(9) Final

347 45 8
                                    

"Mau main sama gue gak?"

Pertanyaan itu sukses Membuat (Name) berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" tanya pria itu lagi ketika (Name) hanya terdiam menatapnya.

Wanita itu memiringkan kepalanya dan mendekat seraya berbisik, "Lo suka sama gue?"

Binggo!

Koganegawa menelan salivanya dengan susah payah. Wajahnya memerah secara perlahan. Tangannya menggaruk tengkuknya.

"Gue gak akan ngajak main cewek lain kalau gak suka sama dia," ucapnya yang masih dapat didengar oleh (Name). Pria itu nampak gelisah.

(Name) tersenyum kecil yang berubah menjadi tawa cekikikan, hingga wanita itu tertawa cukup terbahak-bahak.

"Kemana arah pikiran lo, Kogane!" serunya sembari memukul lengan Koganegawa.

Pria itu terdiam, wajahnya sudah merah padam mendengar perkataan (Name). Dia tertangkap basah memikirkan hal-hal lain dari maksud 'main' itu. (Name) tau kemana arah pikirannya.

"Kata 'main' yang gue maksud itu seperti berkunjung ke berbagai tempat bersama. Bukan seperti yang ada dipikiran lo! Hahaha."

"Eng-enggak! Gue gak mikir hal aneh kok," kilahnya cepat.

"Bohong! Hahaha. Gak bisa lo berbohong dengan wajah merah padam begitu."

"Sialan," umpatnya pelan.

(Name) berpegangan pada Koganegawa seraya tertawa terbahak-bahak.

"Puas?" tanya Koganegawa terus mengamati tingkah laku (Name).

(Name) mengusap matanya yang tanpa sadar berlinang air mata, "Jadi lo suka sama gue?" tanyanya berusaha menyeimbangkan tubuhnya.

Koganegawa nampak ragu untuk menjawab, "Enggak tau."

Mendengarnya membuat (Name) ingin sedikit menggoda pria itu, "Baiklah kalau begitu."

"Apa?" sahut Koganegawa dengan cepat.

"Gue bakal cari pacar lagi lah. Jelas gue cantik gini."

Koganegawa dengan cepat membawa tubuh (Name) bersandar pada dinding dekat mereka dan menguncinya. (Name) tersadar pria itu melakukan kabedon pada dirinya. Tubuh tinggi besar pria itu bahkan dapat menyembunyikan tubuh (Name) saking kecilnya tubuh wanita itu. Keduanya saling bertatapan, namun (Name) dapat merasakan intimidasi dari tatapan Koganegawa.

"Gue tebak. Lo pasti mau nembak gue," ucap (Name) cukup pelan namun masih terdengar olehnya.

Koganegawa berdecak sebal seraya tersenyum kecil, "Ketahuan deh."

Tanpa aba-aba, Koganegawa menciumnya tepat pada bibir ranum nan menggoda. Kejadian itu terjadi begitu cepat hingga (Name) tak mampu berkata-kata. Pikirannya seketika kosong dan tak berfungsi.

Begitu pun Koganegawa yang nampak sangat gugup dengan wajah merah padam.

Apa yang kau lakukan Kogane!, batinnya mengutuk.

(Name) sejenka masih menatapnya dan keduanya sama-sama membuang pandangan. Atmosfir berubah menjadi canggung.

"Hmm ... itu," gumam Koganegawa tergagap, membuang pandangannya, tak berani menatap (Name).

"Lo emang bodoh. Bisa-bisanya gue masih suka sama orang bodoh seperti lo," ucap (Name) pelan, sontak membuat Koganegawa menatapnya lagi.

Secara tiba-tiba wanita itu menyentuh wajah Koganegawa, menariknya hingga mereka berciuman. Koganegawa yang terkejut dengan aksinya, langsung memejamkan matanya rapat-rapat. Kakinya lemas, jantungnya berdisko hebat di dalam sana.

Tangannya perlahan memeluk tubuh mungil (Name), mengikis jarak yang ada. Keduanya tenggelam dalam paduan kasih yang mereka ciptakan. Sekitar tiga menit, (Name) menyudahinya, mengambil napas sejenak dan berusaha mengatur irama jantungnya yang tak karuan.

"Ja-jadi ... kita, apa?" tanya Koganegawa yang masih gugup.

(Name) menatap pria jangkung itu, "Pacar?"

Jelas sekali pria itu salah tingkah, "Ok."

"Rumah lo udah dekat kan da-dari sini?" lanjutnya.

(Name) tertawa mendengar pria itu gelagapan.

"Iya, sayang."

Binggo!

Pria itu makin gelagapan dibuatnya.

***
See you next chapter!
#skrind

Become His Wife? | Koganegawa Kanji X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang