Namanya choi mina, seorang siswi periang dan cantik yang diangkat oleh keluarga kaya raya di seoul. Hidupnya begitu menyedihkan sejak kecil, orangtua kandungnya meninggal sejak ia masih bayi bahkan dia juga kehilangan sahabatnya waktu smp.
Disisi la...
Hari libur pun berakhir. Waktunya mina kembali ke sekolah untuk menjalani pelajaran seperti biasa dan tidak lupa juga ia berpamitan kepada orangtua angkatnya.
Sesampainya di sekolah...
"Mina, kita harus bicara. Tapi tidak disini" Bisik somin sambil menarik tangan mina yang baru sampai di kelas.
"Ada apa somin?, kenapa kamu membawa aku ke kamar mandi?" Tanya mina dengan penasaran.
"Apa yang kau lakukan dengan yeojun di hutan?, jawab aku mina!" Bentak somin sambil mengunci pintu kamar mandi.
"Aku tidak melakukan apapun dengan yeojun, dia hanya berniat mencariku somin. Itu saja" Ucap mina sambil menahan air matanya.
"Tidak mungkin!. Dengar mina, mulai hari ini dan seterusnya jangan kau mencoba untuk mendekati yeojun dan membuat drama untuk meluluhkannnya!" Bentak somin sambil berjalan meninggalkan mina sendirian di kamar mandi.
"Apa kesalahan yang sudah aku perbuat sehingga somin membentakku?, kenapa dia mengucapkan bahwa aku sudah membuat drama untuk meluluhkan yeojun. Aku dan yeojun hanya berteman, tapi kenapa somin bisa semarah itu padaku" Rintih mina sambil menangis.
Tanpa mina sadari, hara ternyata sedang berada di dalam kamar mandi juga. Dia tidak sengaja mendengar ucapan somin yang sampai membuat mina menangis.
Saat tiba di kelas...
"Mina, kamu habis menangis ya?" "Hei mina!, mata kau sangat sembab" "Apa kau baik-baik saja mina?" Tanya teman sekelasnya dengan penasaran.
"Kalian jangan khawatir, aku baik-baik saja. Hanya saja aku sedang sakit mata" Jawab mina sambil berjalan menuju bangkunya.
"Mina, siapa orang yang sudah membuat kau menangis?" Tanya yeojun dengan kesal sambil mengepal tangannya.
"Yeojun, bukankah aku sudah bilang ya, bahwa aku hanya sedang sakit mata saja" Jawab mina sambil tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
Yeojun merasa tidak percaya atas jawaban yang diucapkan oleh mina. Hal itu jutru membuat yeojun kesal dan mencoba untuk mencari tau pelaku yang sudah membuat mina menangis.
Beberapa menit kemudian...
"Selamat pagi anak-anak, kali ini materi kita adalah tentang bola basket, jadi kalian melakukannya berkelompok. Sebelumnya bapak sudah menyiapkan kelompoknya" Ucap pak guru dengan perlahan.
"Baik pak!" Balas seluruh murid dengan semangat sambil bergegas menuju lapangan.
Mina satu kelompok lagi dengan yeojun, sedangkan somin berada di kelompok hara. Somin merasa semakin cemburu karena mina selalu saja bersama yeojun sehingga ia membuat rencana untuk melukai mina.
"Yeojun, lempar bolanya pelan-pelan ya" Ucap mina dengan perlahan sambil memandang yeojun yang berada di depannya.
"Kau jangan khawatir mina, aku akan melempar bolanya pelan-pelan. Aku tidak akan menyakitimu" Balas yeojun sambil berlari mengambil bola yang sudah disiapkan oleh pak guru.
Yeojun pun langsung berlari mengambil bola sedangkan mina menunggu yeojun kembali ke lapangan. Saat yeojun sudah ingin sampai di lapangan dia mendengar teriakan mina, sehingga dia langsung berlari meninggalkan bolanya begitu saja.
Tiba-tiba...
"Aduh!" Teriak mina yang tiba-tiba kehilangan pandangannya sehingga membuatnya pingsan.
"Mina!!!" Teriak yeojun sambil berlari menghampiri mina yang langsung pingsan.
"Astaga mina!" Ucap pak guru dan teman sekelasnya mina sambil berlari menghampirinya.
"Mina bertahanlah!. Aku akan membawamu ke uks!" Teriak yeojun sambil berlari menggendong mina menuju uks.
Pak guru dan teman sekelasnya mina pun langsung berlari mengikuti yeojun menuju uks.
Sesampainya di uks...
"Kalian tau siapa yang sudah mencelakai mina!?" Tanya yeojun kepada teman sekelasnya dengan panik.
"Yeojun, tenanglah!. Kita semua tidak tau siapa yang mencelakai mina. Tiba-tiba bola basket menghadang kepalanya sehingga mina kehilangan pandangan dan langsung pingsan" Jawab salah satu teman sekelasnya sambil menenangkan yeojun.
"Iya yeojun, bapak dan teman sekelasmu benar-benar tidak mengetahi siapa yang mencelakai mina. Sebaiknya tenangkan diri kamu dulu ya, baiklah kalau begitu bapak dan teman sekelasmu kembali ke kelas dulu" Ucap pak guru sambil meninggalkan yeojun dan mina di uks.
Yeojun sangat sedih melihat mina yang terbaring lemah di uks, bahkan dia sampai menangis. Hara yang baru ke uks pun sangat terkejut melihat mina, dia juga merasa sedih atas kejadian yang dialami mina saat di lapangan tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mina, kenapa kamu bisa seperti ini?, siapa orang kurang ajar yang sudah menyakiti teman dekatku!?" Batin hara dengan kesal sambil mengelus rambut mina.
"Hara, tolong sampaikan kepada pak guru bahwa aku akan tetap disini sampai mina kembali sadar" Ucap yeojun dengan perlahan sambil menggenggam tangan mina.
"Oh, baiklah yeojun. Nanti akan aku sampaikan kepada pak guru, kalau begitu aku pergi ke kelas dulu ya" Balas hara sambil berjalan menuju kelasnya.
"Terimakasih hara" Ucap yeojun sambil menunggu mina kembali sadar.
"Entah kenapa aku merasa kalau yeojun memiliki hubungan dan perasaan yang kuat kepada mina. Seperti orang lama yang kembali bertemu untuk bersatu dengan orang yang selama ini ia cari untuk menjalani hidup bersama" Batin hara dengan bingung saat berada di kelas.
Beberapa menit kemudian...
"Yeojun...?" Rintih mina sambil memegangi kepalanya yang masih sakit akibat bola basket.
"Syukurlah kau sudah sadar mina!. Bagaimana keadaanmu?, apa kepalamu masih sakit?" Tanya yeojun dengan khawatir.
"Aku sudah jauh lebih baik yeojun, terimakasih sudah menolongku ya" Jawab mina sambil tersenyum kecil.
"Mina, a... aku minta maaf, semua ini kesalahanku" Ucap yeojun sambil meneteskan air matanya.
"Yeojun... ini bukan kesalahan kau. Ini namanya musibah. Tolong jangan salahkan diri sendiri ya, karena semua masalah yang terjadi tidaklah selalu sepenuhnya salahmu" Balas mina sambil mengusap air mata yeojun.
"Ya mina, kau memang benar. Lain kali aku tidak akan menyalahkan diri sendiri untuk terakhir kalinya" Ucap yeojun sambil tersenyum.
"Baguslah, kau memang anak yang baik yeojun!" Balas mina sambil mengusap rambut yeojun.
Akhirnya mina dan yeojun pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Mina merasa bahwa yeojun sikapnya memang dingin, tapi hatinya sangat baik kepadanya.