12

2.5K 356 34
                                    

Jennie terus memeluk erat tubuh jangkung Lisa. Ia menangis tersedu-sedu di ceruk leher Lisa yang begitu memabukkannya. Mereka sudah berada di ruang tengah mansion, keluarga Manoban.

Para sahabat Lisa dan Jennie pun juga sudah berada di dalam bersama mereka. Bisa dilihat jika kondisi mereka sangat amat shock dan tak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat.

"Ini seperti di film-film yang pernah gue tonton, apa ini mimpi?" lirih Yeri dengan tatapan kosongnya.

"Chiki gue jatuh, pas suara tembakan tadi. Sumpah gue kaget banget huaaaa" adu Rose sambil mengerucutkan bibirnya.

"Dan gue masih gak percaya" ujar Irene yang menatap kearah luar kaca.

Lisa menghiraukan semua perkataan yang ia dengar, karena Jennie. Gadis mungil di pelukannya ini bahkan hanya diam tanpa sepatah kata. Suara tembakan juga jeritan kesakitan di luar sana masih dapat mereka dengar, walau hanya samar.

Sampai akhirnya, kedua orang tua Lisa muncul dari arah pintu belakang. Alfredo Benjamin Manoban dan Keilly Shelton Manoban, mereka berdua berjalan mendekat dengan senyum manis yang tercetak di wajah mereka.

"Sepertinya keadaan di luar sangat kacau, sebenarnya apa yang sudah kamu perbuat nak?" tanya Benjamin pada Lisa, sang anak.

"Hanya melakukan sesuatu yang memang seharusnya aku lakukan, yaitu menjaganya" jawab Lisa sambil menatap Jennie yang masih, bersembunyi di ceruk lehernya.

"Oh my goodness Pah, anak kita ternyata sudah besar. Lihat, dia memiliki seorang gadis" ucap Keilly tak percaya.

"Bisakah Mamah memeluknya? Dia bahkan terlihat sangat cantik, Pah" tambah Keilly sambil mengusap sayang, rambut Jennie.

"Hey babe, Mamah ingin memelukmu. Dia juga mengatakan kalau kamu sangat cantik. So, beri dia pelukan sebagai tanda terima kasih" bisik Lisa begitu lembut.

Jennie perlahan melepas pelukannya. Tapi sebelum itu, ia terlebih dahulu mengusap lelehan air mata dipipinya dan dibantu oleh Lisa. Baru setelah itu ia menghamburkan tubuhnya, ke pelukan Keilly, Mamah Lisa.

"Lisa sudah bercerita banyak, tentangmu nak Jennie. Kamu satu-satunya wanita, yang pernah Lisa ceritakan ke Mamah. Dia terlihat begitu antusias, jika sedang membicarakanmu. Senyum dibibirnya, bahkan tidak pernah luntur saat namamu disebut olehnya.

Kamu wanita beruntung, karena kamu satu-satunya orang yang bisa membuatnya takluk dan percaya akan cinta. Dia begitu mencintaimu, nak Jennie. Bahkan dia rela menolak ajakan Mamah juga Papah, untuk ikut acara keluarga beberapa minggu lalu.

Alasannya, hanya karena dia tidak ingin kamu sendirian. Dia ingin menemanimu, dia ingin selalu berada disisimu dan didekatmu"

Ucapan dari Keilly berhasil membuat Jennie, tersenyum penuh haru. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Keilly, karena ia merasa begitu hangat di dekapnya.

"Dan tentang keluargamu, Lisa juga sudah bercerita pada Mamah dan Papah. Kita berdua sangat amat terkejut saat mendengar apa yang Lisa ceritakan. Mereka bahkan tidak pantas untuk disebut sebagai orang tua.

Kamu anak baik yang tidak seharusnya, menerima semua perlakuan keji dan kasar dari mereka. Kamu terlalu muda untuk menerima ini semua, nak. Dan Mamah juga Papah tidak akan diam saja tentang ini. Kita berdua akan membuat kedua orang tuamu, menyesal.

Menyesal atas apa yang sudah mereka lakukan padamu, juga pada semua orang yang pernah mereka bohongi"



"—"—"


Keadaan di luar sudah sangat tidak bisa di bilang, baik-baik saja. Karena pertumpahan darah sudah terjadi di sana. Banyak bodyguard Kim yang tumbang dan hampir semuanya mati mengenaskan.

Wanna Be Yours (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang