Dengan panik Haechan berlari ke kamar Jaemin memastikan keadaan para member. Membuka pintu kamar Jaemin,"JAEMINNN!!!!"
__________
Haechan melihat isi dalam kamar Jaemin. Satu kata, BERANTAKAN. Hanya itu yang bisa ia jabarkan. Jaemin terduduk di lantai memegangi kepala bagian atas telinga kiri dengan kedua tangannya. Darah merembes dari sela sela jarinya mengalir turun.
Haechan berteriak tadi karena matanya yang langsung tertuju ke arah Jaemin yang terduduk di lantai dengan Jeno yang berjongkok di depannya.
Haechan dengan panik bergegas menghampiri lalu berjongkok melihat keadaan Jaemin. Jaemin dan Jeno mendongakkan kepalanya menatap Haechan yang berteriak memanggil nama Jaemin.
"Chan, telepon ambulan cepet, Chan?" Kata Renjun setelah tersadar dari rasa terkejutnya karena ia yang tadi sedang tidur bersama Jisung di ranjang mendengar suara yang memekakkan telinga lansung terbangun dengan pusing mendera.
"Gak usah. Kita ke rumah sakit aja." Ucap Haechan yang sedang mencari kain di almari milik Jaemin untuk menutup luka Jaemin.
"Chenle, lo kabari Mark hyung,"
"Jen, lo siapin mobil." Final Haechan.
Mereka yang yang disebut oleh Haechan pun bergegas melaksanakan perintahnya.
Haechan yang sudah menemukan kain yang di carinya(kaos warna putih berbahan lembut), jongkok di depan Jaemin lalu melipat kaos yang di dapatnya.
"Coba liat. Singkirin tangan lo, Na!" Jaemin melepas pegangan pada kepalanya.
"Dalem gak, Chan??"
"Enggak terlalu." Menutup luka tersebut dengan kaos Jaemin.
"Sendal lo dimana dah Jaem?" Haechan celingukan mencari sandal Jaemin.
"Lah?? Dipake Jeno kalik?"
Jeno emang kalo di dalem rumah nggak pernah pake sendal, pake sendal cuma kalo mau ke kamar mandi, itupun sandal cuman stay di depan pintu kamar mandi kaga pindah-pindah. Kalo nggak pake sendal nggak bisa ngerasain dingin lantai enak, dingin enak katanya.
"Gendong gue, Chan." Lanjut Jaemin.
"Dih ogah, kan yang sakit palalu"
"Banyak pecahan kaca nih. Kalo nggak di gendong yang luka bukan cuman kepala doang kaki juga nih."
"Lu berat Na. Suruh Icung sana,"
"Hehh!! Lu nggak liat tuh dua orang nempel kek cicak gancet," tunjuk Jaemin ke arah ranjang yang di atasnya terdapat Renjun dan Jisung dengan posisi duduk sinden pelukan hadap-hadapan menatap mereka.
Haechan menoleh menatap arah tunjuk Jaemin dan benar saja apa yang di katakannya.
Haechan menghela nafas, "ngerepotin lu. Ayo deh."
Haechan berbalik berposisi jongkok di depan Jaemin. Jaemin naik ke punggung Haechan, menyamankan posisinya, memeluk Haechan dengan tangan kanannya karena tangan kiri memegangi kaos yang di beri Haechan tadi. Haechan berusaha berdiri lalu dan yah berhasil walau sedikit oleng.
"Lu berat banget dah, Na"
"Udah ah cepet. Kepala gue udah cenut-cenut nih,"
"Hehh Njun, Sung ayo elah." Lanjut Jaemin pada Renjun dan Jisung yang sepertinya masih betah berpelukan.
Renjun dan Jisung buru buru menyusul Haechan dan Jaemin turun kebawah. Bergegas ke rumah sakit dengan Jeno yang menyetir. Tentunya dengan Jaemin yang sudah memakai sendalnya yang memang di pakai Jeno turun tadi.
Mereka sudah ada di rumah sakit. Jaemin sedang di tangani oleh dokter. Kepalanya di botakin dikit pas di bagian lukanya karena mau di jahit.
Untung yang luka cuman Jaemin yang lain gak kenapa-napa. Jaemin duduk persis di samping Jendela mana pake kaos kutang lagi untung nya juga kulit putih mulusnya nggak kena pecahan kaca jendela. Baru samping Jaemin, Jeno sama Chenle.
"Nana kena apa si sampe kepalanya kudu di jahit gitu?" Tanya Renjun pada Jeno karena tadi Jeno yang duduk di lantai samping Jaemin.
"Jadi ceritanya gini,"
"Tadi tuh, di kamar cuman pada ngelamun liatin jendela kamar abis itu denger suara klakson mobil kenceng banget kek mau tabrakan gitu, gue penasaran yakan, gue berdiri liat tuh, di bawah gue liat ada dua orang pake item-item gitu yang satu udah ancang ancang lempar barang warna putih ke arah sini ya gue refleks nunduk ngehindar lemparannya ehh yang kena malah Jaemin yang ada di belakang gue,"
"Jendelanya pecah nimpa gue, untung gue pake hoodie jadi nggak kena. Nah si Jaemin kepalanya tuh kena barang yang di lempar itu. Jadinya bocor deh tuh kepala." Lanjut Jeno.
"Barangnya apa sih, hyung?" Tanya Jisung.
"Gue nggak liat jelas nya cuman benda warna putih gitu doang soalnya gue pas itu juga langsung ngecek si Jaemin." Jelas Jeno.
"Gue liat, tapi cuma sekilas sih, kaya kertas diremes-remes jadi sebesar kepalan tangan." Lanjut Chenle memberitahu.
"Chenle, ambil?" Tanya Haechan.
"Enggak. Emm-"
"-kayanya ngegelinding di bawah meja speaker Jaemin hyung."
Haechan mengangguk-anggukan kepalanya,"Yodah, nanti kasi tau gue ada dimana"
"Gue mau ke toilet." Ucap Haechan lalu berjalan ke arah toilet.
Gruduk gruduk
Mereka(kecuali Haechan)yang sedang duduk di bangku tunggu IGD, menoleh ke arah datangnya suara.
Mark dan Jaehyun lari kesetanan ke arah mereka. Setelah sampai lalu nyender di tembok rumah sakit sambil mengatur nafasnya.
"Kok gak sama manager, hyung??" Tanya Renjun.
"Lagi bayar administrasi." Jawab Jaehyun pelan dengan nafas mulai normal.
"Jaemin, hosh gimana?" Ucap Mark seperti orang sesak nafas.
"Masih di tangani sama dokter."
"Kok bisa gimana sih ceritanya??" Tanya Jaehyun pada siapapun yang mendengarnya.
Jeno menghela nafas lalu menceritakan kejadian tadi sama persis seperti ia menceritakan kepada Haechan dan yang lain tadi.
Haechan bersender di wastafel sambil memutar-mutarkan flashdisk di tangannya.
"Musuh gue bukan sih, perasaan banyak banget yang musuhin gue?"
"Kan jadinya, ga jadi nih gue pulang, ribet banget heran."
Haechan menelepon Eommanya mengatakan kalau ia tidak jadi pulang karena digrupnya ada sedikit masalah.
Haechan masih memikirkan siapa yang meneror Dreamis. Beberapa menit kemudian,
Haechan mengacak rambut kepalanya brutal, "ARRGHH!! Si kembar bukan sih. Bodoamat lah."
Si Kembar gak tuhh wkwk.
Vote and coment sabi kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee's Personality (On Going)
FanficPara member NCT yang hampir 7 tahun lamanya hidup bersama Donghyuck tidak membuat mereka akrab dengan Donghyuck. Mereka yang melihat pola hidup Donghyuck hampir 7 tahun hidup bersama tersebut pastinya beranggapan bahwa 'hidup Donghyuck monoton'. Tap...