25. Mama

197 23 0
                                    


Jessica saat ini tengah beristirahat di kantin sekolah. Jessica tengah menikmati minuman dan makanan yang di pesan olehnya. Netranya menatap kumpulan anak-anak yang sedang bermain di lapangan. Ia duduk di sebuah meja di meja di pojok belakang.

"Dicariin dari tadi disini." ucap Haruto yang duduk di depan Jessica.

"Eh kenapa emang?" tanya Jessica bingung.

"Nanti malam jalan mau nggak?" ucap Haruto yang membuat Jessica menganggukan kepalanya.

"Boleh. Nanti aku izin sama Ayah dulu." jawab Jessica yang kembali menyendokan makanannya.

"Oke. Nanti jam tujuh Aku jemput. Enggak usah dandan cantik-cantik." ucap Haruto yang membuat Jessica mendengus.

"Ruto aku boleh tanya?" tanya Jessica yang menatap Haruto.

"Tanya aja." jawab Haruto.

"Apa alasan kamu mau jadi pacar ku?" tanya Jessica.

"Enggak ada alasannya sih. Siapa juga yang enggak suka sama kamu." ucap Haruto.

"Jadi kamu suka sama aku bukan karena ada alasan sesuatu?" tanya Jessica.

"Iya ada sebenarnya jess." jawab Haruto yang melanjutkannya dalam batin.

"Nanti malam ke pasar malam yang di dekat taman ya."ucap Jessica.

"Baiklah tuan putri."ucap Haruto yang mengusak surai Jessica.

"Gue harap lo nggak akan mempermainkan perasaannya To. Dia tulus mencintai lo." batin Seseorang yang melihat interaksi antara Haruto dan Jessica dari jauh.

.
.
.
.

Jessica saat ini sedang rebahan di kamarnya di temani dengan bungkusan jajan yang tergeletak di atas kasurnya. Tangannya bergerak menggulir layar handphone yang menampilkan halaman sosmed yang di buka olehnya. Sesekali mulutnya berdecak kesal saat melihat sebuah berita yang menurutnya tidak penting sekali untuk di upload.

"Lihat apa serius banget?" tanya Ayah Suho yang berdiri di depan kamar Jessica.

"Eh ayah masuk aja." ucap Jessica yang mengalihkan pandangannya dari handphone miliknya.

"Lihat apa kamu sampai serius banget?" tanya Ayah Suho yang duduk di samping Jessica.

"Eh lihat Ig yah hehe." jawab Jessica tertawa kecil.

"Adek ada seseorang yang mau ketemu sama kamu. Kalau kamu mau tau turun ke bawah." ucap Ayah Suho yang membuat Jessica penasaran.

"Siapa yah?" tanya Jessica dengan wajah penasaran.

"Kalau gitu ganti baju dulu yang rapi. Ayah tunggu di bawah." jawab Ayah Suho yang mengusak kepala Jessica.

"Iya ayah." ucap Jessica yang berjalan membuang bungkusan jajan miliknya ke tempat sampah.

Jessica lalu bersiap untuk menemui seseorang itu. Ia mengambil atasan putih dan celana kulot mocca. Setelahnya ia berjalan keluar kamar. Di tangga ia melihat seorang wanita yang berbincang dengan Ayahnya. Wajahnya tidak terlihat karena penasaran Jessica melangkah maju.

Deg

"Mama." gumam Jessica yang berdiri tidak jauh dari ruang tamu.

"Jessica kamu ngapain berdiri di situ. Sini." ucap Ayah Suho yang memanggil Jessica untuk duduk di sampingnya.

Jessica berjalan mendekati Ayahnya dengan wajah yang masih terkejut. Tatapannya terkunci pada sosok wanita yang melahirkan dirinya. Jessica tidak pernah membayangkan bahwa mamanya akan menemui dirinya.

"Jessica." panggil Mamanya yang menatap ke arah Jessica dengan tatapan yang hangat.

"I-iya." jawab Jessica dengan kaku.

"Boleh mama peluk kamu?" tanya Mamanya dengan tatapan yang masih sama seperti dulu.

Jessica menganggukkan kepalanya kaku. Ayra langsung memeluk anaknya dan membawa ke pelukan hangatnya.

"Maafin mama. Mama sudah tinggalin kamu sama Jaehyuk karena keegoisan Mama sendiri. Maaf mama enggak pernah mikirin perasaan kamu dan Kakak. Maafin mama sudah meninggalkan kalian saat masih kecil." ucap Ayra yang terisak.

"Iya ma." jawab Jessica yang bergerak mengusap punggung Mamanya.

Tak lama Jaehyuk datang dengan pakaian yang masih sama dengan ia kenakan tadi pagi. Wajahnya terlihat lelah dan lesu. Namun matanya membulat saat melihat seseorang yang sudah lama ia tunggu kedatangannya selama ini.

"Apa yang anda lakukan disini?" tanya Jaehyuk dengan tatapan dinginnya.

"Jae tolong maafin mama. Mama tau banyak sekali kesalahan mama sama kamu. Mama terlalu egois saat itu dengan meninggalkan kalian berdua. Mama minta maaf Jaehyuk." ucap Ayra yang menatap Jaehyuk dengan berlinang air mata.

"Sudah tau salah anda untuk apa kesini lagi. Bukankah anda lebih memilih pekerjaan anda dari pada memilih Saya dan Jessica saat itu!"  Jaehyuk menatap Mamanya itu dengan datar dan tanpa ekspresi

"Jaehyuk turunkan suaramu. Bagaimana pun dia tetap mama kamu." tegur Ayah Suho pada Jaehyuk yang terlihat tidak suka dengan kedatangan Mamanya.

"Ayah enggak usah belain Mama terus! Kenapa ayah selalu membela wanita itu saat ayah tau dimana kesalahannya!" Jaehyuk menatap wajah Ayahnya dengan kesal.

"Jaehyuk jangan pernah meninggikan suaramu di depan orang tua! Dan jangan mengambil kesimpulan yang belum kamu ketahui kebenarannya!" ucap Ayah Suho yang menatap Jaehyuk yang terlihat sangat marah.

"Terserah Ayah!!" jawab Jaehyuk yang berlari ke kamarnya.

Ayra menangis tersedu karena ia sudah gagal menjadi ibu yang baik untuk anaknya. Jaehyuk bahkan sama sekali tidak mau memanggil dirinya dengan sebutan 'Mama'. Ayra sangat tau dirinya salah dan tidak pernah berpikir panjang dengan keputusan yang dia ambil.

"Ma jangan nangis. Kakak pasti lagi capek." ucap Jessica yang menenangkan Mamanya yang menangis tersedu.

"Enggak sayang. Mama tau mama salah di sini. Maafin mama ya." Ayra mengusap air matanya dan menatap Jessica yang masih mau menerima dirinya.

"Enggak mama. Jessica tau mama sudah terikat kontrak dengan perusahaan. Sudah mama jangan menangis lagi. Nanti jessica bantu bicara sama kakak." ucap Jessica tersenyum manis.

Ayra tersenyum senang karena anaknya sudah bisa berpikir secara dewasa. Ia merasa tidak becus menjadi seorang ibu karena harus meninggalkannya di saat masih bayi.

"Terimakasih sayang." ucap Ayra yang memeluk tubuh Jessica.

Jessica tersenyum hangat membalas pelukan mamanya. Bagaimana pun ia tidak bisa menyalahkan Mamanya. Mamanya sudah terikat kontrak dengan perusahaan tempatnya bekerja. Jika tidak bekerja dan memutuskan kontraknya maka mamanya harus membayar denda pada perusahaan dengan jumlah yang tidak sedikit.

"Mama sayang Jessica dan Kakak. Hanya kalian yang mama miliki." ucap Ayra yang memeluk tubuh putrinya yang sudah beranjak dewasa.

"Jessica dan kakak juga sayang mama." balas Jessica tersenyum senang.




To be continued

ketos || Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang