CHAPTER 8

1.6K 174 11
                                    


Yang belum cukup umur bisa di skip.


_-_-_-_-_-o0o-_-_-_-_-_


Hari ini entah kenapa awan hitam menutupi langit, ya mendung. Padahal tadi saat pesawat landing(mendarat) langit bersih berwarna biru menandakan cuaca akan cerah. Tapi sekarang—ahh mungkin ini kesalahannya karena tidak mengecek perkiraan cuaca hari ini.

Saat ini Haechan sedang ada didalam taksi. Taksi yang ia pesan untuk mengantarkannya menuju kerumahnya ahh tidak lebih tepatnya rumah orang tuanya, Jeju.

Sebenarnya ia pulang kesini karena ibunya menyuruh Haechan menemuinya di salah satu restoran di Jeju. Ibunya mengajak bertemu di hari selasa tapi agensi memberi hari libur 1 minggu dan di mulai dari hari minggu. 2 hari lebih cepat.

Emm jika di pikirkan terakhir kali ia mendengar kabar ibunya bahkan 2 bulan yang lalu, emm atau–mungkin lebih. Dan itu membuatnya penasaran, mengapa ibunya mengajaknya bertemu mendadak dengan dirinya yang sekarang adalah dapat di bilang seorang idol yang sibuk. Sering kali ketika ayahnya meneleponnya menanyakan kabarnya ia pasti sesekali juga menanyakan kabar tentang ibunya dan saat itu juga ayahnya akan mengalihkan pembicaraannya. Pernah juga beberapa kali ia menelepon ibunya atau mengirim pesan tapi tidak pernah sekalipun diangkat atau dibalas. Menjadikan ia penasaran akan hal itu.

Memikirkan orang tuanya, membuat ia teringat tentang masa kecilnya. Masa kecil yang tidak bisa di katakan masa kecil. Biasanya masa kecil di dominasi dengan bermain dan bermain. Tapi tentunya tidak dengan Haechan, masa kecilnya di penuhi dengan belajar, hukuman dan pukulan. Pagi hari ia akan berangkat ke sekolah lalu siang hari saat pulang sekolah ia akan langsung pergi les sampai sore. Dan malamnya ia akan menghabiskan waktu sendiri karena ayah dan ibunya akan pulang larut malam bahkan seringkali pulang pagi. Menjadikannya hanya akan melihat orang tuanya pada saat sarapan pagi itu pun jika mereka sempat.

Dan jika saat ujian sekolah telah usai, raport akan dibagikan dengan mengundang sang orang tua murid untuk mengambil raport tersebut.

Dari kerja kerasnya ia pergi les, sampai malam harinya pun ia belajar lagi, membuat Haechan mendapat peringkat tertinggi di kelasnya.

Pernah suatu hari ia mendapat peringkat kedua dikelasnya sampai dirumah ia dipukul menggunakan sapu oleh ibunya. Setelahnya ia di hukum tidak boleh pergi ke sekolah alias membolos.

Kenapa tidak diam-diam pergi sekolah toh ibu kerja dan pulang larut malam? Kalian pikir semudah itu, bahkan setelah memukul Haechan sang ibu menyita baju seragam Haechan.

Ibunya membuat Haechan membolos, tapi saat ia pulang kerja ia akan memukul Haechan lagi dengan alasan wali kelas Haechan meneleponnya menanyai mengapa Haechan tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Sungguh lucu sekali bukan, maka tertawalah kalian.

Dan saat ia masuk sekolah lagi, teman-teman nya bercerita tentang mereka yang diberi hadiah oleh keluarganya karena peringkatnya yang naik. Ada juga yang peringkatnya menurun tapi tetap disemangati oleh keluarganya. Haechan iri akan semua itu.

"Ambil saja kembaliannya." Mengulurkan uang biaya taksi tersebut lalu mengambil tas berisi barang penting miliknya dan masuk kerumahnya.

Tiga kata yang dapat ia gambarkan akan keadaan rumahnya, gelap dan sepi.

Haechan tidak terkejut tentang hal itu karena ia sudah terbiasa dari kecil, sepi dan sendiri adalah teman setianya dari kecil.

Menutup pintu utama lalu menuju lantai atas, dimana kamarnya berada.
Masuk lalu mengunci pintu kamarnya. Haechan melepas pakaian yang ia kenakan lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya, ia berjalan menuju almari pakaian mengambil satu set pakaian lalu memakainya.

Merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya dengan kaki menjuntai serta tangan terlipat di belakang kepalanya.tidak berselang lama Hacehan tertidur

"Sepertinya besok akan menjadi hari yang melelahkan." Gumam Haechan dengan mata tertutup.

_-_-_-_-_-o0o-_-_-_-_-_

Malam hari tiba, apa yang kalian harapkan selain pusing karena terbangun di gelapnya malam setelah tidur hampir 8 jam lamanya. Ahh tidak lupa tenggorokannya yang mengering. Ia butuh minum.

Berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil minum. lantai bawah sama saja gelap gulita. Haechan akan menyalakan lampu tapi sebelum itu tenggorokannya harus di basahi dahulu. Berjalan menuju dapur lalu menyalakan lampu dan minum. Ahh tenggorokannya lega. Menyalakan lampu utama lalu naik lagi menuju kamarnya. Saat Haechan melewati kamar orang tuanya ia mendengar,

"Ahh~terus sayang lebih cepat ya ya seperti itu."

"Tentu, sayang."

Degg

Haechan membeku setelah mendengar suara menjijikan yang datang dari kamar orang tuanya. Itu suara ibunya dan seorang pria yang ia yakini bukan ayahnya. Haechan keringat dingin dibuatnya. Ahh semoga saja suara ayahnya sedang serak, ia harus bepikir positif. Dengan tangan bergetar ia memegang pegangan pintu.

Membuka pintu secara perlahan, mendapati didalam kamar orang tuanya ibunya sedang berhubungan intim dengan seorang pria yang sialnya bukan ayahnya. Menutup pintu lalu berlari dengan menuju kamarnya dengan air mata yang mengalir deras. Apa lagi ini ya tuhan?.

Menutup pintu kamarnya lalu terduduk bersandarkan pintu kamar. Menangis sesenggukan. Ya menangis memang apa lagi yang harus ia lakukan selain menangis.

Mengambil ponselnya lalu memesan taksi. Beberapa menit kemudian setelah tangisnya mereda, Haechan mengambil jaket dan tasnya lalu memakainya. Berjalan turun keluar rumah dengan tergesa-gesa. Taksi yang ia pesan sudah sampai didepan rumahnya. Masuk kedalam taksi lalu,

"Lotte hotel, pak"

Ahh perkataannya sebelum tidur terjadi lebih cepat dari dugaannya.

















Pas aku update setelah hiatus itu ada yang baca ulang nggak?


Lee's Personality (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang