--Happy reading--
🪴🪴🪴
Luna hanya tersenyum saat melihat Draco Malfoy berjalan diikuti dengan kroninya. Ia terkadang bertanya-tanya apa yang Harry dan teman-temannya pikirkan ketika mereka mengatakan bahwa Malfoy adalah orang yang sangat jahat. Kenyataannya, Draco Malfoy tidak memerintah dua kroninya untuk memukulnya, pemuda itu malah memintanya dengan baik-baik untuk memperhatikan ke mana ia melangkah mulai sekarang. Ia setuju dengan itu dan karena itu lah ia mengucapkan terima kasih.
"Luna?"
Luna berbalik dan melihat Harry Potter menatapnya dengan rasa ingin tahu.
"Oh, halo Harry," Luna tersenyum manis, melihat ke sekeliling koridor, "Kau dari mana?"
Harry menatap Luna. "Ini lantai tujuh," ucapnya memberitahu gadis itu.
Luna hanya berkedip bingung.
"Ruang rekreasi Gryffindor ada di sekitar sudut sana," Harry menjelaskan, menunjuk ke belakangnya, "Kau tahu itu, kan?"
"Oh, aku tahu," ucap Luna meyakinkan, tersenyum, "Kurasa aku melakukannya lagi."
Harry menatap tak mengerti. "Melakukan apa?"
"Oh, bukan apa-apa," jawab Luna, mengibaskan tangannya, "Kadang-kadang aku melamun sambil berjalan, ini rumit... um, ngomong-ngomong apa kau melihat Ginny? Ada semacam urusan di antara kita."
"Oh tidak, maaf," kata Harry, mengangkat bahu, "Dia mungkin sedang makan malam, aku akan ke sana sekarang. Kau mau ke sana denganku?"
"Tentu," jawab Luna, "Aku yang memimpin jalan."
Harry tampak bingung ketika Luna berjalan ke arah lain dan membawanya ke tangga besar.
"Jadi, apa kau tadi ada kelas Ramalan?" tanya Harry pada Luna, "Siang tadi Ginny mengomel sesuatu tentang itu."
"Ya, tapi sayangnya aku dikeluarkan karena sikapku dianggap tidak rasional menurut standar Profesor Trelawney, jadi aku hanya menghabiskan waktu dengan membaca Quibbler edisi terbaru," jawab Luna. "Apa kau pernah mendengar tentang Hairy Hasbeens?"
"Bisa dibilang tidak," Harry berkata dengan canggung, "Boleh aku tahu apa yang kau lakukan di kelas Ramalan sampai kau dikeluarkan?"
"Aku menyebut nama Voldemort," kata Luna dengan mengangkat bahu pelan, menyebabkan tatapan terkejut dari beberapa murid Hufflepuff tahun kedua yang berjalan di depan mereka, "Aku harus menjalani detensi besok."
Harry mengangguk. "Aku mengerti," ucapnya, "Beberapa kali nama itu juga membuatku terkena detensi tidak masuk akal."
"Tidak masalah," kata Luna, "Aku yakin Profesor Trelawney sekarang sedang tersedak serangga kecil, dan sekali lagi dia akan menghabiskan Jumat malam yang sepi merenungkan bagaimana dia tidak meramalkan kejadian itu."
Harry tertawa pada awalnya, mengira Luna sedang membuat lelucon. Tapi ketika Luna tidak ikut tertawa dan hanya menatap kosong padanya, ia berhenti tiba-tiba dan berjalan lagi dengan mempercepat langkahnya sedikit menuju Aula Besar.
"Halo, Ginny," sapa Luna ketika ia dan Harry tiba di meja Gryffindor dan segera duduk di samping si rambut merah, "Oh, halo juga Ron, dan Hermione!"
"Err... hai," Ron tergagap diantara makanannya.
"Kau tidak bisa duduk di sini," Hermione memberitahu Luna.
"Oh, apa kursi ini milik seseorang?" Luna bertanya dengan tatapan melamun.
"Tidak," jawab Hermione dengan tidak sabar, "Kau harusnya berada di meja Ravenclaw."
Luna tersenyum pada Hermione, "Aku tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lights Flower | Druna | END✔
Fanfiction[LENGKAP] Jika Draco mengatakan tidak menyukai Luna, itu tidak sepenuhnya benar. Jika ia mengatakan membenci kehadiran Luna, itu juga tidak benar. Jika ia menyuruh Luna berhenti menciumnya, tapi ia menikmatinya juga. Lalu apa yang harus ia katakan? ...