Bagian 9
BerpapasanSelang 1 hari setelah bertemu Vanka, Rasa penasaran Sintya masih menggebu gebu. Sintya menceritakan kepada Kharisa pada saat berkumpul.
"Engga ada niatan buat ngobrol lagi Sin sama Vanka?" Ucap Kharisa.
"Pas sebelum kejadian kemarin nih, Sering papasan. Tapi sekarang udah jarang." Ucap Sintya.
"Coba lagi dong Sin, Kan baru ga papasan sehari. Mungkin dia ga berangkat." Ucap Ive.
"Iya juga ya." Ucap Sintya.
"Udah, Dari pada mikirin Vanka mulu. Mending kita pulang, Terus kamu tidur awal Sin biar ga kesiangan lagi." Ucap Ive.
"Kalo kesiangan ujungnya ketemu Vanka ya gapapa. Ayo pulang." Ucap Sintya.
"Kharisa liat deh, Bandel banget di bilangin nih temenmu." Ucap Ive.
"Biarin lah namanya juga lagi berbunga bunga. Ntar juga habis penasaran langsung ngilang." Ucap Kharisa.
"Yah... Kalian berdua sama aja." Ucap Ive.
"Udah udah, Ayo pamitan dah. Nanti ga pulang pulang." Ucap Sintya.
Setelah berpamitan Sintya dan Ive pun pulang.
Keesokan harinya, Pada saat jam istirahat pertama. Sintya keluar kelas untuk menuju ke kantin. Namun sebelum Sintya sampai ke kantin ia melihat Merlin dan Vanka sedang berbicara. Setelah melihatnya sekilas Sintya tetap acuh akan Vanka ia tetap menuju ke kantin.
Selepas pulang sekolah Sintya pulang sedikit terlambat karena Sintya harus melaksanakan piket selepas pulang sekolah. Pada saat ia akan pulang dan menuju gerbang depan sekolah tak sengaja Sintya berpapasan dengan Vanka.
"Vanka?" Ucap Sintya.
"Ohh hai Sin, Kok belum pulang?" Ucap Vanka.
"Iya, Baru selesai piket jadi pulangnya sore. Kamu ga sendiri ga pulang?" Ucap Sintya.
"Ini baru mau ambil tas di kelas habis itu pulang." Ucap Vanka.
"Emang jam segini kelasnya ga di tutup?" Ucap Sintya.
"Udah di tutup tapi masih bisa di buka." Ucap Vanka sambil menunjukkan sebuah kunci pada Sintya.
"Oh iya Vanka mau tanya sesuatu boleh ga?" Ucap Sintya.
"Boleh nanya apa?" Ucap Vanka.
"Ga buru buru pulang kan?" Ucap Sintya.
"Engga." Ucap Vanka.
"Mau nanya soal Merlin, Kamu kenal Merlin?" Ucap Sintya.
"Kenal, Udah lama kenal si. 1 bulan lebih keknya. Tapi mungkin 1 angkatan di sekolah kita kenal sama Merlin deh." Ucap Vanka.
"Ohh 1 bulan, Iya siapa yang ga kenal Merlin." Ucap Sintya sambil tertawa.
"Kenapa nanya soal Merlin?" Ucap Vanka.
"Cuma pengin nanya aja." Ucap Sintya.
"Ngomongin soal Merlin. Merlin mungkin baik tapi Merlin maruk." Ucap Vanka.
"Maruk?!" Ucap Sintya.
"Iya, Dia pengin pengakuan dari semuanya." Ucap Vanka.
"Dia emang keras kepala. Biarin aja. Kita liat dia beberapa bulan kemudian." Ucap Sintya.
"Sisi manusia yang emang udah ada dari dulu dan ga bisa lepas, Serakah dan angkuh." Ucap Vanka.
"Iya, Kita cuma bisa ngendaliin sisanya ya tetap jadi pandang buruk manusia." Ucap Sintya.
"Manusia itu lucu." Ucap Vanka.
Kemudian Vanka meninggalkan Sintya, Berjalan menuju kelasnya dan mengambil tas kemudian pulang.
"Yah pulang? Woi Vanka maaf udah ngebuat lu pulang sore. Jangan lupa juga kuncinya di kembaliin." Ucap Sintya.
Kemudian Sintya pun menuju gerbang dan pulang.
Kedekatan Vanka dan Sintya di mulai dari mencari tau tentang Merlin. Berpapasan, Bertanya tentang hal kecil, Lalu memberikan arahan, Berpendapat dan berpamitan. Meski tak dapat di lakukan setiap hari, Terkadang Sintya berfikir jika Ia bisa bekerja sama dengan Vanka mungkin jauh lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Pergi Setelah Semuanya Baik Baik Saja
RomansaCerita yang berawal dari tiga seorang sahabat yang memiliki trauma terhadap bullying. Dan akhirnya mereka dapat menemukan teman di sekolahnya. Meskipun senua tragedi terulang kembali di kedua kalinya. Ada salah satu tokoh yang benar benar menghancur...