Mereka baru saja sampai di pinggiran kota Sendai yang dihiasi oleh pantai di sepanjang jalannya. Sebenarnya (Name) tidak keberatan honey moon mereka berjalan sederhana dan tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Toh ini seperti liburan di tengah kesibukan pekerjaan mereka. Yang menjadi prioritas mereka saat ini adalah tabungan mereka, tentu saja mereka harus merencanakan masa depan, seperti biaya tempat tinggal, pekerjaan, dan anak.
"Sayang, kau mau punya berapa anak?" tanya (Name) bersandar pada pundak Koganegawa, kini mereka sedang bersantai menikmati hembusan angina serta suasana pinggir pantai yang cukup ramai. Tak afdol Rasanya jika tidak membeli kelapa dan meminumnya dengan topi pantai di kepala.
"Dua aja, kurasa cukup," jawab Koganegawa santai.
(Name) tersenyum lebar mendengar jawaban pria yang kini sudah menjadi suaminya. Tatapannya memandang air laut yang menimbulkan ombak dan meninggalkan buih di pasir pantai yang putih. Dia menghela napas panjang dan dalam, hanya ingin.
"Membayangkannya saja membuatku ingin cepat-cepat memiliki anak," gumamnya.
"Oh ya?" Koganegawa menoleh ke arahnya.
Membuat (Name) mendengus pelan ketika melihat ekspresi wajahnya. Perlahan Koganegawa mendekatkan wajah ke telinganya dan berbisik.
"Sebentar lagi kau akan tau rasanya kalau tidak pakai pengaman," bisik pria itu. Tentu saja dia sengaja.
Sudah Koganegawa duga, wajah istrinya langsung bersemu merah merona. Pria itu tertawa kecil hingga satu pukulan ia rasakan pada lengannya.
"Malu ya?" godanya.
(Name) merapihkan rambut hitam panjangnya, "Apaan sih."
Koganegawa kembali berbisik, "Mau berapa ronde nanti malam?" Tangannya beralih mengelus paha istrinya yang terekspos.
(Name) merinding, ini terlalu tiba-tiba untuk membayangkannya, padahal wanita itu tidak berpikir ke arah sana.
"Tenang saja, akan aku pastikan kau merasakan setiap klimaksku," bisiknya lagi.
"Sayang!" pekik (Name) menyingkirkan tangan Koganegawa.
"Di-diamlah!" lanjutnya lagi.
"Aku tau kau sudah gak sabar kan?"
"Apaan sih!"
"Bibirmu berbohong, sayang," godanya terus menerus.
"K-kanji."
"Hmm?"
"Di-diamlah."
"Hmm? Kau mau aku diam?" Koganegawa tersenyum licik.
"Apa nanti malam kau mau aku diam saja? Supaya kau yang mengambil alih permainan?"
(Name) semakin frustasi mendengarnya, "G-gak t-ta-tau! Aku mau pe-san ma-kanan lagi!"
Wanita itu beranjak pergi meninggalkan Koganegawa yang tertawa puas.
***
See you next chapter!
#skrind
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Koganegawa Kanji X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Koganegawa Kanji x Reader- Complete : 14 Okt 2022