CHAPTER 11

1.2K 108 6
                                    

Dan benar saja perkiraan Mark tadi, hujan turun dengan sangat derasnya. Hawa dingin pun mulai terasa. Penghangat ruangan pun satu persatu mulai menyala memberi kehangatan untuk para menghuni dorm.

Di sofa ruang tengah saat ini dipenuhi oleh tiga orang dengan Jeno yang berada di tengah dihimpit oleh Renjun Haechan.

"Lo geseran dikit napa sih, gw kehimpit nih?!" Gerutu Jeno yang merasa sesak dan sulit bergerak.

"Apaan sih?! Ya makanya lo yang pinggir sini, gw yang tengah."

"Gw kedinginan ege." Sambil mengeratkan selimut yang menyelimuti ketiganya.

"Dasar bego emang." Maki Renjun kesal.

Beberapa menit kemudian.

"Jempol lo geserin dikit bego. Gw nonton apaan kalo jempol segede sendok elo nutupin layar, bocah?!" Ucap Renjun sambil memindahkan jari Jeno yang menutupi hampir setengah layar ponsel tersebut.

"Apasih lu dari tadi ribut mulu heran," gerutu Jeno yang acara menontonnya terganggu.

"Pake iPad aja kenapa sih, hp kekecilan anjir?!"

"Ya sana lo ambil kan gw udah bilang dari tadi."

"Lah ngapain jadi gw, lo aja sono."

"Gw kedinginan bego, lo ngga liat ni gw ngga pake kaus kaki, sono lu ambil sekalian sama kaus kaki gw."

"Dih males banget, nyuruh-nyuruh. Gw lebih tua ya dari pada elo. Gw lebih dulu minum susu di banding elo, ya Jen."

"Iya deh, yang si paling TUA." Sambil mengeratkan selimutnya yang tersingkap.

"Lo emang ngajak ribut gw, ayo sini!!" Ucap Renjun menegakan badannya menghadap Jeno. Jeno un menanggapinya dengan menyingkap selimutnya.

Mereka berdua asik adu mulut tanpa memikirkan Heechan yang ada di sebelah mereka dengan raut muka datarnya. Filmnya sedang seru-serunya tapi mereka malah ribut terus dari tadi.

Haechan pun yang merasa terganggu pun berdiri lalu berkata, "dimana Ipadnya? Gw yang ambil, ribut mulu heran."

Renjun dan Jeno lalu menghentikan adu mulutnya. "Haa! Gitu dong dari tadi kek inisiatifnya. Di kamar Chenle ya tadi gw Charger kayanya udah penuh. Hehe makasih Chan." Ucap Renjun sambil duduk menarik selimut yang terjatuh kelantai di ikuti Jeno yang terkekeh sambil tersenyum.

"Ohh iya, sama kaus kaki gw ya, Chan. Makasih." Sambil tersenyum menampilkan mata bulang sabitnya.

"Ck! Luarnya aja ganteng, dalemnya mah bego semua." Umpat Haechan lalu berjalan menuju lantai 2 dimana kamar Chenle berada.

Pintu yang terbuka pun memperlihatkan Chenle dan Jisung yang sedang berbaring diranjang dengan laptop menyala menampilkan adegan action.

"Mau ambil Ipad." Ucap Haechan lalu berjalan mencabut Ipad yang sedang di Charger itu.

"Sini hyung, gabung," ucap Chenle sambil menepuk ruang tengah ranjangnya.

"Enggak ah, kalian aja." Lalu berjalan keluar menuju kamar Jeno.

Membuka almari Jeno dan menemukan kaus kaki  berwarna abu abu dengan lubang di bagian kelingkingnya.

"Kaus kaki kematian ini namanya."

"Jen jen lo tuh kaya sekarang, kaus kaki bolong, malu-maluin aja lu."

Haechan memberikan Ipad serta kaus kaki Jeno lalu berkata,"dompet aja tebel lu, beli kaus kaki ga mampu." Kemudian berjalan ke dapur mengambil minum.

Sebenarnya Jeno ini malahan yang paling rajin beli dan paling punya banyak kaus kaki karena dia merasa butuh banget kaus kaki. Kakinya jika saat hujan sering terasa dingin si banding bagian tubuh lainnya. Kemanapun dia pergi pasti kaus kaki gak akan ketinggalan. Kalaupun ketinggalan pasti langsung beli. Sepenting itu memang kaus kaki bagi Jeno. Maklumlah pemuda Jompo.

Di dapur ada Mark dan Jaemin yang sedang berkutat dengan pisau dan blender. Mereka sama saja dengan Renjun dan Jeno yang ribut.

"Dikasih gula nggak sih ini?" Ucap Mark sambil memegang sendok dan toples gula.

"Ya terserah, selera itu mah. Tapi kalo gw karena semangka udah manis dan berair banget jadi nggak gw kasih gula. Lagi pula tambahin air dikit aja udah pas banget itu tuh.

"Jadi, nggak usah nih?"

"Terserah deh."

Mark yang melihat Haechan sedang menuangkan air minum pun berkata, "mau jus semangka nggak, Chan?"

"Iya, mau kalo yang anget."

"Ya, mana bisa bego. Sejak kapan jus semangka anget. Yang ada juga jus di kasih es biar seger. Aduh buset otak gw nggak nyampek." Ucap Jaemin sambil memijit pelipisnya.

"Ya.. bisa aja kali, tinggal di kasih air yang anget, kan ya?"

"Lo jadi nggak jus semangka-nya?"

"Nggak jadi deh, ngantuk gw." Ucap Hacehan lalu berjalan menaiki tangga.

"Dasar anak anjing emang." Umpat Jaemin diiringi tawa Mark.

Setelah hujan mengguyur cukup deras langit sekarang tampak terang dengan udara sejuk bercampur bau tanah basah.

"Chan, lo jadinya mau nitip apa? Apa mau ikut aja, ayok deh."

"Enggak ah, gw nitip aja."

"Nih catetannya." Sambil memberikan selembar kertas kecil pada Renjun. Renjun pun membacanya.

"Pasta giginya ganti stroberi? Lo nggak salah, biasanya melon."

"Gw mau coba aja sih."

Jaemin yang sedang lewat pun seketika mual seteah mendengar kata stroberi sambil bergidik ngeri.

"Napa sih tuh bocah?" Ucap Jeno yang masih menatap Jaemin berjalan menuju dapur.

"Lah, ini racun serangga? Kamar lo ada serangga?"

"Ada. Kecoa, hihh.." sambil bergidik geli mengingat kecoa yang tempo hari terbang di kamarnya.

"Ihh.. jorok banget." Ucap Renjun.

"Udah ini doang, tumben dikit." Lanjut Renjun.

"Iya, gw abis bawa beberapa barang dari illicil. Ohh iya, isi kulkas, kaya biasa, makasih." Berjalan menuju kamar mandi.

"Oke deh. Ayo Jen." Sambil menyeret jaket Jeno.



Hehe up lagi. See You Guys.

Lee's Personality (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang