Part 26 : Ali vs Kafka

662 46 6
                                    

Assalamualaikum

Happy reading

Jangan lupa vote.

****

Saat ini Salwa tengah duduk di ruang tamu bersama Ibu dan Tantenya. Sekitar dua puluh menit yang lalu ia tiba di rumah Ali.

Kedatangan mereka adalah untuk memberitahukan tentang lamaran seseorang yang telah diterima Salwa dan sebentar lagi mereka akan melaksanakan pernikahan.

Aisyah sangat bahagia mendengar kabar itu, sebuah senyuman tak henti-hentinya mengembang di wajahnya.

Mariyam memperlihatkan foto Aydan kepada Aisyah di layar ponsel miliknya. Ia mendapatkan foto itu dari Aliya.

"Masyaallah, ganteng banget," ucap Aisyah menatap Salwa.

Salwa dibuat malu mendengarnya, rona merah sudah muncul dan mewarnai pipinya, Ia menundukkan kepalanya berusaha menutupinya.

"Alhamdulillah Kak, dia baru saja lulus kuliah di Mesir," ucap Mariyam.

"Berarti sama seperti Ali," ucap Aisyah.

"Oh iya ya, Mariyam baru ingat Kak, Ali kan juga baru lulus kuliah di Mesir. Ali kenal nggak ya sama Aydan?" Tanya Mariyam.

"Ali," panggil Aisyah.

Tak berapa lama Ali pun datang menemui ibunya.

"Umi panggil Ali?"

"Ali kenal nggak sama dia?" tanya Aisyah sambil mengarahkan ponsel yang menampilkan foto Aydan.

Ali menatap ponsel itu lebih dekat, matanya sedikit membulat saat mengetahui Aydan yang ada di foto itu.

"Iya Umi, Ali kenal, kenal banget malah, dia teman dekat Ali, namanya Aydan, tapi kenapa memangnya Umi?" ucap Ali sedikit menjelaskan.

"Dia dan keluarganya telah melamar Salwa, tiga bulan lagi acara pernikahannya," ucap Aisyah.

Ali sontak tersenyum bahagia mendengarnya, itu hal yang sangat membahagiakan, sahabatnya akan menjadi suami sepupunya.

"Alhamdulillah, dia orangnya baik banget umi, Ali yakin dia akan menjadi suami terbaik buat Salwa," ucap Ali.

****

Kafka berjalan di belakang Aliya, ia akan pergi ke lantai satu kampus, kakinya satu persatu menuruni anak tangga, begitu juga dengan Aliya yang berjalan kurang lebih satu meter di depan Kafka.

Tangga itu sedikit sempit, hanya bisa diisi 4 orang yang berjalan secara bersamaan. Aliya meminggirkan tubuhnya ke kiri karena ada orang yang akan melewatinya dari sebelah kanan, namun saat itu, Aliya tidak mengetahui bahwa akan ada orang di belakangnya yang setengah berlari hendak melawatinya dari sebelah kiri, alhasil orang yang setengah berlari dari belakang Aliya itu tak sengaja menambraknya. Tubuh Aliya tergoncang dan sudah condong ke depan, detik-detik ia akan jatuh. Secepat kilat, dengan sekali tangkapan, tangan Kafka meraih tangan Aliya dan berhasil membuat Aliya tidak jadi jatuh. Kafka menarik tangan Aliya dan membuat tubuh Aliya kembali tegak.

Kafka lalu melepaskan tangannya yang memegang tangan Aliya. "Maaf Aliya, Kamu nggak papa Al?" tanya Kafka khawatir, terlihat jelas di wajahnya.

Aliya mengatur nafasnya, sedikit syok dengan kejadian barusan, hampir saja ia akan terjatuh di tangga, untungnya Kafka langsung sigap membantunya sehingga kecelakaan bisa dihindarkan.

"Nggak papa Kafka, makasih udah nolong aku," ucap Aliya seraya tersenyum ke arah Kafka.

Saat menatap Kafka Aliya tak sengaja melihat seseorang yang sejak tadi berdiri sedikit jauh di belakang Kafka, siapa lagi kalau bukan Ali. Ali melihat semua yang telah terjadi, saat Aliya yang hampir terjatuh Ali hendak menolong Aliya, namun ia kalah cepat dengan orang yang didepannya, Kafka.

Cukup Bagiku Hanya MengagumimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang