Beomgyu akhirnya pulang pada jam 11 malam, keadaannya tidak membaik tubuh Beomgyu serasa di remuk. Seperti biasa tak ada yang peduli kecuali bibi Nia!.
"Den! Kenapa baru pulang sekarang? Kenapa ada memar baru den? Den berantem lagi?"
"Enggak papa cuma jatuh dari tangga kok"
"Benar den?"
"Iya gak papa tar lagi sembuh kok, sekarang
minggir gue mau istirahat!""Terlihat juga sifat munafik lo yah! Bibi ngapain masih suka kasian dengan ini pembunuh coba, munafik! Bermuka dua!!"
"Den Sungchan, udah den ini memang salah bibi" Beomgyu berlalu begitu saja tanpa perduli situasi sekarang.
Jam 3:00.
Beomgyu terbangun dan menangis, semua yang terjadi hari ini berputar dengan sangat cepat di pikirannya. Beomgyu meraung dalam bekapan bantal.Beomgyu seharusnya sudah bebas dari ruangan saat sore hari, tapi pelaku tidak membuat beomgyu lepas begitu saja. Pelaku mempermainkan Beomgyu. Tubuh Beomgyu sakit, luar dalam. Beomgyu sangat benci si pelaku!
"Bubu, beomie butuh pelukan hangat Bubu. Beomie juga kangen dalam gendongan appa. Tolong bilang kepada beomie kalo semuanya akan berjalan dengan baik, semua orang akan sayang sama beomie. Beomie kangen Mark, Jeno, Sungchan, David. Kapan mereka bersikap ramah?
"Takut~" Setelah itu hanya kata itu yang terus keluar hingga Beomgyu tertidur kembali
"Bangun! Bangun anjing!!" Beomgyu terbangun saat teriakan seorang memasuki telinganya.
Belum selesai sadar sepenuhnya, orang yang memasuki kamarnya menarik kerah bajunya dengan tidak santai.
"Minum obat lu anjing! Gara-gara lu gue sakit! Mana ada pertandingan lagi sialan!"
"Sungchan sakit.." Kerah bajunya akhirnya di lepas.
"Gue gak peduli lo sakit karena apa, tapi bisa enggak sakit 1 bulan aja!! Gue sangat berharap lo bukan kembaran gue. Gak Sudi punya kembaran pembunuh dan tukang sakit"
"Gue juga gak mau kayak gini Chan, kalo bisa gue berharap ikut mati saat itu terjadi Chan..." Beomgyu menangis di hadapan saudaranya setelah sekian lama. Tangisan yang pilu untuk Beomgyu yang sering menangis karena merengek.
"Diam! Jangan pernah kelurkan suara mu di depan ku, jadilah Choi Beomgyu yang bisu!" Sungchan berlalu pergi setelahnya.
Setelah cukup menangis, Beomgyu tersadar saat kepalanya mulai pusing di cek suhu tubuhnya sendiri dan teryata sangat panas. Di minumnya obat yang terlihat di meja, ia minum 3 pil sekaligus dan mulai mencoba tidur kembali.
"Den! Muntahkan!!" Baru saja ingin merebahkan diri bibi Nia datang dari pintu membawa mangkok berisi bubur untuk Beomgyu.
Dengan cekatan bibi Nia mengaduk mulut Beomgyu dengan tangan agar obat tadi di muntahkan. Setelah berhasil bibi Nia merasa lega.
"Den! Apa den mau mati overdosis!!"
"Tidak apa bi, aku sudah terbiasa kok" Terbiasa? Kata yang sering bibi Nia dengar dari Beomgyu. Terbiasa dengan segala hal yang tidak baik terjadi kepadanya.
"Den, apa maksudnya terbiasa?" Bibi Nia mulai sadar hampir setiap Sabtu sampai ke Senin Beomgyu tidak terlihat keluar kamar, pada awal bibi Nia mengira karena ada banyak pr atau Beomgyu tengah menghindari saudaranya.
"Aku baik kok, jadi biarkan aku tidur dan bermimpi panjang"
"Tidak den, den Beomgyu hanya boleh meminum satu pil, den tau kan obat penerun panas memiliki efek samping membuat orang
terlelap agar bisa beristirahat. Bukan untuk istirahat selamanya, jika orang tua den tau bibi pasti akan di marahi karena anak mereka melakukan hal ceroboh""Baiklah bi Beomgyu akan berusaha agar tidak overdosis lagi" Bibi Nia tersenyum dan memberikan bubur yang mulai mendingin agar cepat di santap. Setelah makanan habis bibi Nia membawa mangkok tersebut dan mempersilahkan Beomgyu untuk tidur.
"Maaf bi Beomgyu memang berusaha agar tidak overdosis dalam minum obat tapi bukan berarti aku akan berhenti" cicit Beomgyu dan memasukkan 2 pil penurun demam. Setelahnya di sembunyikan sisa obat itu, Beomgyu yakin Sungchan juga tidak akan mencarinya kembali.
Hanya dengan tidur semua masalahnya hilang.
Beomie terbangun saat matahari terbenam yang berarti Beomgyu tidur sangat lama, panasnya sudah turun hanya saja perut sedang meminta di isi. Tidak butuh waktu lama Beomgyu sampai di dapur kerana kamar Sangat dekat dengan dapur dan pintu belakang.
Dulu, Beomgyu pernah di perintahkan untuk memasak untuk mereka. Tidak ada masalah malah Beomgyu cukup senang, sekarang mereka tidak mau mencicipi masakannya saat insiden Jeno keracunan makanan. Seperti biasa Beomgyu lah yang di salahkan tanpa ada pembelaan karena saat itu Beomgyu tidak bisa bicara.
"Aish! selera makan ku jadi hilang" Mark berucap tanpa rasa bersalah. Semua saudaranya ada di meja makan kecuali Jeno yang mungkin saja sedang lomba balapan.
"Maaf... Aku akan cepat kok" Beomgyu menuju kompor dan memasak 2 cup ramen di jadikan satu mempermudah membawanya.
Saat menyajikan, darah keluar dari dua lubang hidungnya. "Harus cepat di bersihkan nanti Sungchan lihat pasti marah"
Beomgyu pergi ke wastafel membersihkan darah yang keluar. Saat berbalik makanan yang sudah ia siapkan lenyap dari pandangan. Makanan tersebut tengah di santap Sungchan dan David.
"Apa mau protes makanan lo gue ambil, jangan lupa gue sakit dan gak bisa ikut pertandingan gara-gara lo ya"
"Tidak Beomgyu bisa masak lagi kok" Beomgyu kembali memasaknya lagi, dan lagi makanan yang sudah di siapkan untuk dirinya di ambil oleh Mark.
Melihat mata tajam Mark saat mengambil makanan, Beomgyu tanpa protes membiarkan makanan di bawa pergi oleh Mark. Sayang sekali ramen telah habis terpaksa Beomgyu memasak nasi goreng, yang tadinya mau masak cepat malah menjadi lama. Beomgyu tidak keberatan, sebenarnya Beomgyu cukup senang makananya kembali di cicip. Beomgyu memasak nasi goreng lebih agar nanti para pelayan yang belum sempat makan bisa makan nasi gorengnya nanti.
Beomgyu membawa piring ke kamar menyantap habis, membiarkan bekas makan di kamar. Beomgyu tidak mau menganggu keluarganya dengan kehadiran dirinya, jadi dia tidak keluar kamar sampai pagi.
Di lain posisi, Jeno datang melepaskan helm yang masih terpaut di kepala. Setelah cukup lama balapan dia merasakan lapar dan pergi ke dapur memasak cup instan. Banyak tak kosong yang terlihat, tidak ada tersisa satupun cup instan.
Saat mencari yang lain Jeno melihat note beresi "bibi ini nasi goreng buatan Beomgyu, jika bibi belum sarapan panasin aja nasi gorengnya biar anget lagi><"
"Sok baik banget" lain di mulut, lain di sikap! Makanan yang harus buat pelayan di santap olehnya.
"Jadi kangen bubu" celetuk Mark di belakang Jeno. Jeno yang tidak tau kedatangan Mark akhirnya tersedak.
"Nih minum, keselek kayak bocah aja"
"Hyung yang ngagetin duluan yah!" Bela Jeno.
"Tadi kenal Hyung tiba2 bahas bubu?"
"Masakan Beomgyu. Masakannya mengingatkan rasa masakan bubu sangat mirip seolah bubu yang masak, walau tadi cuman cup ramen tapi di tangan bubu dan Beomgyu itu jadi sangat terasa enak."
"Coba nasi goreng ini deh Hyung, sangat persis sampai Jeno kira ini bubu yang masak kalo gak baca note ini pasti aku bakal anggap bubu masih hidup"
Mark menyantap sesuap. "Sangat persis seolah bubu yang masak"
"Walau bagaimanapun dia tetap lah pembunuh jika dia gak bunuh bubu pasti kita masih merasakam masakan bubu" sambung lagi.
Topik berhenti dengan cacian untuk Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung family
Romance"Jung Beomie SIALAN" "Choi Beomie! Nama mu Choi Beomie" "Selamat datang Choi Beomie dan selamat tidur Jung Beomie" "BEOMIE JANGAN PERGI!!" Bagaimana jadinya jika anak tersayang menjadi anak sial? Hanya satu kesalahan dan kesalahan itu mengubah selur...