003

48 40 11
                                    

Setelah melihat Ayah aku sedikit lebih tenang, ayah memang masih sulit untuk bicara , tapi aku tau Dimata ayah sarat akan rasa khawatir sama seperti kami disini, tapi aku selalu memberinya semangat mengatakan padanya bahwa kami baik baik saja dan dia harus terus semangat agar cepat sembuh dari sakitnya . Aqila masih murung tapi setelah melihat ayah dia sedikit lebih baik , tadi aqila ingin kuantar pulang bersama mas Adi namun Aqila menolak, dia enggan meninggalkan ayah sendiri disini , dia takut terjadi sesuatu lagi seperti kemarin , untuk sementara kubiarkan saja dia begitu , mungkin besok pagi aku kan paksa dia pulang, tidak baik untuknya terus terusan di rumah sakit , lagipun Aqila masih kuliah jika sering absen akan berdampak buruk juga ke nilainya kan? .

Mas Adi sudah pulang kerumah untuk mengabari keluarga yang lain dan sekalian menjemput nenek nenek kami untuk menjenguk ayah , aku sedikit merasa tidak enak pada mas Adi , dia sudah kerepotan membantu kami mengurusi ayah sejak kemarin , tapi jika tanpa adanya mas Adi disini aku tidak tau akan bagaimana nanti , aku mungkin tidak bisa menenangkan Aqila yg terus menerus menangis semalaman.

" Kak ,aku janji bakal jadi anak yang nurut sama ayah aku gaakan ngebantah ayah lagi, aku akan jadi anak baik , aku gamau ditinggal ayah ataupun kakak didunia ini aku cuma punya kakak dan ayah " ucap Qila dipelukanku sekarang dia sedang duduk bersandar di bahuku seraya memeluk erat pinggangku , adikku ini sudah besar tapi tingkah lakunya masih seperti anak kecil sekali, sebab Aqila sangat kami manjakan dari Kecil mungkin ini juga yang menyebabkan sifat Aqila yang cengeng dan manja , namun Aqila hanya akan menunjukkan sikap manja nya hanya untuk orang orang terdekatnya saja , seperti dengan ayah , aku dan mas Adi , bahkan dengan nenek pun Aqila jarang sekali menunjukkan sikapnya yang itu .

Aku sudah berkenalan dengan kalian?
Belum? Hem maafkan aku , semalaman aku pusing karena tiba tiba mendapatkan musibah ini , jadi aku belum sempat berkenalan bahkan menyapa kalian .

Aku Queensha Adelia Ranjana , putri pertama ayahku Subroto Ranjana dan adikku Aqila putri Ranjana , kami hanya bertiga , sebab ibuku sudah meninggalkan kami ketika melahirkan Aqila kedunia , kata ayah wajahku adalah cerminan wajah ibu karena itu ayah tidak pernah bosan untuk selalu menatap wajahku, bahkan ketika ayah lelah , marah , ataupun sedang kesal terhadap sesuatu ayah selalu mencari ku dan memeluk hangat tubuhku . Dulu sekali ketika aku masih SMP aku pernah sempat mendengar ayah yang menangis sembari memelukku yang sedang tidur , kutahu ayah pasti sangat merindukan ibu dan aku juga tahu ayah pasti kesulitan menjadi ayah sekaligus ibu bagi kami dimana usia ayah masih terbilang muda saat itu, membesarkan kami berdua tanpa campur tangan orang lain , karena itu kami bangga punya ayah yang selalu ada di samping kami , selalu memberi support , dan selalu mendekap hangat kami ketika kami butuh pelukan hangat .

Aku adalah teller disalah satu bank indonesia , sudah 2 tahun belakang aku baru saja lulus dari universitas dan mulai bekerja disitu , entah mengapa aku lebih memilih bekerja diluar daripada membantu ayah , padahal aku anak tunggal yang seharusnya membantu ayah di perusahaan, tapi tidak aku tidak mau langsung naik keatas setidaknya aku harus tau apa itu arti berjuang dari awal , berjuang mencari kerja , melamar pekerjaan meski terus saja ditolak bermacam macam perusahaan sudah aku lewati, ayah sempat memarahiku karena lebih memilih bekerja diluar daripada membantunya mengelola perusahaan, tapi setelah kuberi pengertian dan sedikit bujuk rayu akhirnya ayah mengizinkan aku untuk bekerja diluar .

" Kak.." ah aku mengerjapkan mataku sejenak ,ketiduran aku ketiduran diatas sofa bersama Aqila Yang masih memeluk erat pinggangku.

" Iya ? Kenapa? Ayah bangun ? " Reflek aku langsung berdiri menghampiri ranjang ayah, ayah sudah di pindahkan di ruang rawat naratama tadi setelah mas Adi menjenguk , dan disini juga diberi ranjang tambahan untuk kami yang menunggui ayah.

Aqila menarik kembali tangan ku untuk duduk disampingnya , lagi aqila memeluku erat dia menelusup kan kepalanya ke bahuku , kubalas menepuk nepun punggungnya , Aqila masih merasa khawatir dengan kondisi ayah .

" Dek makan dulu ya ,kakak Carikan makanan kita jangan sakit supaya bisa jagain ayah yaa.."
Aqila mengangguk dan melepaskan pelukannya .

" Kamu mau ikut juga? Biar sekalian kita cari udara segar ya " menawarkan Aqila , mungkin saja dengan sedikit berjalan Aqila akan menghirup udara segar dan akan merasa baik. Aqila menggeleng dan kembali tidur di atas sofa .

" Qila disini aja ya kak , jagain ayah.."
Kuanggukan kepala lalu beranjak mengambil sling bag dan jacket ku didekat ranjang ayah lalu ber

second choiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang