Ini Dariku, Untukmu

222 12 1
                                    

Bagian 1
Ini Dariku, Untukmu

Hallo, Namaku Sintya, Sintya Patriawan. Iya. Aku biasa di panggil Sin, Awan, Ria atau jika orang orang belum mengenalku biasanya memanggilku dengan lengkap, Sintya. Aku lahir pada bulan Juli tanggal 28. Ya biasanya orang orang menyebutnya gemini. Zodiak Gemini yang antusias, Mudah Berteman, Cerdas dan masih banyak lagi. Ini semua tentang perjalanan hidupku dan sebuah lika liku yang membuatnya berfikir dewasa, Yang membuatku menangis. Dan banyak hal lagi.

"Dari mana ya ceritanya ya? Aku mulai dari awal ya."

Namaku Sintya, Sintya Patriawan. Katanya namaku unik. Bahkan nama panggilanku sangat banyak. Aku tinggal bersama nenek ku. Ibuku bekerja begitupun dengan ayahku. Orang tua ku bisa di bilang jarang sekali pulang ke rumah. Kadang mereka mengunjungiku setiap 9 bulan sekali. Dari waktu aku kecil aku terbiasa hal itu aku mengira mereka berdua baik baik saja.

Namun pada saat aku beranjak SMP,  Aku mulai sedikit paham lalu aku bertanya kepada nenek ku. Nenek ku menjelaskannya, Lalu aku paham. Ternyata Ayah dan Ibuku telah cerai setelah aku di lahirkan. Aku sedikit kaget tentang hal itu.

Nenek ku berkata Ayah dan Ibuku bercerai karena ada masalah pribadi waktu itu. Nenek ku menjelaskan kepadaku.  Aku percaya saja waktu itu, Karena aku masih bisa bertemu dengan Ibuku begitupun dengan Ayahku.

Meski tak banyak waktu aku dengan mereka. Dulu.... Ayahku mengajariku bagaimana cara naik sepeda. Ibuku pun mengajariku bagaimana caranya memasak dan mengenalkan sedikit tentang bumbu bumbu dapur. Mereka tak banyak waktu, Aku masih bersyukur bisa bertemu mereka. Terkadang aku selalu menunggu mereka datang, Bahkan merindukan setiap malam. Hal itu yang buatku bahagia.

Mau bagaimana lagi juga aku sudah merasakan hal hal itu dari masa SMP. Aku merasa ada sesuatu yang janggal namun aku tetap menjalani hari seperti biasanya.

Kenapa? Kenapa aku harus selalu meminta? Padahal dengan cara ini aku selalu bisa berusaha bersyukur. Meskipun ini terdengar tidak adil. Namun bagaimana? Dunia juga ga harus berpihak kepadaku.

Dari waktu SMP pikiranku masih berfikir begitu. Ntah salah atau tidak aku pun tidak mengerti. Masa SMP ku ku nikmati seperti biasanya. Seperti anak anak sekolahan pada umumnya yang ngerasa punya temen tapi pas di rumah kesepian. Sepertinya begitu.

Namun saat aku beranjak kelas 3 SMP aku baru mengenal lebih dalam arti dari Keluarga dan Bullying. Tidak terdengar aneh bukan?

Ku pikir pikir, Ku cermati sepertinya... Aku adalah korban dari bullying. Kenapa aku berfikir begitu ya? Karena menurut perasaanku sendiri adalah aku menuruti semua permintaan mereka demi bisa berteman dengan mereka. Bahkan hal hal yang bisa di bilang membahayakanku tetap saja aku lakukan. Karena aku sangat takut untuk tidak mempunyai teman. Apa kalian juga begitu?

Mungkin ceritaku di kala SMP hanya berisi bullying. Tentang bagaimana aku berteman dan berinteraksi hanya itu. Cinta? Tidak. Aku sudah di ajarkan dari kecil untuk mencintai seseorang yang selalu berada di dekatku. Yaa... Itu nenekku sendiri. Karena kata nenek ku cinta itu datangnya ga jauh jauh. Dari sekitar kita biasanya. Katanya begitu.

Siapa lagi orang yang aku percaya selain nenekku? Aku hanya percaya itu. Diri ku sendiri? Aku pernah mempercayai itu dan yakin, Namun semakin hari demi hari. Aku kehilangan arah, Bahkan aku pun tak mengerti satu hal pun dalam diriku sendiri, Aku hidup dalam obsesi orang lain. aku kehilangan jalan dari peta yang ku buat sendiri, Aku membencinya bahkan aku lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan menggunakan peta orang lain meskipun itu bukan keinginanku.

Kamu Pergi Setelah Semuanya Baik Baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang