Naylia | 2

41 34 8
                                    

Setelah sholat subuh Naylia dan Maretta bersiap mengantar DO korean cake. Meskipun masih petang serta matahari belum benar-benar menampakkan diri akan tetapi dua mahasiswi ini sudah menjalankan aktivitasnnya sebelum pergi ke kampus. Satu per satu pesanan korean cake telah tiba kepada pemiliknya.

Di kamar kost Naylia segera membersihkan badanya walau ia mendapat kelas siang jam 10 akan terapi lebih cepat lebih baik. Setelah berkutat dengan perlatan mandinya selama beberapa menit, Naylia nampak lebih segar wajah cerah tak lupa dengan jilbab yang selalu dipakai kemanapun berada. Padahal di kost hanya ada dia dan Maretta tapi Naylia selalu memakai jilbab.

"Nay nanti berangkat ngampus bareng ya lo masuk kelas jam 10 kan?" Tanya Retta yang masih fokus dengan laptop. Katanya si revisi tugas karena jawabannya terlalu pendek takutnya dosen mengira kalau copas dari internet.

"Iya Retta tapi bukannya kamu nanti masuk kelas jam 8 ya? Terus sekarang udah jam 7 kamu ngga siap-siap gitu?"

"Iya setelah ini aku mandi tapi gapapa kan kalau kita berangkat bareng biar hemat tauuuu ga perlu keluar ongkos ojol."

"Iya udah iya cepatan gi mandi sana nanti kamu telat lo." Jawab Naylia sambil mendorong dorong badan Retta sampai kamar mandi. Naylia pikir jika tidak disuruh mandi pasti Retta akan jawab 'nanti dulu, nanti dulu' sampai sampai waktu tiba di kampus udah telat masuk kelas.

"Nay tolong masukin laptopku ke tas ya terima kasih Naylia canci." Teriak Retta di dalam kamar mandi

"Hmmm".

Setelah memasukkan laptop Retta kedalam tas kini saat nya Naylia sendiri yang bersiap siap. Ya walaupun masuk kelas terbilang cukup lama, mau bagaimana lagi uacapan Retta ada benarnya juga. Retta memang tau kalau terkadang Naylia pergi ke kampus jalan kaki. Awalnya Naylia bilang kalau berangkat naik ojol waktu Retta diam diam mengikuti ternyata itu semua hanya alibi Naylia. Bayangkan saja capekny jalan kaki ke kampus, naik motor aja butuh kurang lebih 10 menit.

"Nay yuk berangkat." Naylia tersadar dari lamunanya setelah mendengar ajakan Retta.

"Loh udah siap kapan selesai mandinya? kok cepet."

"Daritadi lo nya aja yang nglamun terus. Mikirin apa si Nay? Gue tadi khawatir tatapan lo kayak kosong gitu takut kesambet lalu jatuh. Kan lo lagi dibalkon bahaya tau." Cerocos  Retta

"Hehehe ayok berangkat masalah kesambet amit amit jangan sampek." Ujar Naylia sembari meninggalkan Retta keluar kamar kos lebih dahulu.

🌻🌻🌻

Motor bebek matic yang di tunggangi dua mahasiswa kini membelah jalanan Kota Surabaya. Cuaca yang tidak begitu terik serta angin yang berhembus membawa suasana yang segar. Fokus menikmati suasana kota dengan sekali kali berbincang. Inilah serunya mempunyai sahabat seperti Retta selalu pandai mencairkan suasana hening, jadi tak ada lagi tuh yang namanya kesepian kalau disamping Retta.

"Astagfirullah handphoneku." Ungkap Naylia sambil menunjuk motor yang sempat menyalip. Karena terlalu syok Naylia sampai kehilang kata kata untuk berbicara kepada Retta hanya bisa menunjuk nunjuk saja. Retta yang mengerti maksud Naylia langsung menambah kecepatan motornya untuk mengejar jambret itu, untung saja jalanan lagi sepi jadi tidak masalah jika mengedarai dengan kecapatan diatas rata rata toh juga lagi ngejar jambret.

"Woii jambret berhenti jangan kabur." Teriak Retta bahkan suara toa masjid kalah dengan suara teriakan Retta

Pengendara dari arah lawan yang mendengar suara Retta langsung menghadang motor jambret. Jambret yang tidak tau diri dan marah karena dihadang tanpa basa basi langsung menhajar dua laki laki yang menhadangnya. Meskipun jambret itu sempat mengeluarkan benda tajam akan tetapi terkalahkan juga. Mungkin karena tidak ingin dibawah ke aparat jambret itu langsung kabur meninggalkan Naylia, Retta, dan Dua laki laki itu.

"Naylia ini handphone kamu lain kali kalau di jalan jangan main handphone daerah perkotaan rawan jambret." Pesan salah satu laki laki itu dengan menyodorkan handphone sedangkan Naylia masih sesenggukan dengan kepala menunduk otomatis tangannya sibuk mencari cari keberadaan hpnya

"Te-terima-ma ka-kasih." Sahut Naylia setelah merasahkan handphone telah berada di telapak tangannya. Dan dua laki laki itu langsung pergi meninggalkan Naylia dan Retta.

"Nay lain kali kalau ada orang ngasih barang jangan nunduk seenggaknya liat barangnya untung tadi ga sampai bersetuhan."

"I-iya Rett terima kasih udah diingatkan." Ujar Naylia dan Retta langsung melajukan motornya menuju kampusnya.

Dilain tempat di sebuah taman panti asuhan terdapat pemuda yang lagi asyik melihat anak panti bermain, meskipun pikiranya tidak fokus terhadap apa yang ada didepannya akan tetapi entah jalan jalan kemana.

"Lucu", gumamnya

"Siapa yang lucu El?" Suara bariton yang berada di sampingnya membuyarkan lamunannya

"O-oh itu anak anak."

"Yang benar ga mungkin anak anak itu pasti lagi mikirin Nayla Nayla itu kan hayo ngaku lo." Roasting Agam sahabatnya. Memang El sangat pintar membuat alibi bahkan mudah sekali membuat seseorang mempercayai omongannya tapi tidak bagi sahabat satu satunya ini.

"Bukan Nayla tapi Naylia Zahra Aneisha Putri Azkadina."

"Buset hanya buka lockscreennya lo langsung tau nama panjangnya keren banget bro." Ucap Agam sembari menepuk nepuk bahu El

"Gue masuk." Balasan El dan meninggalkan sahabatnya sendirian di taman panti

NAYLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang