Assalamualaikum
Jangan lupa tinggalkan jejak
Happy reading
****
Sejak 15 menit yang lalu Aliya memperhatikan bunga yang ada di hadapannya. Bunga itu ialah bunga yang diberikan Aisyah kepadanya siang tadi.
Aliya memutar ingatannya kembali, mengingat saat pertama kali melihat Ali, lalu pertemuan pertama mereka di toko buku, sampai ia jatuh sakit saat tahu bahwa Ali akan menikah. Selama dua tahun ia mengira Ali telah menikah dan memiliki keluarga kecil bahagia, namun ternyata kiraan itu salah, Ali saja belum menikah bagaimana ia bisa memiliki keluarga kecil bahagia.
Sejujurnya Aliya sangat senang Aisyah memberikannya bunga itu, namun ia juga takut kecewa, seperti halnya dulu karena berharap.
Untuk saat ini Aliya hanya berdo'a jika memang ia berjodoh maka dekatkanlah, jika tidak berjodoh maka jauhkanlah.
****
Kafka melihat Aliya yang sedang duduk sendirian di kursi taman Kampus. Ia tersenyum menatap ke arah Aliya kemudian berjalan menemui Aliya.
"Aliya," panggil Kafka saat sampai di dekat Aliya.
Aliya menolehkan kepalanya menatap Kafka. "Ya," balas Aliya.
"Aku mau ngomong hal yang penting Al," ucap Kafka berusaha tenang walaupun rasa gugup sudah menggelutinya.
Aliya sedikit terkejut dengan ucapan Kafka, tiba-tiba saja Kafka ingin bicara hal yang penting dengannya, suasana sudah mulai serius. Aliya lalu mendirikan tubuhnya.
"Ngomong aja," ucap Aliya.
Kafka mengatur nafasnya, ia semakin gugup. Pandangannya kemudian mengarah ke bawah.
"Aku suka sama kamu Al," ucap Kafka spontan.
Kafka menelan ludahnya setelah mengucapkan itu, ada perasaan lega pada dirinya karena akhirnya ia bisa mengatakan hal itu, namun ia juga takut, takut jika setelah mendengar itu, Aliya akan menjauh dari dirinya, walaupun Kafka tahu mereka memang tidak dekat, tapi Kafka takut jika Aliya akan bersikap seperti halnya dua orang asing.
Sedangkan Aliya semakin dibuat terkejut setelah mendengar pengakuan Kafka, ia bingung ingin menjawab apa.
"Sudah sejak lama Al, aku nggak ada niatan buat ngajak kamu pacaran," ucap Kafka lagi.
Terlihat wajah Aliya masih terkejut, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
"Kalau kamu mau, aku bisa dateng ke rumah untuk melamar kamu," ucap Kafka kali ini dengan menatap Aliya, terlihat ia sangat mantap dengan ucapannya barusan.
Aliya menelan ludahnya dengan sedikit susah, ia bingung untuk menjawab apa. Aliya hanya melihat keseriusan di kedua mata Kafka.
"Aku nggak minta kamu jawab sekarang Al, kamu bisa pikirkan dulu, nanti kabari aku jika kamu sudah dapet jawabannya," ucap Kafka.
Aliya bersyukur karena Kafka tidak menyuruhnya menjawab sekarang.
"I-iya Kafka," jawab Aliya sedikit tergagap.
Kafka tersenyum ke arah Aliya kemudian berjalan pergi. Ia sudah siap dengan apapun jawaban Aliya nantinya.
****
Aliya berjalan menuju Restoran yang berada di seberang Kampusnya. Dari belakang tanpa sepengetahuan Aliya, Kafka mengikutinya. Seperti halnya Aliya, Kafka juga akan pergi ke Restoran itu untuk makan siang.
Dengan langkah pelan, Aliya menapaki jalan, ia kemudian berhenti di pinggir jalan bersiap-siap untuk menyebrang jalan, untungnya tidak banyak pengendara yang berlalu-lalang. Aliya lalu berjalan untuk menyebrang jalan seraya melambaikan tangan. Sebuah mobil berhenti di dekatnya, memberikan jalan untuk Aliya, Aliya lalu menganggukan kepalanya sebagai ucapan terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Bagiku Hanya Mengagumimu
SpiritualMencintai dalam diam❎ Dicintai dalam diam❎ Dalam diam ternyata saling mencintai✅ Follow dulu sebelum baca😊 Jangan lupa tinggalkan jejak 7 Januari 2022 - 29 Juli 2022