10

2.5K 355 12
                                    

'2 jam sebelum kedatangan tuan Kim Casalegno Blanchard'

Setelah makan malam, Lisa dibawa oleh Seulgi dan yang lainnya ke kamar utama yang ada di bawah. Jennie juga ikut menemani, karena gadis bermata kucing itu tak ingin jauh-jauh, barang sedetik pun dari Lisa.

"Jika mereka sudah tiba, segera beritahu"

"Kami akan memberitahumu Li, tenang saja" jawab Jisoo.

"Memangnya, siapa yang akan datang?" tanya Jennie penuh selidik.

"Tamu spesial" jawab Jae dengan kedua alisnya yang naik turun.

"Akan ku beritahu, kalian bisa keluar sekarang?"

"Aish, kau pasti akan melakukan sesuatu hal dengan Ka Jen, bukan?!" canda Seulgi dibalas tatapan mematikan oleh Jennie juga Lisa.

"Iya iya, kita akan keluar sekarang. Bye, selamat bersenang-senang" kekeh Seulgi sambil berjalan keluar diikuti Jisoo dan Jae dengan tatapan menggoda Lisa.

Pintu kamar yang sudah ditutup, membuat Jennie segera mendudukkan dirinya tepat disamping Lisa. Ia menarik lembut tangan kanan Lisa, meminta gadis bermata hazel itu untuk merangkul mesra bahunya.

"Pasti disini sangat sakit?" lirih Jennie sambil menyentuh perban di paha kiri Lisa.

"Tidak sesakit, saat aku melihatmu menangis. Ini tidak berasa, hanya sedikit perih saja" ujar Lisa dengan mengecup pelipis kepala Jennie.

"Tetap saja itu terasa sakit, ini karena bodyguard Daddy. Aku akan membuat perhitungan padanya, karena sudah berani melukaimu" sebal Jennie, membuat Lisa gemas karena Jennie mengerucutkan bibirnya.

"Mau aku nyanyikan sebuah lagu?" ujar Lisa yang ingin mengalihkan pembicaraan.

"Eum, yaa tentu saja" riang Jennie dengan senyum tulus dibibirnya.

Satu tangan Lisa terulur mengusap sayang pipi juga rahang milik Jennie. Keduanya saling menatap, hingga tak sadar jika jarak diantara keduanya hanya sejengkal jari.

"I'll be the one that stays 'til the end~"

Suara Lisa mulai mengalun indah di pendengaran Jennie. Happiness by Rex Orange County, ia tahu lagu ini. Senyumnya seketika merekah apalagi saat Lisa bernyanyi sambil menatapnya penuh, cinta.

"And I'll be the one that needs you again~

And I'll be the one that proposes in a garden of roses~

And truly loves you long after our curtain closes~

But will you still love me when nobody wants me around~"

Jennie mengusap lembut rahang tegas milik Lisa lalu, ia menganggukkan kepalanya, seperti menjawab arti dari sepenggal lirik yang Lisa nyanyikan.

"When I turn 81 and forget things~

Will you still be proud~

Cause I am the one who's waited this long~

And I am the one that might get it wrong~

And I'll be the one that will love you~

The way I'm supposed to, girl, oh~"

"But will you still love me~

When nobody wants me around, around~

When I turn 81 and forget things~

Will you still be proud~"

"Proud of me, of my short list of accomplishments, say~

And me and my lack of new news~

Me and my selfishness, oh, me and myself~

Wish you nothing but a happy new version of you~"

"Because I, I, mm-mmh~

Mm-mm-mm, mm~"

Lisa menatap tulus mata kucing indah milik Jennie. Sesekali di belainya lembut pucuk kepala juga pipi mandu gadis tersebut.

"I want you to tell me~

You find it hard to be yourself~

So I can say it's gonna be alright, yeah~

And I want you to love me the way you love your family~

The way you love to show me what it's like to be happy~"

Tak terasa setetes air mata Jennie mulai jatuh membasahi pipinya. Bait terakhir yang Lisa nyanyikan barusan benar-benar membuat hatinya bergetar.

"Jangan menangis sayang, aku bernyanyi untuk menghiburmu bukan untuk membuatmu menangis seperti ini, hey" lembut Lisa sambil mengecup mesra pipi mandu Jennie.

"Aku suka lagu ini, terlebih kamu yang menyanyikannya untukku" lirih Jennie yang kini sudah memeluk leher Lisa, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Lisa.

"Semisalnya Daddy mu datang dan memintamu untuk pulang, kembali padanya. Apa kamu mau?" tanya Lisa.

"Tidak, aku tidak ingin. Dia pasti akan melakukan hal buruk padaku, Li. Tolong jangan biarkan aku, kembali padanya" mohon Jennie.

"Baiklah, karena ini kemauanmu. Maka aku menurutinya. Aku tidak akan membiarkan kamu kembali pulang, dengan pria bejat itu" ujar Lisa sambil mempererat pelukannya pada tubuh mungil Jennie.

"—"—"

"Tuan Kim sudah berada di halaman depan mansion, apa kita harus bersiap membentuk formasi, nona muda?" tanya Bentley begitu Lisa tiba di ruang tengah.

"Tentu, bentuk formasi seperti biasa. Dan jangan ada celah, untuk mereka mengambil Jennie dari saya" pinta Lisa yang dibalas hormat oleh Bentley.

"Tolong ulur waktu mereka, karena Jennie sedang bersiap. Pimpin pasukan, dan tinggalkan 2 bodyguard untuk mengawal saya, saat saya keluar nanti"

"Siap, nona muda!"

Setelah Bentley keluar Lisa kini mendorong kursi rodanya menuju kulkas. Ia mengambil minuman kaleng dan membukanya, bersamaan dengan keluarnya Jennie dari kamar utama.

"Apa Daddy sudah didepan?" tanya Jennie sambil melingkarkan kedua tangannya di leher jenjang Lisa.

"Hmm, kamu mau?" ujar Lisa yang menawarkan Jennie minuman kaleng.

"Tentu" balas Jennie, gadis berpipi mandu itu juga langsung menenggak minuman kaleng Lisa.

Secara tak langsung bibir keduanya berciuman, membuat Jennie sedikit tersenyum dalam minumnya.

"Sudah? Kalau sudah tolong dorong aku, kita bersama-sama keluar, menemui orang tuamu" ujar Lisa, dibalas anggukan kepala oleh Jennie.

"Aku harap, Daddy tidak melakukan hal yang di luar batas pada kita. Karena aku sangat mengenalnya, yang tidak takut akan apapun" lirih Jennie.

Lisa sedikit menoleh kebelakang, melihat raut wajah Jennie yang bersedih.

"Daddymu itu tidak akan berani melakukannya. Dan ada satu hal yang harus kamu ketahui, kemarilah"

Jennie pun segera menundukkan kepalanya ketika, Lisa membisikkan suatu hal padanya. Sampai membuat dirinya membulatkan kedua bola matanya, tak percaya.

"Papah dan Mamahmu, akan tiba juga?"















TBC🖤









Mau Lisaaaaa😭

Wanna Be Yours (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang