Ratna Galih Sanjaya, tersenyum lebar tatkala menyambut sejumlah tamu yang datang. Dari pejabat setingkat kelurahan sampai walikota, kerabat dekat, perwakilan pegawainya, sampai dengan tukang siomay langganan, tidak luput dia undang sebagai bentuk suka cita dan kebahagiaan yang mendalam.
Tubuhnya yang berisi sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk melangkah dari sisi ruangan ke sisi yang lain. Pun, ketika kemudian salah satu sahabat baiknya baru datang, beliau segera menyambutnya dengan riang gembira.
“Jeng Ratna, Ya, ampun…. Ini bukan mimpi, kan, Rika mau nikah sama Devano?” tanya Susi Wicaksana. Teman karibnya semenjak SMA.
Nyonya Ratna pun mencubit pelan punggung tangan temannya. “Nih, Jeng Susi, masih mimpi atau bukan?” tanya Nyonya Ratna sembari tak melepaskan wajah bahagianya.
Memang sudah umum dikalangan pergaulan mereka, baik Rika maupun Devano selalu tidak pernah akur. Namun, hari ini, takdir akan menyatukan mereka dalam ikatan suci. Sungguh benar-benar keajaiban yang mendebarkan.
“Jeng Kalila udah datang belum, sih, Jeng?”
“Ya, belum, dong … keluarga besan kan datanganya bareng sama pengantin pria,” terang nyonya Ratna. Lalu mereka berdua berbincang sejenak sambil menyapa para tamu sebelum rombongan pengantin laki-laki datang dan acara di mulai.
“Saya terima nikah dan kawinnya, Rika Melisia binti almarhum Budi Setya….”
Rika mengerjap saat seorang kerabatnya memeberi kode untuk tersenyum. Ketika menoleh ke samping, dia sadar kalau lelaki yang paling ia benci telah selesai mengucapkan ijab kabul dan kini terdengar seruan panjang sah dari para saksi dan tamu.
Menikah, menjadi seorang istri dari Devano. Seseorang yang sangat ia kenal baik karena memang mereka tumbuh bersama. Sosok mimpi buruk dari masa kecil hingga dewasa, dan sekarang seolah mimpi itu belum nyata, mulai sekarang dia harus hidup bersamanya selamanya.
Selamanya… sampai Rika menutup mata….
Tidak…. Rika belum siap!
Entah karena kalut, Rika tidak sadar kalau dia sudah berdiri menjulang diantara semua tamu yang mendongak, terkejut melihat tingkahnya, juga Bapak Penghulu yang melambatkan bacaan doanya.
Rika hanya … ingin bersembunyi di suatu tempat. Memungkiri semua yang terjadi. Memungkiri keputusannya.
Tanpa buang waktu, Rika pun berlari kencang keluar dari rumah besarnya, mengambil alih mobil seorang tamu yang baru datang dan kabur.
TBC.
Oke, setelah sekian lama bersemedi akhirnya kembali menulis cerita dan muncul di dunia orange ini lagi.
Bagaimana menurut kalian cerita ini? Penasaran gak?
Enggak?
Gue lempar, nih, sama ulekan kramat emak gw! Sorry bercanda. Jangan ngambek. Xixixixi
Hiyaakkk ... karena sekarang aku sedang sedikit nganggur aku putuskan untuk nulis cerita-cerita, tapi gak tau upnya bakal rutin apa enggak.... wkwkwkwk....
Oh, lupa nanyain kabar kalian, apa kabar? Moga kalian baik-baik saja.
Oke, seperti biasa jangan lupa vote dan komen, ya? Harus. Maksa. Kan, sudah biasa.... 😉
SAMPAI JUMPA DI EPISODE SELANJUTNYA... BYE,..... 😀😀😀

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, No! I Married You!
RomantizmRika Melisia Djirja sungguh tidak mengerti dengan pemikiran ibunya. Jelas dalam wasiat terakhir ayahnya, beliau memang ingin Devano menjaganya. Menjaga jelas berbeda dengan menikahi! Namun, siapa yang bisa melawan Nyonya Ratna Sanjaya saat beliau su...