004

29 23 9
                                    


Shilla

Queen dimana?
Gue sama Arya udah di loby ni ? Ruang ayah Lo yang mana?

Tunggu ya shill , aku samperin kesana

   Shilla teman kantorku datang untuk menjenguk ayah , tadi pagi saat aku izin tidak masuk shilla langsung menelpon bertanya mengapa hari ini aku izin tidak masuk kerja , akhirnya shilla memutuskan untuk menjenguk ayah sepulang kerja , namun aku tidak tahu kalau mas Arya HRD jg ikut menjenguk kemari .

" Gimana? Ayah baik kan? " Serobot shilla sesaat setelah aku datang dan langsung memelukku dan sedikit mengelus bahuku , shilla adalah salah satu teman terdekatku untuk saat ini dia selalu siap untuk menjadi pendengar , penasihat , dan penghiburku saat aku butuh .

" Ayah stroke shill karena jatuh kemarin , tapi insha Allah ayah baik , bantu doa ya " shilla kembali memelukku untuk menenangkanku .

" Pasti pasti gue doain yang terbaik buat ayah , Lo yang kuat dan sabar ya "  kubalas dengan anggukan dan membalas pelukan shilla . Mas Arya hanya diam memandangi aku dan shilla yang sibuk dengan pelukan kami .

" Yaudah yuk kita keruang ayah , kalian mau lihat ayah kan? Yuk mas ... " Ujarku menyudahi dan segera menuntun jalan menuju ruang ayah .

" Eh iya ini tadi ketemu mas arya di depan loby kantor , jadi  mas Arya juga sekalian mau ikut besuk ayah queen gapapa kan? " Shilla menunjuk mas Arya yang dari tadi hanya diam , kutatap mas Arya sebentar dan membalas senyum sapa nya .

" Gapapa , aku jadi ga enak sampe mas Arya ikut ngebesuk  maaf ngerepotin ya mas " ucapku sedikit sungkan ke mas Arya , yang dibalas gelengan kuat oleh lelaki jangkung itu . Mas Arya menggaruk tengkuknya
" Emm ga ngerepotin queen , kan aku yang inisiatif ikut buat ngejenguk ayahmu" ujarnya dengan sedikit gugup . Inisiatif? Tiba tiba?
" Ahh.. makasih ya mas " mas Arya hanya mengangguk pelan menatapku .

Ruang rawat ayah cukup ramai saat ini , saat aku datang tak lama mas Adi , nenek , nenda , pakde dan bukdeku juga datang bersamaan , saat ini mereka sedang mengelilingi ayah yang sudah bangun namun masih sama, ayah masih belum bisa sepenuhnya komunikasi seperti biasa , masih sulit untuk diajak komunikasi . 

" Temen kerja queen? Makasih ya udah repot repot besuk ayah kami , ini dimakan buahnya maaf cuma ada buah dan air "  sapa mas Adi dengan ramah pada teman temanku .

" Iya mas sama sama , ga repot kok ayah juga sudah seperti ayah shilla juga jadi shilla juga ingin lihat keadaan ayah sekarang " shilla dan mas Arya hanya menganggukkan kepala dan membalas dengan sopan .

20.35

" Sekali lagi makasih ya shill , mas udah besuk ayah  " shilla dan mas Arya tidak lama berada diruangan ayah karena perawat tidak mengizinkan ruang rawat ayah ramai, hanya diizinkan sebentar karena kondisi ayah belum sepenuhnya baik .

" Makasih makasih makasih , apaan si kek sama siapa aja Lo , gue shilla anak didik ayah Lo juga jadi otomatis gue juga anaknya ayah ,kalo gue ga kesini durhaka bener "  aku hanya tersenyum mendengar celotehan shilla , benar selain mas Adi yang sudah dianggap anak oleh ayah , shilla juga termasuk anak didik ayah . Kutatap mas Arya yang dari awal sejak kedatangan mereka terus saja menatapku , bukan bukan ini bukan hanya sekedar perasaan ku saja , tapi karena sejak tadi aku beberapa kali memergoki dia yang menatap ke arahku , namun ketika aku sudah menatapnya kembali dia langsung membuang muka .
Kenapa si? Aku aneh ya? Emang si karena sibuk sepanjang hari ini aku tidak perduli tampilan ku sekarang , mungkin mas Arya heran karena aku di dunia kerja dan aku diluar sangat berbeda , menjadi pegawai teller  bank yang selalu berhadapan secara langsung dengan customer mengharuskan kami berpenampilan menarik , bersih dan rapi, dan jika kubandingkan dengan keaadaan ku sekarang yang hanya berbalut celana kulot panjang dan kaus putih pendek dan cardigan , sangat berbeda jauh dengan mode kerja ku .

" Yaudah gue dan mas Arya pamit dulu , Lo juga jaga kesehatan jangan sampe sakit , kalo Lo sakit Aqila gaada yang pegang okey beb  , Jangan lupa makan , itu penting "  shilla menepuk nepuk bahuku pelan , untuk kata sahabat sepertinya kata kakak lebih pantas untuk shilla .

" Iya iya bawel banget si ini mba shilla , udah sana pulang keburu malam "  ucapku seraya mendorong bahu shilla  kedepan , kuanggukan pelan kepalaku dan tersenyum mengahadap mas Arya yang tetap menjadi penonton setia keributan aku dan shilla dari tadi .

" Ngusir banget Lo , dah dah gue pulang byeeeeee. Yuk mas kita udah di usir nih  "  sewot shilla seraya mengajak mas Arya menuju parkiran rumah sakit .

Ruang rawat Ayah

" Udah pulang? " Tanya mas Adi saat aku kembali memasuki ruang rawat ayah , saat tadi perawat melarang kami beramai ramai di ruang rawat ayah , pakde dan bukdeku serta para nenek sudah kembali pulang , namun mas Adi tetap tinggal disini untuk menjaga ayah dan kami.

" Adi tinggal disini saja pak , kasihan kalau queen dan Aqila ditinggal sendiri disini  " tolakknya saat pakde ku mengajaknya untuk pulang bersama , yang disetujui para nenek dan bukdeku . Padahal jika ditinggal pun tak apa kurasa aku bisa baik berdua dengan Aqila disini  menjaga ayah .

" Udah mas , tadi aku anter sampai lobby bawah " mas Adi hanya menganggukkan kepalanya .

" Dokter bilang kemungkinan ayah harus dirawat disini agak lama, karena perlunya pengawasan langsung dari dokter , tekanan darah ayah masih belum menurun dari sejak ayah bangun . "  Bahas mas Adi , kutatap mas Adi yang melaporkan ucapan dokter tadi saat aku tinggal mengantar shilla dan mas Arya .

" Ga papa deh mas , yang penting kondisi ayah membaik , kita ikut kata dokter aja yah " mas Adi menatapku lalu tersenyum dan menepuk pelan puncak kepalaku .

" Adik mas ternyata udah dewasa ya , cepet banget si perasaan baru kemarin deh kamu nangis nangis gara gara sendok barbiemu  patah karena tidak sengaja ku kududuki"  ahhh aku ingat , saat itu aku menangis kencang dan mengadukan mas Adi pada ayah ku karena sendok Barbieku yang baru saja diberikan oleh ayah baru saja patah karena mas Adi . Aku dan mas Adi terkekeh pelan saat kembali mengingat masa itu ,aku yang menangis kencang ingin mendudukkan mobil mas Adi agar patah juga , namun tidak berhasil karena mobil itu kuat jadi sulit untuk dipatahkan tubuhku yang kecil.

" Udah deh jangan diingat malu maluin banget , bocil banget ya "  dengan masih terkekeh kupukul pelan lengan atas mas Adi disebelahku .

" Iya deh , ampun masih sakit aja si pukulanmu " ucap Mas Adi yang pura pura merasa tersakiti atas pukulan ku , padahal pukulan ku hanya pelan tidak sekencang itu  , hanya saja mas Adi yang melebaikan suasana .

" Queenn... Nakk... " Ah?



Haloooooooo🤗

Seneng bangetttt , ini first aku publish cerita akuuu di sosial media jadi sedikit deg degan parahhh wkwkkw .

Makasih banyak buat vote & comment yaaaa! Makasih udah nyempetin waktu kalian untuk sekedar membaca ceritaku iniii😻💓🙏

Buat kalian yang diluar sana , apapun yang kalian lakukan saat ini aku doakan lancar yaaaa!!
Semangattt!

Sekali lagi makasih banyakk 🤗💓

second choiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang