Semua kini menjadi misteri tak terjawab
Karena siapa yang berani ungkap
Dia akan menyusul mereka yang pergi
Pssssttt diam dan rahasiakan !
~ authorShandy berjalan pelan menuju sebuah makam sambil membawa bunga mawar yang cantik, ia berlutut di depan makam seseorang dan meletakan bunga tadi sambil tersenyum manis. Ia mengusap nisan itu pelan, air matanya kembali jatuh ketika teringat wajah sang adik yang sudah pergi jauh meninggalkan dirinya.
" Fen... Kakak kangen, bener kata orang kalau obat kangen itu cuma ketemu... Iya kan? Jadi bentar lagi kakak bakal temuin Fen... Fen seneng kan? Nanti disana kita main bareng ya Fen, kakak janji ngga akan bentak Fen lagi... Kakak janji ngga akan kasar lagi, tunggu kakak ya dek, bentar lagi kita ketemu... Kakak sayang sama Fen, sayang banget... "
Setelah mengatakan itu Shandy bangkit dan kini kembali berjalan mendekati Ricky, tatapan kesal yang pernah Ricky tunjukkan dulu kini berubah menjadi tatapan iba melihat betapa sayangnya Shandy pada semua orang disekelilingnya, dalam sudut pandang lain Shandy adalah orang yang sangat baik tapi dari sisi hukum Shandy tetap saja bersalah.
" Lo ngga mau ketemu Fajri? " Tanya Ricky setelah Shandy kembali masuk kedalam mobil
" Baiknya engga Rick, gue ngga mau liat dia kecewa lagi... Dia juga ngga mungkin mau ketemu gue karena udah bunuh saudara kembarnya. Kita pergi aja... Bukanya gue nanti malem harus jalani hukuman gue ya? "
" Shan... Gue pernah kesel banget sama Lo, tapi sekarang gue jadi salut liat Lo.... Lo orang baik, gue tau itu... Lo mau dieksekusi dengan cara apa? " Tanya Ricky
" Terserah... Gue ngga ada niat milih... Yang penting gue bisa ketemu Fenly "
" Ummm... Semoga dikehidupan kita yang lain, kita bisa kembali ketemu dan semoga gue bukan orang yang semeyebalkan sekarang ya "
" Lo cuma melakukan tugas Lo Rick, santai aja lagi " Ricky mengangguk mengerti dan Kni mereka sudah tiba di kantor polisi, Ricky memerintahkan beberapa penjaga untuk mengantar Shandy kembali ke sel agar Shandy bisa istirahat.
Shandy bersandar pada dinding sel yang terasa dingin, sebentar lagi dia akan menjalani hukumannya, Shandy terseyum tipis mungkin ini cara yang diberikan Tuhan untuk Shandy menjaga dan melindungi Fajri, semoga setelah ini Fajri berhenti berulah.
Tepat waktu dimana Shandy akan menjalani hukumannya dia melihat Nindy yang datang, meski polisi melarang tapi Nindy bersikeras untuk tetap datang dan ingin bertemu Shandy, Ricky memberi waktu bagi Shandy untuk berbincang singkat dengan Nindy.
" Hai... Kenapa Dateng? Aku ngga mau liat kamu nangis" kata Shandy sambil mengusap air mata Nindy dengan tangannya
" Aku mau ketemu kamu.... "
" Nin... Kali ini aku benar benar pamit... Aku ngga akan bisa jagain kamu lagi setelah ini, janji sama aku kalau kamu harus bahagia oke "
" Shan... "
" Kita putus aja ya Nin... Aku ngga mau bikin kamu terbebani, aku juga ngga mau ninggalin kamu kaya gini "
" Ngga mau... "
" Nindy... Aku masih sesayang itu sama kamu, aku minta putus bukan karena aku ngga sayang lagi tapi karena aku tahu ini yang terbaik buat kita, udah ya ! Jangan nangis lagi, aku pamit "
" Shandy.... "
Nindy perlahan ikut melangkah menuju tempat dimana Shandy akan menerima hukumannya, Shandy terlihat memakai penutup mata dengan beberapa orang yang siap menembak tubuhnya. Rasanya Nindy tak sanggup melihat ini. Tepat saat pelatuk milik penembak ditekan Nindy langsung berbalik ia tidak ingin melihat Shandy. Nindy terisak kuat sambil menutup telinganya ia tak ingin mendengar suara apapun, Ricky yang berada di sisi Nindy merangkul Nindy dan menuntunnya untuk menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
S H A D O W || Un1ty
FanfictionSeperti bayangan yang terus mengikuti Terus ada bersamamu bahkan hingga mati Seperti itu juga kesalahan Dia akan ikut bersamanu Dia bahkan temukan persembunyianmu Kamu tidak bisa menghindar Kamu tidak punya pilihan Kamu telah tamat Berita kem...