02

3.3K 455 34
                                    

Jennie menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia masih malu, setelah Lisa mengantarkannya pulang dan saat ini gadis bermata hazel itu tengah berada di kamar mandi apartemennya.

Hatinya bahkan masih berdebar tak karuan. Ini kali pertamanya ia merasakan debar asing di jantungnya. Tak lama kemudian, pintu kamar mandinya terbuka memperlihatkan Lisa yang baru saja selesai membasuh wajahnya.

Gadis bermata hazel itu terlihat jauh lebih fresh. Dan kaki jenjangnya mulai melangkah mendekati dirinya yang duduk di sofa kamar.

"Ingin makan malam?" tanya Jennie begitu Lisa duduk tepat disampingnya.

"Tentu saja, apa kamu memiliki bahan makanan?"

"Ada, aku baru saja membelinya tadi" jawab Jennie sambil menatap teduh gadis di sampingnya.

"Kalau begitu biar aku masakan untukmu" kata Lisa, sukses membuat Jennie membulat tak percaya.

"Kamu bisa memasak?" tanya Jennie yang dibalas anggukan kepala oleh Lisa.

"Daebak!" Lisa terkekeh melihat betapa menggemaskannya Jennie.

"Apa kamu tidak bisa memasak?" Jennie menunduk sebagai jawaban.

"Hey, tidak apa. Lagipula aku juga tidak mencari kekasih yang pandai memasak"

DEG

Benar-benar gadis disampingnya ini sangat berbahaya, karena mulutnya yang selalu berkata manis. Jennie tidak akan kuat, jika Lisa selalu seperti ini padanya. Dan ia juga belum membalas perkataan Lisa saat di Cafe tadi.

Menurutnya pertemuan mereka sangatlah singkat dan ia tidak mungkin jatuh cinta secepat ini pada Lisa. Mungkin untuk mengenal satu sama lain lebih jauh lagi, Jennie akan mengizinkan itu.

Lagipula ia tidak pernah dekat dengan siapapun karena ia selalu menolaknya tapi untuk Lisa, entah kenapa hatinya mengizinkannya begitu saja.

"Kalau begitu ayo kita memasak" ajakan dari Lisa membuat lamunan Jennie seketika buyar.

Jennie kini mendangak menatap Lisa yang sudah berdiri dihadapannya, ia mengerucutkan bibirnya saat Lisa mencubit kedua pipinya dengan gemas.

"Pipimu mirip sekali dengan mandu, apa aku boleh menggigitnya?" canda Lisa dibalas gelengan kepala oleh Jennie.

"Mandu ini akan kempes jika kamu menggigitnya" rengek Jennie dibalas kekehan tawa oleh Lisa.

"Iya kah? Boleh aku membuktikannya?"

Kepala Lisa mulai mendekati pipi sebelah kanan Jennie, namun sesegera mungkin Jennie menghindar dengan berdiri dan memeluk erat kedua pinggang Lisa, menyembunyikan kepalanya di dada bidang milik Lisa.

"Ingin aku gendong untuk sampai ke dapur?" tanya Lisa begitu ia membalas pelukan dari Jennie.

"Silahkan, aku tidak melarangmu" ujar Jennie sambil mengusap lembut tengkuk kepala Lisa.

Lisa pun tersenyum dan mengangkat tubuh Jennie, ia menggendongnya dan kedua kaki milik Jennie memeluk erat pinggangnya.

"Di mana letak dapurmu? Ini terlalu luas untukmu yang tinggal seorang diri?"

Jennie yang tengah bersembunyi di ceruk leher Lisa, kini mengangkat kepalanya sambil menunjuk kearah kiri. Lalu ia kembali bersembunyi di wanginya ceruk leher Lisa.

"Kenapa suka sekali bersembunyi di balik leherku, hmm?" tanya Lisa sambil menuruni anak tangga dan sesekali mengecup lembut pelipis kepala Jennie.

"Kamu wangi, aku suka" bisik Jennie.


"—"—"

Lisa memasak Spaghetti Aglio e Olio dan juga jus strawberry yang di request langsung oleh Jennie. Saat Lisa memasak tadi, Jennie terus menerus mengganggunya, entah itu meminta untuk dibukakan coklat atau bahkan botol minum sekalipun pada Lisa.

Gadis bermata kucing yang tengah menyantap hidangan yang Lisa buat ini ternyata sangatlah manja. Lisa menyukai seseorang yang bersikap manja padanya, terlebih orang itu Jennie.

Sebenarnya ia tak asing dengan wajah rupawan milik Jennie. Sepertinya ia pernah melihatnya entah itu dimana tapi, yang jelas wajah itu tidak lah asing untuknya.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Jennie begitu ia menatap kearah Lisa.

"Sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya?" tanya Lisa sambil mengusap dagunya yang tak gatal.

"Benuaawwaarkuaahh~?" ujar Jennie dengan mulutnya yang di penuhi spaghetti.

"Telan dulu sayang"

DEG

UHUK
UHUK

"Hey, kan sudah aku bilang perlahan" kata Lisa sambil memberikan segelas air putih pada Jennie.

"Bisa tidak bersikap biasa saja saat aku sedang makan?" kesal Jennie.

"Kamu terkejut saat aku memanggilmu sayang?"

"Yak!!"

Tawa Lisa seketika lepas, ia begitu senang saat melihat wajah menggemaskan milik Jennie.

"Baiklah-baiklah aku akan diam, selagi kamu makan"

Tak butuh waktu lama bagi Jennie untuk menghabiskan spaghetti yang begitu lezat, buatan Lisa. Ia menyukainya tentu saja. Dan Lisa juga menepati perkataannya, saat mereka berdua makan Lisa tidak lagi berbicara dan menggodanya.

Gadis bermata hazel itu benar-benar diam, hingga saat ini. Perlahan Jennie mengambil tisu bersih yang ada di depannya, lalu ia mengusap lembut sudut bibir Lisa yang terdapat noda.

"Terimakasih" ujar Lisa dengan senyum manisnya, ia juga mengusap pinggiran bibir Jennie menggunakan ibu jarinya dan itu membuat Jennie terkejut bukan main.

"Sudut bibirmu juga kotor" kata Lisa yang kemudian berdiri dari duduknya, sambil membawa piring kotor ke arah wastafel.

Meninggalkan Jennie yang masih duduk manis tak sadarkan diri. Hingga gadis berpipi mandu itu beranjak dari duduknya dan berlari kearah sofa ruang tengah, menjatuhkan tubuhnya sambil menyembunyikan kepalanya pada sofa bantal.

"Huuuaaaaa~"

"—"—"

"Terimakasih sudah memperbolehkanku bertamu di apartmu, jangan pernah bosan padaku ya?" ujar Lisa tepat di depan pintu utama apart Jennie.

"Kamu bisa kesini kapanpun yang kamu mau, pintu apartku akan terbuka lebar untukmu" kata Jennie dengan senyum tulusnya.

"Kalau begitu aku pamit, langsung cuci muka dan tidur setelah ini, okay?" Jennie menganggukkan kepalanya dan mengusap punggung tangan Lisa yang sedari tadi digenggamnya.

"Sampai bertemu lagi, good night sweety" bisik Lisa sambil mengecup pipi kanan Jennie.

Lisa pun melambaikan tangannya, begitu pula dengan Jennie. Sampai akhirnya senyum manisnya luntur, ketika melihat sesuatu di balik lengan kiri Jennie.

Itu terlihat seperti bekas sayatan, luka yang bahkan belum terlalu kering. Lisa bisa melihatnya dengan jelas. Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis didepannya ini?










TBC🖤






Gimana nih, semakin baper kah?

Dan kira-kira Jennie kenapa nih gaes?

Wanna Be Yours (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang