Sekalinya Berjanji Untuk Bersama Namun Malah Ia Meninggalkannya

1 0 0
                                    

Bagian 11
Sekalinya Berjanji Untuk Bersama Namun Malah Ia Meninggalkannya

Perjalanan dari sekolah ke rumah sakit seakan akan lama. Cemas, Risau, Sedih dan kosong. Tempat makan bewarna ungu yang terbuka dan di bawa oleh salah satu teman Ive yang melihatnya. Kharisa sampai di rumah sakit terlebih dahulu. Selang beberapa Kharisa sampai, Vanka pun datang dengan menggunakan motor.

Kharisa yang langsung duduk di ruang tunggu, Menunggu keadaan Ive yang sedang di urus oleh dokter. Vanka pun duduk di sebelah Kharisa. Vanka diam tak membuka mulut sedikit pun.

"Hei Vanka?" Ucap Kharisa.

"Hai?" Ucap Vanka.

"Kamu ga nanyain keadaan Ive?" Ucap Kharisa.

"Engga, Mungkin lagi di urus sama dokter. Kalo pun Ive udah baik baik aja, Kamu ga akan nunggu di sini." Ucap Vanka.

"Iya, Semoga dia baik baik aja ya.." Ucap Kharisa.

"Semua orang berharap begitu." Ucap Vanka.

Beberapa menit kemudian mobil Merlin pun sampai di rumah sakit. Sintya berlari sampai ingin mendobrak pintu ruangan yang di tempati  Ive namun Kharisa menahannya, Memeluknya.

"Sin... Sin.... Tenang...." Ucap Kharisa.

Sintya tetap saja mendesak dan kekeh untuk masuk.

"Sin, dengerin Sin. Jangan bikin Ive ngerasa ga tenang Sin. Kita serahin semuanya ke dokter ya." Ucap Kharisa sambil mengajak Sintya duduk.

"Sintya? Lihat aku, Ive pasti bisa selamat. Setelah Ive selamat kita akan menghabiskan waktu bersama. Kita akan berjalan jalan ke kota, Bermain di taman, Menghabiskan semua makanan yang tersisa di dapurku. Percayalah." Ucap Kharisa yang meyakinkan Sintya sambil memegang pipinya.

30 Menit berlalu, Sintya, Merlin, Kharisa, Vanka dan 1 teman sekelas Ive masih menunggu terkait jawaban dari dokter. Suara pintu ruang ICU pun terdengar, Sontak mereka berlima langsung berdiri dari tempat duduknya.
Sang Dokter menghembuskan nafas. Membuat keadaan di rumah sakit menjadi tegang, Dan mereka berlima pun kaget.

"Bagaimana?!!! Bagaimana keadaan Ive?!!!" Ucap 1 teman Sekelasnya.

"Tenang, Tenang. Tenang membuat pasien jauh lebih baik. Saya tau kalian semua khawatir terhadap pasien. Namun akan jauh lebih baik kita berbicara dari hati ke hati." Ucap Sang Dokter.

1 Teman sekelasnya Ive pun duduk kembali. Dokter pun ikuti duduk. Lalu Dokter menjelaskan.

"Sang pasien (Ive) dia benar benar terluka parah. Dia hampir persis sekali seperti di tusuk di bagian uluh hatinya. Itu yang membuatnya sampai sekarang dia tetap tenang. Namun sayangnya sang pasien sampai detik ini sudah mencapai batas kemenangannya, Ketenangan selamanya." Ucap Sang Dokter.

Lampu yang berada dalam ruang tunggu pun ikut mati, Ntah mengapa.

"Dok?!!" Ucap 1 Teman Kelasnya.

Lalu 1 teman kelasnya masuk ke ruangan ICU dan menangis menggebu gebu. Vanka yang ikut masuk untuk melihat dan mengawasi seberapa sedihnya 1 teman kelasnya Ive. Kharisa dan Merlin memeluk Sintya guna untuk menenangkan dirinya yang sudah benar benar pucat, Seperti awan mendung yang akan turun hujan. Terlihat gelap di tambah lagi dengan lampu yang mati ntah kenapa. Tiba tiba air matanya pun turun. Sintya berusaha mengusap usap air matanya secara terus menerus, Namun air mata itu tetap terus menetes.

"Sin, Udah gapapa. Lepasin aja nangisnya jangan di tahan." Ucap Kharisa.

Setelahnya, Kharisa pun ikut menangis.

Pada akhirnya 3 serangkai itu tak akan bisa bersama lagi di ceritanya hingga akhir. Ceritanya putus tak sampai usai ia menemani tokoh pertamanya. Pantas ia mendapat kehilangan yang cukup besar, Teman pertamanya di ambil di depan matanya sendiri.

Kamu Pergi Setelah Semuanya Baik Baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang