"He has certainly succeeded who purifies himself And mentions the name of his Lord and prays. But, you prefer the worldy life, While the herafter is better and more enduring." [Q.S 87 : 14-17]
Ayat-ayat yang indah diatas saya pilih sebagai pembuka buku ini, ayat yang membantu kita untuk menentukan akan menjadi pribadi seperti apakah kita, dan apa yang seharusnya menjadi dasar bagi kehidupan kita, manakah yang lebih baik untuk kita pilih? Keindahan sementara ataukah kemenangan abadi? Dibawah langit yang semakin kelabu setiap kali jarum detik bergerak, kita semakin lupa bahwa dunia hanyalah sebuah sarana, untuk mengemban dosa atau meraih pahala, maka janganlah berdiam ditengah tangga, karena selama apapun kita berdiam diri hanya akan ada dua pilihan didalam hidup, naik menuju rahmat atau turun kedalam kehinaan.
Tanpa moral dan akhlaq, kemanusiaan akan hilang melalui pencarian akan kebahagiaan yang tak pernah terpuaskan karena memburu nafsu dan keinginan tak pernah disadari sebagai sesuatu yang harus dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab, menjadikan seseorang lupa akan tujuan atas kehidupanya didunia, memikirkan kebahagiaan diri sendiri diatas kepentingan orang lain hingga berfikir bahwa kita adalah yang terbaik dan hanya akan sadar ketika kita jatuh seperti mantan penghuni surga yang kini dipenuhi kebahagiaan atas pengikutnya yang semakin ramai berbaris dibelakangnya.
Tanpa moral dan akhlaq, generasi muda menikmati cinta dengan cara yang berbahaya, rangkul pinggul, kecup bibir dan berduaan adalah dosa yang biasa ketika akhlaq dan moral dipukul jatuh oleh romansa indah remaja yang mengikat erat semua urat syahwat, sementara ia masuk kedalam genggaman mereka yang menjadikan mendekati zina alasan untuk mengenal, mencari pengalaman dan melihat latar belakang, menghadirkan zina sebagai sebuah pilihan ketika dimudahkan oleh media sosial untuk menyampaikan kata dusta tanpa fakta membuatnya lupa bahwasanya cinta tak dapat dikatakan melainkan dibuktikan, tak dapat dibuktikan tanpa pengalaman, tak dapat dialami tanpa diawali dengan kejujuran dan kesucian.
Tanpa moral dan akhlaq, seorang pria memandang dunia sebagai tujuan, memandang wanita sebagai objek atas membaranya nafsu yang tak terkendali karena terus disulut oleh tayangan menggigit syahwat yang dinikmati dan diminati sebagai aspek penting dalam sebuah hiburan, tayangan apapun yang disajikan berisikan aksi amoral sementara sulit baginya untuk menghindar ketika semua itu berada dalam genggaman dan hanya berjarak satu ketukan, mengurangi diri dari kebajikan dengan menghilangkan perlahan kepekaan dari penilaian jiwa kepemimpinan, mengecoh akhlaq dengan hiburan yang disisipkan atraksi kesukaan para penghuni api.
Tanpa moral dan akhlaq, seorang wanita memberanikan diri membuka apa yang dimaksudkan untuk tertutup, entah itu pakaian maupun perkataan atas keburukan, ngotot meminta untuk dihormati ketika lupa arti kata terhormat, dimanjakan oleh media sosial sebagai pameran keindahan privasi yang sekarang menjadi milik semua orang, berbagi kehidupan pribadi seakan-akan rumah tangga adalah urusan semua pihak, bermain rumah-rumahan yang berujung saling merendahkan karena hilangnya kesucian, privasi tak berarti ketika sindiran dan kutukan dilampirkan dalam pamflet status era digital, menjadi kecintaan bagi syaitan untuk dapat terus berduaan dan bergandengan tangan menuju kehancuran dan kecelakaan.
Tanpa moral dan akhlaq, arti nafkah bias dalam kepala seorang ayah, diambilnya apa yang bukan menjadi hak baginya, adu sikut dan injak dada menjadi olah raga favorit di mayoritas kantor seluruh penjuru negeri dan menjadikan ia salah satu atlitnya, pulang kerumah hanya lelah, menghibur diri dengan hiburan malam hari yang melepaskan ikatanya dengan rumah illahi, Imam keluarga bukan lagi sebuah tanggung jawab dan kewajiban melainkan sebuah status yang digunakan sebagai senjata pemenangan dalam sebuah perdebatan atas kegilaan yang timbul karena riba yang dimakan bersama, kekayaan dan kesuksesan menjadi tujuan utama, menghilangkan dasar pemikiran bahwa ini semua hanyalah sarana menuju rahmat-Nya namun ketakutan akan kesulitan membawanya pergi jauh dari keselamatan.
Tanpa moral dan akhlaq, hilang makna tiga kali disebut bagi seorang ibu, urusan utama adalah soal perut, membiarkan pikiran dan hati anak-anak kosong dari ilmu dan pelajaran yang diamanahkan oleh pribadi yang mengurangi setengah dari sakitnya sakaratul maut, sibuk dengan group berisi gossip yang menjadi konflik yang sebenaranya mampu dihindari namun enggan karena dalam pikiranya hanya itulah hiburan dan pertemanan yang bisa ia dapatkan, memberikan "senjata berbahaya" pada anak-anak hanya agar mereka berhenti menangis dan mulai bernyanyi sambil diselingi beberapa pornografi yang luput dari pengawasan karena keengganan untuk melaksanakan apa yang diwajibkan, begitu kuatnya sebuah serangan sehingga mampu melengahkan seorang ibu dari nalurinya untuk bertahan, janganlah kalian lupakan bahwasanya syaitan takkan berhenti hingga kita semua ia dapatkan.
Tanpa moral dan akhlaq, agama menjadi sebuah wahana penggalang dana, hilang sudah kehangatan berdisuksi menuju solusi berganti dengan konflik dalam bentuk video berdurasi, fokus utamanya adalah membedakan si A dan si B, kedalaman ilmu menjadikan umat beragama robot untuk melabeli orang lain seperti produk yang keluar dari pabrik, tingginya pengetahuan melesat jauh seiring dengan kesombongan akan apa yang sebenarnya dapat dicabut oleh Yang Maha Memiliki kapanpun Ia kehendaki, agenda keagamaan menjadi sajian dalam pentas riya media sosial sebagai sarana mempersoleh diri dimata publik, melupakan bahwa dalam sebuah ayat peringatan atas siksaan terperih diberikan justru bagi mereka yang beriman.
Rasulullah SAW bersabda :
"Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya", maka para sahabat bertanya; 'tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah?' beliau menjawab: "tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai". [H.R Bukhari No.5982]
Hidup adalah sebuah pilihan yang disertai berbagai ujian – ujian yang mengarahkan kita pada terbentuknya jati diri dan menjawab pertanyaan manusia manusia macam apa kita selama kita hidup di dunia ini?, maka hingga nanti ajal menjemput sebagaimana Rasulullah SAW sampaikan "niat dan niat maka kalian akan sampai" marilah kita berniat untuk membuat sebuah perubahan yang besar dan berarti terhadap perbaikan kualitas moral dan akhlaq diri kita dan kerabat kita demi menuju kepada rahmat dan pertolongan dari Allah SWT dimana di akhir nanti hanya hal itulah yang dapat membawa kita kedalam keselamatan dari panasnya api hitam yang berkobar dibawah telapak kaki kita, dan marilah kita tingkatkan kesadaran terhadap segala sesuatu yang kita jalani, semua alat yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari bahwa itu semua hanyalah sebuah alat dan sarana bagi kita, dan sudah seharusnya segala sesuatu yang mempermudah kita menjadikan kita rendah hati dan berusaha lebih banyak untuk mempergunakan kemudahan dan alat serta sarana tersebut untuk meraih ridha serta rahmat Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa melekatkan ahkalqul karimah dan kompas moralitas yang jelas dalam diri kita sebagai alat bagi kita untuk menentukan pilihan-pilihan kita didalam kehidupan kita yang sementara, semoga Allah SWT melepaskan segala keterikatan yang berlebihan antara kita dan dunia sehingga mampu diri kita untuk tidak memilih kehidupan duniawi secara secara berlebihan diatas kehidupan akhirat yang kekal, Amin Allahuma Amin.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerimis Hitam Merah
Não FicçãoTulisan ini hanyalah pencurahan atas sudut pandang penulis terhadap kehidupan dan dampak atas perkembangan zaman terhadap kualitas moral, tidak ada sedikitpun maksud dan niat untuk merendahkan, mendiskriminasi, ataupun mensalah artikan siapapun atau...