Hal Berbau Darah

1 0 0
                                    

Bagian 10
Hal Berbau Darah

1 Bulan beranjak, Semuanya masih terlihat sama. Sintya yang masih mengawasi Merlin. Vanka yang masih selalu berbolak balik ruang BK, Ive yang selalu bercerita pada Sintya. Dan Kharisa yang santai dengan hidupnya.

Dikala sore hari itu ketika berada di cafe. Merlin, Melvin Dan Alamsyah.

"Gimana? Aman?" Ucap Alamsyah.

"Aman Syah, Jangan lupa traktiran nya." Ucap Melvin.

"Kok Merlin diem aja? Merlin??" Ucap Alamsyah.

"Perasaan aku ga enak deh Syah." Ucap Merlin.

"Kenapa Lin? Bukannya semuanya baik baik aja?" Ucap Alamsyah.

"Aku gasuka deh ada orang yang tau tentang masa laluku." Ucap Merlin.

"Semua orang punya masa lalu Merlin." Ucap Alamsyah.

"Tapi kalo masa lalu di ceritain ke orang orang?" Ucap Merlin.

"Jadi mau gimana Lin?" Ucap Alamsyah.

"Biar aku aja yang ngurus, Ada yang perlu di singkirin." Ucap Merlin.

"Yaudah, Inget ya. Kamu punya batas jangan sampai melampaui batasmu sendiri." Ucap Alamsyah.

Kemudian Merlin pun pergi tanpa meminum dan memakan jamuan yang sudah Alamsyah belikan.

"Dia ga akan aneh aneh kan?" Ucap Melvin.

"Harusnya engga, Mungkin emang masa lalunya ngeganggu dia buat jalan, Jadi ya dia tabrak siapapun yang ngehalangin jalannya." Ucap Alamsyah.

"Iya, Kita aja di tabrak apalagi orang lain." Ucap Melvin.

"Iya semoga aja dia baik baik aja." Ucap Alamsyah.

Keesokan harinya di sekolah, Gemuruh suasana di pagi hari dan sangat ramai. Terlihat semua siswa dan siswi di sekolah cemas. Rautnya kebingungan. Sintya yang baru sampai di sekolahnya pun tercengang.

"Apa yang membuat pagi pagi ricuh?" Ucap Sintya.

Lalu Sintya segera masuk ke dalam kelasnya, Setelah berjalan cukup jauh, Keadaan semakin ramai. Sintya juga kesulitan untuk berjalan dan harus menunggu karena jalannya tertutup oleh siswa dan siswi yang tengah melihat kejadian tersebut. Sedikit demi sedikit Sintya sampai di kelasnya. Lalu Sintya bingung.

"Kenapa semua sumbernya berada di kelasku?" Ucap Sintya.

"Hai Sin?" Ucap salah satu teman kelasnya.

"Bisa jelaskan ini kenapa? Mengapa ada yang menangis dan ada yang cemas?" Ucap Sintya.

"Kau tau kejadian pagi tadi? Pagi tadi baju OSIS Ive berlumuran darah. Ive yang berangkat pagi, Ntah apa yang membuatnya berangkat pagi. Ketika aku menolong Ive, Terlihat kotak makannya terbuka. Aku melihat Ive berlumuran darah merah hingga bekasnya masih menempel sampai saat ini. " Ucapan salah satu teman kelasnya.

"Lalu? Siapa yang membawanya ke rumah sakit?" Ucap Sintya terkejut.

"Aku yang pertama kali melihatnya. Dan membawanya ke UKS, Lalu salah satu guru memanggilkan ambulan. Dan membawa ke rumah sakit." Ucap salah satu temannya.

Merlin datang dan terkejut. Lalu menatap Sintya. Kemudian Merlin memeluknya.

"Bagaimana dengan nyawa Ive? Bagaimana dengan keluarganya? Mengapa dia yang terpilih untuk selesai?" Ucap Sintya.

"Sin, Ayo ikut ke mobilku kita tunggu semua jawaban di sana, Di rumah sakit." Ucap Merlin sambil memegang tangan Sintya guna untuk meyakinkannya masih baik baik saja.

"Semua yang berbau darah pasti selesai." Ucap  Sintya berbisik.

Sintya, Merlin dan 1 teman kelasnya menuju rumah sakit, Dalam perjalanan Sintya masih sempat untuk mentelfon Kharisa, Kharisa yang belum sampai di sekolahnya pun langsung menuju ke rumah sakit. Suara Sintya yang terlihat lemas. Rangkulan dari Merlin yang tepat di dekatnya. Wajah Sintya yang terlihat pasrah dan begitu lepas dengan semuanya. Tak ada sedikitpun raut senyum pada bibirnya.

Kamu Pergi Setelah Semuanya Baik Baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang