16 ~ Jam Pasir (b)

497 122 108
                                    

Aku suka bermain dengan waktu
Aku suka bermain dengan kamu
Tapi kamu payah
Baru sebentar sudah kalah

~ author

Gilang menghentikan laju motor miliknya saat sudah berada di depan rumah Fenly, ia melihat Fenly yang masih terlelap dari kaca spion motor miliknya, ada perasaan hangat saat melihat betapa lucunya wajah Fenly saat tertidur tapi ada perasaan sakit saat ia tahu jika Fenly tertidur karena terlalu lelah. Sebenarnya Gilang tidak tega membangunkan Fenly tapi dia tidak mungkin membiarkan Fenly terus tidur diatas motor miliknya.

" Fen... Fenly.... Bangun dulu yuk ! Udah sampe rumah " kata Gilang selembut mungkin takut jika Fenly terkejut

Fenly tampak membuka matanya dan memperhatikan sekitarnya, ia sedikit tersenyum pada Gilang yang tadi mengantarnya, dengan bantuan lengan Gilang Fenly turun dari motor, Gilang sendiri heran saat melihat Fenly, kenapa bisa ada orang yang tetap terlihat begitu tampan bahkan saat dia mengantuk.

" Makasih ya bang.... Mau mampir ngga ? " Tawar Fenly

" Udah malam banget bahkan ini itungannya udah pagi Fen, ngga enak sama yang punya rumah. Mending Lo masuk terus mandi dan langsung istirahat, kayanya capek banget gitu " kata Gilang dan entah apa yang tengah merasuki Gilang, tangan pemuda itu terulur untuk merapikan rambut Fenly yang sedikit berantakan.

Mendapat perlakuan manis dari Gilang membuat Fenly yang tadinya mengantuk jadi kembali ingin menangis, ia tidak pernah diperhatikan seperti ini oleh kakaknya tapi kenapa Gilang yang bahkan baru ia temui beberapa kali sudah seperhatian ini pada Fenly ? Fenly meraih tangan Gilang yang masih ada di kepalanya kemudian mencium tangan Gilang.

" Fen masuk ya bang... Bang Gilang hati-hati pulangnya " kata Fenly yang kini langsung berbalik dan melangkah menjauh dari Gilang, ia tidak ingin Gilang tahu jika dia tengah menangis.

Setelah ia mendengar motor Gilang menjauh, Fenly kembali menoleh dan tersenyum tipis, andai Shandy juga seperhatian itu padanya. Fenly menggeleng pelan dan kini segera masuk kedalam rumah, ia menaiki tangga untuk menuju kamar miliknya, dengan hati-hati ia membuka pintu takut jika Fajri akan terbangun, saat masuk kamar miliknya ia melihat Shandy yang tampak memeluk Fajri, mereka tertidur dengan damai, sekali lagi Fenly terseyum dan kembali keluar kamar dan menutup pintunya.

" Mungkin emang lebih baik gue ngga pulang tadi... Sial !!! Sakit banget sih rasanya gini doang juga " kata Fenly sambil menepuk dadanya pelan

Fenly memilih berjalan menuju kamar kedua orangtuanya dan kini memilih istirahat di kamar itu. Ia menghela nafas berat, sebelum akhirnya menyembunyikan tangisnya dibalik guling yang tengah ia peluk.

" Sehari aja.. gue pengen rasain jadi Fajri, gue juga mau kaya dia yang selalu dan selalu dapet kasih sayang dari semua orang. Waktu papa sama mama masih ada mereka sayang ke Aji sampe lupa sama gue, giliran mereka udah ngga ada kak Shandy yang lupa sama gue dan fokus ke Aji... Gue kapan ? Kenapa gue bener bener ngga keliatan di keluarga ini sih? Gue benci sama Lo Ji.... Tapin gue juga ngga mau kehilangan Lo "

" Lo tahu ngga sih Ji, kalau cuma demi Lo gue rela jalan kaki? Lo tahu ngga secapek apa gue kerja tapi gue ngga pernah sekalipun menikmati hasil kerja gue selama ini? Bahkan saat gue capek begini ngga ada yang berusaha kuatin gue... Jujur gue capek banget sama semua ini, gue bosen sama Lo yang selalu terlihat lemah dan gue yang selalu dipaksa kuat. Gue benci kalau terus diingatkan Lo itu sakit dan gue sehat... Tapi orang yang sehat sesekali juga bisa sakit kan Ji? Sesekali orang yang sakit juga bisa terlihat sehat... Tapi kenapa ini engga ya? "

Fenly mengeratkan pelukannya pada guling saat mendengar seseorang membuka pintu kamar yang saat ini dia tempati, Fenly sudah bisa menebak siapa orang yang kini berjalan kearahnya itu. Siapa lagi jika bukan kakaknya. Ia merasakan jika Shandy saat ini duduk didekatnya tapi Fenly memilih untuk tetap menyembunyikan wajahnya.

S H A D O W || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang