07

2.6K 380 9
                                    

Jennie terdiam, mematung di tempatnya. Tangannya yang tak di perban mulai bergetar tak karuan. Kedua matanya juga mulai berkaca-kaca, ia pun berlari kembali menghampiri Lisa.

Memeluk dari belakang tubuh jangkung yang kini tengah asik memasak. Ia juga menangis menumpahkan semuanya di punggung tegap Lisa.

Sampai-sampai membuat yang di peluk, menoleh penuh tanya. Lisa pun mematikan kompor dengan satu tombol, lalu ia menghadap kearah Jennie dan memeluk erat gadis tersebut.

"Ada apa? Kenapa menangis seperti ini?" tanya Lisa penuh kasih sayang.

"A—aku tidak, tidak ing-ingin kembali" isak Jennie di ceruk leher Lisa.

"Kembali? Kembali kemana, hum?"

"Di luar, di luar ada bodyguard milik Daddy" lirih Jennie membuat Lisa seketika, mengerti.

"Kamu aman bersamaku, kita akan cari jalan keluarnya bersama. Apa dia seorang diri?"

"Yaa, dia seorang diri"

"Okay tidak apa. Kamu pasti akan baik-baik saja"

"Tolong bawa aku bersamamu, aku tidak ingin pulang dan aku tidak ingin pergi darimu" Lisa hanya menganggukkan kepalanya, sambil mengusap lembut punggung Jennie.

Suara bell unit Jennie semakin tak terkendali. Membuat Lisa yang pada saat itu tengah menenangkan Jennie, begitu marah.

Dengan lembut, Lisa meminta Jennie untuk naik ke kamarnya dan bersembunyi. Sedangkan dirinya, akan berpura-pura sebagai teman Jennie yang mengenap.

"Apa ini kali pertamanya Daddymu memintamu untuk pulang?" tanya Lisa, lalu dibalas anggukan kepala oleh Jennie.

"Sebelumnya?"

"Tidak pernah, aku bahkan membeli unit apartemen ini dengan uang tabunganku. Aku sempat bekerja part time waktu itu dan menjual beberapa tas yang aku punya, sampai akhirnya aku bisa membeli unit ini" jelas Jennie.

"Berapa banyak tas yang kamu jual? Biar nanti aku gantikan untukmu, dan sekarang kamu naik. Kamu bersembunyi sebentar disana. Sampai aku kembali menghampirimu, okay?"

"Tapi berjanji padaku, jangan sampai kamu terluka. Aku tidak suka jika nantinya kamu kembali dengan luka" ujar Jennie dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

"Iya sayang, aku pasti akan kembali tanpa luka"

Jennie menganggukkan kepalanya sambil merelakan Lisa pergi. Tapi sebelum itu, ia sempat menarik kembali lengan Lisa dan ia mengecup cukup lama pipi kanan Lisa.

"Aku mencintaimu"


"—"—"


Lisa melihat kearah layar intercom, dimana satu orang bodyguard tengah berdiri tegap tepat didepan pintu unit Jennie. Lisa memencet salah satu tombol dan mulai berbicara melalui intercom.

"Saya akan menelpon 112 untuk segera kemari. Karena anda mengganggu kenyamanan saya. Dan jika anda mencari Jennie, dia sedang tidak disini. Dia tengah berada di kampus mencari beberapa buku untuk tugas kuliah. Sedangkan saya, saya teman kuliahnya yang tengah menginap dan anda tidak berhak membuat kegaduhan di unit ini" ujar Lisa begitu tegas.

"Bisa untuk keluar sebentar, saya tidak percaya jika nona Jennie tengah berada di luar. Atau saya akan mendobrak kasar pintu unit ini"

"Itu akan melanggar hukum, karena merusak privasi milik orang lain"

"Cepat keluar, saya sedang tidak ingin bermain-main"

DUGH
DUGH
DUGH

Wanna Be Yours (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang