Rumah sakit Medika
13.21
Ayah sudah sadar , Alhamdulillah cidera di kepala ayah tidak terlalu membahayakan namun, ayah harus mengalami stroke dikarenakan adanya pembuluh darah otak yang pecah dan di akibatkan oleh tekanan darah ayah yang tinggi , itulah yang membuat ayah tidak sadarkan diri cukup lama dari semalam.
Setelah ayah sadar , dokter langsung melakukan pemeriksaan terhadap ayah , saat itu dokter menjelaskan kepadaku dan mas Adi bahwa ayah akan kesulitan berjalan dan berbicara , untuk sekarang dan seterusnya kami harus menjaga pola makan , vitamin , obat , dan suasana hati ayah , agar tekanan darah ayah tidak kembali naik . Setelah dari ruang dokter bersama mas Adi kami kembali ke ruang rawat ayah , disana Aqila duduk disamping brankar ayah sedang memegang tangannya sambil menatap ayah , dia masih belum berhenti menangis , walaupun tidak sekuat semalam tapi bisa kulihat wajahnya masih basah karena air mata .
Ayah sudah kembali Istirahat, bahkan sampai sekarang kami belum berkomunikasi dengan ayah , sebab ayah masih belum bisa diajak komunikasi . Kasihan ayah , pasti beliau sedang memikirkan kami , aku harus bagaimana? Ikut menangis seperti Aqila ? Atau hanya duduk? Bagaimana? Kalau bisa aku saja yang mewakili rasa sakit ayah, ayah sudah terlalu lelah untuk memenuhi keinginan kami agar selalu sama seperti teman kami yang lain ditengah kondisi kami yang tidak memiliki ibu . Lagi lagi air mataku tanpa sengaja jatuh segera ku hapus , aku tidak boleh meratapi ini aku harus bisa semangat , kuat , ada Aqila dan ayah yang harus aku kuatkan jika kami sama sama bersedih seperti ini bukankah hanya akan memperburuk keadaan?.
Aku dan mas Adi menghampiri Aqila yang masih ditempat , aku memeluk Aqila dan terus saja membisikan kata semangat kuat dan semua akan baik baik saja , tidak akan terjadi hal buruk pada ayah , lantas aku mengajak Aqila dan mas adi untuk sholat Dzuhur berjamaah dan dilanjutkan berdoa demi kesembuhan ayah .
Bahkan dalam berdoa , memohon kepada sang maha kuasa untuk kesembuhan dan keselamatan ayah kami Aqila kembali menangis bergetar , segera kupeluk dan kubekap Aqila kubisikkan kembali kata kata semangat dan kuat untuknya .
" Qila gaboleh nangis terus begini, nanti Qila sakit waktu ayah bangun dan tau qila sakit karena terus terusan menangis seperti ini apakah ayah akan senang? Ayah sedih kalau tau anak cantiknya menangis seperti ini karena dirinya . Kita harus kuat , memberi semangat ayah agar ayah kuat dan bisa kembali sehat seperti biasanya Qila kuat ya sayang, kakak juga kuat nih kita harus semangat " .
" Kak , ayah baik kan ? " Dengan sesegukkan Aqila mengangkat kepalanya demi menatap aku dan mas Adi di depannya, ku anggukan kepala ku ya kita harus positif thinking untuk masalah ini, harus huznudzhon terhadap Allah , semoga Allah meringankan ujian yang sedang kami jalani sekarang. Aku terus memeluk erat aqila yang masih saja menangis di pelukanku.
" Ayah akan baik baik saja , Aqila harus kasih ayah semangat ya, kita jangan beri tatapan sedih ke ayah supaya ayah tidak terbebani dengan kita , kita harus membangun suasana hati ayah agar ayah cepat sembuh kembali, kita kuat sayang semangat ya adik adikku " mas Adi ikut merangkul dan menepuk nepuk bahu kami , rasanya ingin ikut menangis lagi, tapi benar kata mas Adi jika kami terus terusan bersedih Kami akan terus membebani ayah .
Siang menjelang sore itu kami habiskan untuk saling menguatkan , sedangkan ayah masih dalam pengawasan dokter dan perawat disana , jadi kami tidak diizinkan untuk selalu stay di dalam ruangan ayah , Aqila sudah tenang setelah selesai berdoa dan istirahat sejenak dia sudah kembali tenang walaupun masih terlihat jelas wajahnya yang membengkak karena seharian menangis , bahkan mata merah dan sembabnya kentara sekali di wajah cantik adikku itu.
" Mba mas , bapak sudah bisa dijenguk, tapi jangan terlalu sering diajak komunikasi ya , karena bapak masih dalam masa pengawasan dan pemulihan dokter jadi di persilahkan untuk melihat , tapi satu satu ya mba , nanti saya temenin di dalam " ucap salah satu perawat pendamping dokter ayah , Aqila yang pertama menemui ayah ,terlihat senyuman cerah di wajah adikku itu ketika perawat tadi bilang jika ayah sudah bisa diajak komunikasi .
" Dek jangan sedih lagi yaa , semangat! " Ucap Mas Adi dengan semangat untuk menyemangati Qila , dan hanya dibalas Qila dengan acungan jempolnya , aku dan mas Adi tersenyum melihat tingkah adikku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
second choice
Fantasy"Mengapa? Apa mas Adi kecewa dengan semua takdir ini? Aku juga , aku juga kecewa bukan hanya mas Adi "