Laboratorium Dan Hari Rabu

2 0 0
                                    

Bagian 13
Laboratorium Dan Hari Rabu

Hari demi hari berlalu, Bulan demi bulan berganti. 1 bulan telah berjalan. Perasaan Sintya masih saja belum benar benar Terima terkait sahabat pertamanya di SMA telah tinggal dunia. Bagaimana bisa Sintya menerima itu semua dengan cepat?  Karena memang pada dasarnya menerima sesuatu yang datang tanpa di duga dan membawa sebuah luka adalah hal yang paling sulit dalam kehidupan. Belajar, Belajar dan Belajar.

Ada di suatu titik, Ketika Sintya berfikir.

"Bagaimana jika aku mengakhiri hidupku?" Ucap Sintya.

Namun di suatu titik lagi, Sintya Berfikir.

"Jika aku mati sekarang aku akan sama seperti  Ive. Lalu siapa yang akan mengutip semua kematian Ive?" Ucap Sintya.

Kali ini Sintya mencoba untuk bangkit kembali dari Keterpurukannya. Belajar dari kesedihannya. Belajar merangkai pikirannya untuk tetap tenang. Sampai di dua bulan setelah kematian Ive, Sintya mengunjungi rumah Kharisa. Berbincang kembali dan mempertanyakan Kasus kematian Ive. Mencarinya dengan rinci, Melihat dan mengamati. Sampai di kemudian hari Vanka mencoba menemui Sintya.

"Sin?" Ucap Vanka memanggil.

Sintya menoleh

"Kenapa? Tumben manggil?" Ucap Sintya.

"Kamu engga ada yang janggal tentang kematian Ive?" Ucap Vanka.

"Coba deh sini duduk dulu, Kita ngobrol." Ucap Vanka.

Sintya pun duduk.

"Emang kematian Ive kenapa coba? Apa masih kurang jelas kematian Ive Van?" Ucap Sintya guna mencoba mencari tau.

"Kalau aneh tuh bilang aja Sin, Aku tuh tau kamu lagi nyari tau kan?" Ucap Vanka.

"Iya, Emang aneh kan Van? Coba deh liat kematian Ive kemarin. Kata dokter juga ada luka tusukan kan? Apa cuma karena keluarga udah nerima semua hal yang terjadi ke Ive, Jadi kita harus terima terima aja? Pasti Si Ive mati di tusuk sama seseorang ga jauh dari sekolah kita." Ucap Sintya.

"Kalo ga aneh, Kamu ga bakal nyari tau juga. Dan aku pun begitu." Ucap Vanka.

"Ada psikopat di sekolah kita ternyata Van." Ucap Sintya.

"Iya. Gimana kalo kita cari tau, Nanti di setiap hari rabu kita ketemu di sini." Ucap Vanka.

"Baiklah aku sepakat, Tapi dengan 1 syarat Van." Ucap Sintya.

"Syarat? Kamu kira ini pendaftaran apa?!!" Ucap Vanka.

"Terserahmu, Aku minta mungkin beberapa kali pertemuan di hari rabu, Aku bawa temanku ya? Setuju?" Ucap Sintya.

"Baiklah Sin, Bawa saja temanmu. Teman dekatmu tak jauh dari Ive dan Kharisa." Ucap Vanka.

"iya, Sampai jumpa di pertemuan rabu besok."

Sintya pun pulang ke rumahnya, Dengan sedikit pikiran yang tenang dan logikanya yang nantinya akan terpakai di kemudian hari guna untuk memecahkan sebuah misteri, Siapakah yang menusuk Ive?

Keesokannya pada hari selasa, Kelas Sintya memasuki pelajaran kimia jam pertama dan pembelajaran itu di lakukan di laboratorium kimia.
Ibu guru menyampaikan untuk membagi kelompok yang berjumlah 6 orang, Guna untuk melaksanakan praktek. Sintya masuk kelompok 6, dimana itu kelompok terakhir, Di meja paling belakang dan cukup jauh dari hadapan guru. Ibu guru pun menyampaikan materi sebelum memulai praktek. Setelah selesai penjelasan materi Ibu guru meminta 3 anak dari 6 kelompok untuk mengambil barang barang, Sintya pun termasuk dari 3 orang tersebut. Namun ketika Sintya ingin mengambil barang yang di perlukan untuk praktek, Sintya melihat satu pisau yang tergeletak. Sintya pun mengamatinya. Karena Sintya terlalu lama, Akhirnya sang ibu guru pun memanggil.

"Sintya Patriawan ayo cepat kembali ke tempat duduk."

Kamu Pergi Setelah Semuanya Baik Baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang