@tattoine

5.4K 55 5
                                    

|| Haris's POV

Diriku bernama Haris. Aku seorang pelajar SMA kelas 12 di jurusan Bahasa dan Budaya. Di SMA, aku mengambil konsentrasi mayor seni pahat dan konsentrasi minor di sastra Indonesia. Kurikulum sekolahku memang beda.

Kurikulum sekolahku menggunakan kurikulum luar negeri. Jadi, kami para siswa diharuskan memilih konsentrasi mayor dan minor. Peraturan sekolah tak begitu mengekang. Bahkan, untuk kami di jurusan Bahasa dan Budaya, kami diperbolehkan mentato tubuh kami karena itu adalah bagian dari apresiasi seni.

Kelas 12 tidak memberikanku memori yang berkesan. Hanya ada latihan soal, persiapan masuk kuliah, praktik seni, dan kegiatan membosankan lainnya. Tidak ada acara tongkrong-menongkrong seperti dahulu.

Banyak dari teman-temanku yang mempersiapkan diri untuk naik level ke tingkat selanjutnya, menjadi mahasiswa. Ada juga yang tertarik untuk mengembangkan bisnis. Tentunya bisnis yang dimaksud adalah bisnis seni. Entah itu patung, lukisan, keramik, video, buku, naskah film, dan masih banyak lagi.

Bagaimana dengan diriku? Aku tak mempunyai tujuan hidup lagi. Semua ini karena warisan peninggalan nenekku yang terlampau banyak hingga aku malas bekerja. Buat apa bekerja lagi, toh hidupku juga tidak kesusahan?

Bukannya aku sombong atau bagaimana. Tetapi, aku merasa bahwa aku sendiri kurang dewasa. Aku berpikir tadi itu adalah pikiranku yang kekanak-kanakan. Sejatinya, aku bingung dengan diriku sendiri. Apa yang harus kulakukan?

Saat aku asyik membuka sebuah sosial media, sebut saja Instagram, aku bertemu dengan sebuah iklan yang lumayan menarik. Sebuah iklan yang memperlihatkan bagaimana cara menjalin pertemanan, eksklusif untuk kaumku, kaum rainbow cake pelangi.

Info aja, nih. Aku selalu menjuluki diriku bagian dari rainbow cake. Karena... Jujur saja aku suka dengan kue pelangi. Setiap lapisnya mempunyai rasa dan tekstur yang beragam. Betapa nikmatnya menjadi bagian dari rainbow cake.

Lanjut ke iklan di Instagram. Sekali pandang, aku tertarik untuk segera mengunduhnya. Tak butuh lama, aku segera membuat akun dengan username @gudboypapa. Terdengar menggemaskan, bukan? Iya, dong, kan yang punya akun emang menggemaskan.

Tak beberapa lama ku memainkan aplikasi ini, aku menemukan salah seorang yang menarik perhatianku. Seorang tersebut menulis dirinya sebagai pelukis, seniman, Star Wars fans, tattoo artist, dan traveler.

Deskripsinya benar-benar menarik perhatianku. Aku seorang pemahat, yang mana akan nyambung bila kami berbicara mengenai seni. Aku juga punya tato, dan dia pembuat tato. Dia seorang traveler, sedangkan aku suka berlibur untuk menenangkan pikiran.

Yang membuat aku makin mleyot adalah karena dia seorang fans Star Wars. Aku juga demikian. Kami memiliki banyak kesamaan. Tak mengherankan bila ia menggunakan username @tattoine. Ku tebak ia menggabungkan kata "tato" dan "Tatooine", sebuah nama planet di Star Wars.

Jariku segera menekan tombol follow dengan gesit. Tak ada semenit dia mengikutiku balik. Ia menekan tombol follow back, rupanya. Tak butuh waktu lama, aku segera menekan tombol pesan dan mengiriminya sebuah sapaan khas PDKT.

Kami berbalas pesan cukup banyak. Dapat aku simpulkan kalau dia seorang yang lucu dan menarik. Kabar bagusnya lagi, ia tak pernah absen memamerkan badan bagusnya. Tak hanya itu, aku menyukai tato yang menghiasi tubuhnya.

"Fuck. Ini si Tattoine kenapa badannya bagus banget?"

Aku bertanya pada diriku sendiri. Berbalas pesan dengannya saja membuatku panas dingin tak karuan. Apalagi seandainya kami bertemu. Haduh... Aku tak sanggup membayangkannya.

Jarinya terus mengetik dan aku menunggunya dengan sabar. Betapa terkejutnya hatiku ketika ia mengirimkan sebuah gambar dibubuhi pesan "Besok kujemput, ya. Aku mau ajak kamu ke vila yang lagi hits, nih."

Friends With Pak GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang