Lo bilang ngga ada rahasia? " Tanya Zweitson yang membuat Fiki menunduk

" Gue belum siap cerita.... Gue sendiri belum yakin sama apa yang gue temuin Son, bisa aja ini cuma perasaan gue dan bukan fakta sebenarnya, biarin gue cari tahu kebenarannya apa dan setelah itu gue bakal cerita semuanya sama Lo... Janji "

" Jangan buat gue khawatir ya Fik, mau gimanapun Lo Adek gue, gue sayang sama Lo dan gue ngga mau sampe Lo kenapa-napa "

" Iya... Bawel banget sih heran gue... "

" Eh Fik... Main ke rumah kak Fenly yuk ! Kita udah lama banget lho ngga kesana, lagian cuma kak Fenly sama Aji kan yang beneran mau temenan sama kita setelah tahu siapa kita sebenarnya "

" Yaudah deh, gue siap-siap dulu abis itu kita ke rumah kak Fenly "

" Oke, gue tunggu didepan ya "

Fiki mengangguk, sementara Zweitson memilih untuk keluar kamar membiarkan adiknya itu bersiap-siap. Tak berapa lama Fiki sudah siap dengan Hoodie Hitam yang senada dengan warna celana panjang miliknya, ia mendekati Zweitson dan langsung mengajak kakaknya itu untuk pergi ke rumah Fenly.

Diperjalanan wajah cemas Fiki tak luput dari perhatian Zweitson, tapi untuk sekedar bertanya Zweitson tidak ingin melakukannya. Dia lebih yakin Fiki tidak akan menjawab pertanyaan Zweitson itu. Kini mereka telah sampai, seperti biasa mereka meminta body guard mereka untuk menunggu di mobil karena tidak ingin membuat pemilik rumah merasa tidak nyaman.

Kedatangan mereka kali ini disambut oleh seorang pria yang belum pernah mereka temui tapi sudah mereka ketahui saat melihat foto pria tadi yang tengah bersama Fajri dan Fenly. Mereka saling melempar senyum dan menjabat tangan pria dengan rambut gondrong tadi, entahlah Fiki merasa aneh saat berjabat tangan dengan pria ini, dia memiliki perasaan tidak enak saat menjabat tangannya, jadi Fiki segera melepas jabatan tangan mereka dan berusaha menutupi perasaannya itu dengan bersikap sewajar mungkin.

" Ayo masuk Fajri sama Fenly ada didalam tuh lagi main game tadi, gabung aja " kata pria bernama Shandy yang tak lain adalah kakak dari Fajri dan Fenly

" Makasih bang... " Kata Zweitson yang kini langsung menarik lengan Fiki yang sedari tadi diam untuk masuk kedalam rumah, mereka langsung bergabung dengan Fajri dan Fenly yang masih asik bermain game

" Ehhh Fiki, Zweitson... Kalian kesini kok ngga bilang? Mau latihan lagi atau gimana? " Tanya Fenly yang sesekali masih fokus pada gamenya

" Engga kak, kita mau main aja... Lagian udah lama ngga kesini, iya kan Fik? " Jawab Zweitson

S H A D O W || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang