03

3K 433 38
                                    

Sudah seminggu semenjak pertemuan tak disengaja di salah satu halte bus. Kini hubungan keduanya bisa dibilang semakin dekat, apalagi mereka berada di kampus yang sama.

Hanya saja fakultas mereka yang berbeda dan tentang luka di lengan Jennie, Lisa belum menanyakannya.

Hari ini kebetulan mereka pulang di jam yang sama. Lisa tengah menunggu Jennie di kantin dengan beberapa temannya. Ada Jisoo, Seulgi, Jae juga Bambam. Mereka memang sudah sangat dekat satu sama lain sedari junior high school.

"Malam ini di Cafe mana Li? Boleh kali kita ngeband bareng?" ajak Jae yang dibalas anggukan kepala Bambam.

"Iya mumpung gue gabut juga nanti malem di rumah, mending kita ngeband bareng" ujar Bambam.

"Malam ini gue di Cafe Astronomy lagi, mereka udah kontrak gue. Dan mungkin gue hanya 1 jam disana karena gua ada janji dengan Jennie" jelas Lisa.

"Iya deh, yang lagi deket sama kating mah beda. Kita mah gak di ajak" cerocos Seulgi.

"Yoii, mentang-mentang katingnya Ka Jennie kita semua di lupain yaa gaes yaa" ledek Jisoo.

Lisa hanya terkekeh lalu pandangannya tertuju pada seorang gadis, yang baru saja memasuki area kantin fakultasnya. Dia Jennie, gadis bermata kucing dan ketiga sahabatnya yang kini menghampiri mejanya.

"Hai, udah lama?" tanya Jennie sambil mendudukkan dirinya tepat disamping Lisa.

"Belum, kamu mau minum?" ujar Lisa dengan menyodorkan minuman isotonik pada Jennie.

"Bukain~" pinta Jennie dengan suara bayinya.

"Ya ampun, lo kenapa mendadak cupu gini sih Jen? Itu cuma tutup botol doang, biasanya juga lo buka tutup botol cuka!" geram Yeri yang dibalas kekehan tawa oleh sahabatnya yang lain.

"Gak usah cari ribut ya lo sama gue, Yer!" kesal Jennie.

"Ini juga si Lisa, lo kenapa bisa deket sama Jennie sih? Dia tuh gak baek buat lo, dia tuh galak plus nyeremin. Mending mulai dari sekarang lo jauh-jauh dari Jennie terus lo cari deh yang baru, kayak gue gitu contohnya"

PLAK

"SAKIT EGE!!!"

"Lagian mulut lo bacot banget sih Yer!!" kesal Jennie yang memukul bahu Yeri tanpa belas kasihan.

Lisa menarik lembut kedua tangan Jennie, untuk digenggamnya. Karena kalau tidak Jennie pasti akan kembali, memukul bahu Yeri.

"Yuk balik, gue udah di jemput nih" ujar Rose pada sahabatnya.

Raut wajah Jennie seketika murung dan itu tak luput dari mata hazel indah milik Lisa.

"Gue juga, yuk Jeh kita duluan" kata Irene dibalas acungan jempol oleh Rose.

"Ehhh, tungguin gue. Gue belum di jemput masa kalian tega sih ninggalin gue" lirih Yeri dengan bibir yang mengerucut.

"Sama gue aja yuk Ka, gratis lho tanpa di pungut biaya" ajak Bambam yang malah mendapat pukulan keras, dari Yeri.

"Gak level gue balik sama lo!" Semua tertawa mendengar perkataan Yeri.

"Yuk kita pulang Li, kamu ke apart aku kan?" tanya Jennie yang langsung merubah raut wajahnya dan dibalas anggukan kepala oleh Lisa.

"Yaa, sekalian ada yang mau aku tanya ke kamu" ujar Lisa sambil mengusap lembut pucuk kepala Jennie.

"Okay, tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan padaku"


"—"—"


Jennie menaruh tasnya di sofa ruang tengah apartnya. Lalu ia berjalan kearah kulkas, mengambil beberapa minuman untuk Lisa. Karena cuaca hari ini cukup panas dan selama tiga hari ini, cuaca di luar sana sangat tidak menentu.

Wanna Be Yours (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang