03. Backstreet (1)

2.8K 266 18
                                    

Dua kasih yang berkorban demi cinta dan persahabatan mereka.

"Hai sayang.."

Gio menyambut pacarnya yang baru masuk kedalam mobilnya. Rehan dan Gio sudah pacaran sejak kelas 10. Mereka memilih untuk backstreet agar Nanda tak menjauhi Rehan. Sebegitunya Rehan menjaga persahabatannya dengan Nanda.

"Nanda udah lewat?"

"Belom tuh, kayaknya belom balik deh. Tuh mobilnya" ucap Rehan melihat mobil Nanda masih terpakir dihadapan mobilnya.

"Kemana ya dia?"

"Kok kamu khawatir sih babe?"

"Aku tadi lihat pergelangan tangan Nanda merah gitu, apalagi punggungnya juga agak memar. Aku khawatir Gio.."

Rehan sangat menyayangi dan selalu memperhatikan Nanda. Hanya dia yang bisa dekat dengan Nanda, jadi ia mencoba menjadi sahabat yang baik juga.

"Nanda gak bakal kenapa-napa. Tau sendiri kan dia nghajar Jevo sendirian juga mampu kok padahal Jevo paling bahaya.."

Rehan mengangguk kecil.

"Nanda babe!" Rehan segera menunduk mendengar peringatan dari Gio.

"Udah??"

"Belom, dia kek kesakitan dipunggung babe.."

Rehan sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat, disana Nanda mengusap punggungnya.

"Nanda, punggung lo biru!" Ucap Haidan dengan sedikit keras, membuat Nanda segera menurunkan kembali seragamnya.

"Apa an sih?"

"Lo luka anjirr!"

Rehan dan Gio saling memberikan tatapan bingung pada dua orang didepannya itu.

"Haidan?"

"Nanda?"

Haidan menyeret Nanda kembali masuk kedalam gedung sekolah. Entah apa yang akan mereka lakukan namun Gio dan Rehan justru tak bisa berkata apapun lagi.

"Sejak kapan mereka deket?"

Rehan menggeleng kecil. Ia yakin bahwa Nanda dan Haidan tak pernah dekat. Bahkan tatapan dingin mereka saat bertemu saja membuat orang-orang takut jika nanti mereka akan berantem di kelas.

 Bahkan tatapan dingin mereka saat bertemu saja membuat orang-orang takut jika nanti mereka akan berantem di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jevo terus mengusak wajahnya kasar. Ia tadi salah mendorong Nanda. Mungkin Nanda terkena kayu yang dipaku didinding tadi.

Ia merasa sangat bersalah sekarang.

"Anjingg! Kenapa lo?" Hans sedikit terkejut melihat Jevo yang sedikit berantakan. Apalagi lampu markas mereka mati dan membuat tempat itu gelap.

Hans kira ada orang gila masuk.

"Gapapa" Jevo kembali membaringkan tubuhnya disofa besar.

Hans tidak ambil pusing, ia memilih membuka kalengan minuman dan meminumnya. Tak lama, satu persatu dari Alta datang.

Rival to LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang