Naylia | 3

43 35 16
                                    

"Nay lain kali hati hati ya kalau main handphone untung tadi handphone nya selamat." Naylia hanya menganggukan kepala

Mereka berpisah dari parkiran prodi teknik pangan. Retta berjalan menuju kelasnya dan Naylia menuju perpustakaan. Di koridor yang cukup ramai mahasiswa membuat jalan Naylia sedikit memelan, bertepatan banyaknya mahasiswa yang masuk kelas. Keadaan seperti ini suatu hal yang lumrah, mungkin kalau di SMA sudah saling dorong mendorong akan tetapi definisi seperti itu tidaklah berlaku.

Naylia memasuki ruang perpustakaan kampus yang cukup luas. Menyusuri area rak rak buku sesekali melihat judul buku. Setelah diarasa menemukan buku yang diinginkan Naylia beranjak menuju meja. Naylia datang keperpustakaan tidak hanya sekedar membaca buku, tapi dia selalu menyibukan diri dengan membuat karya tulis ilmiah. Suara bantingan buku menyita kefokusan Naylia. Pelakunya siapa lagi kalau bukan teman setimnya.

"Datang datang langsung ngagetin aja, salam dulu apa susahnya sih." Gerutu Naylia yang kembali fokus dengan layar laptopnya dan jari jarinya sibuk dengan keyboardnya.

"Susah Nay udah terlanjur." Tukas Abi. Ya Abi adalah teman UKM Naylia sekaligus sebagai best team dalam berbagai lomba KTI Abi ini anak Teknik Elektro. Walaupun berbeda jurusan prestasi keduanya tidak bisa diragukan lagi. Banyak sekali piala dan medali yang didapat. Selain itu uang rektor juga selalu mengalir maklum anak berprestasi selalu jadi kebanggaan kampus.

"Assalamulaikum..." Bukan Abi yang mengatakan tapi seseorang yang dari tadi terdiam di samping Abi.

"Waalaikumsalam." Sahut Naylia dan Abi bersamaan. Naylia mendongak menatap laki laki disamping Abi dengan raut kebingungan. Abi yang seakan tau maksud dari tatapan Naylia langsung menjelaskan mengapa mereka bisa bersama sama dan maksud kedatangannya.

"Ohh.. pasti kak saya akan berusaha semampu saya untuk selalu maksimal. Tapi Kak Rafael saya belum pernah ikut LKTI Internasional, hmm pernah sekali itupun jadi peserta saja. Apa kakak yakin mengajak saya dan Abi bergabung menjadi team kakak" Ujar Naylia kepada Rafael. Rafael merupakan ketua UKM Penilitian dan Kepenulisan. Prestasi yang ditorehkan tidak kalau jauh dengan Naylia dan Abi, bedanya Naylia dan Abi hanya sebatas tingkat Nasional sedangkan Rafael hingga tingkat internasional. Pernah juga menjadi wakil dari Indonesia berkompetisi di China dan USA.

"Yakin sangat yakin yang mengadakan juga dari Universitas Indonesia jadi gaperlu mikir yang macam macam sebenarnya sama saja seperti yang kalian ikuti seperti biasanya bedanya ini full bahasa inggris." Terang Rafael

"Gimana mau kan?" Naylia dan Abi menggangguk sebagai jawaban. Rafael senang mereka akhirnya mau juga menjadi bagian teamnya. Dulu pernah juga mengajak Naylia tapi selalu menolaknya entah apa yang ada dipikiran Naylia menolak kesempatan yang sangat lebar menuju internasional. Sekarang Rafael bisa menaklukan keukeh Naylia yang selalu menolaknya.

Rafael menjelaskan apa saja yang akan dilakukan untuk berkompetisi kebetulan juga berada di perpustakaan jadi mereka langsung membuat karya ilmiah itu.

🌻🌻🌻

Setelah kegiatan di kampus telah usai Naylia langsung menuju halte terdekat. Tak kunjung satupun angkutan umum yang lewat. Langit semakin menggelap menandakan sebentar lagi turun hujan. Naylia berfikir kalau dia naik ojek yang ada kasihan laptopnya. Dia memutuskan menunggu angkutan umum lagi walau sudah 1 jam dia duduk termenung disitu.

"Kalau tau seperti ini tadi tawaran Retta diiyain aja, tapi kasihan juga si Retta masa iya nunggu aku 5 jam dikampus." Monolog Naylia dengan menganyun ayunkan kakinya untuk mengusir kebosanan.

Sebuah mobil ferari merah berhenti di depan Naylia. Sebenarnya di sedikit was was takutnya kalau bukan orang baik baik. Walau begitu Naylia berusaha tetap tenang untuk meminimalisir ketakutannya.

Pintu kemudi terbuka dan nampak seorang laki laki yang berjalan ke arahnya. Setelah tau siapa dia Naylia sedikit lega ternyata bukan orang jahat.

"Nay..." sapa orang itu sembari mendekat ke arah Naylia sedangkan Naylia hanya mengangguk.

"Kenapa belum pulang Nay?"

"Masih nunggu angkot kak."

"Yaudah yuk bareng aku aja ya, sebentar lagi juga turun hujan. Kan kamu juga bawah laptop takutnya nanti kalau naik ojek kehujanan basa kuyup jadinya. Gaada penolakan ya Nay aku maksa."

"Makasih Kak Rafael." Naylia mengikuti Rafael menuju mobilnya. Naylia sebeneranya enggan menerima tawaran Rafael karena harus berdua di mobil apalagi bukan mahram tapi yang dikatan Rafael ada benarnya juga.

Hanya hening yang ada diantara mereka berdua Naylia yang menatap jalanan dari balik kaca dan Rafael yang fokus menyetir. Tak ada yang membuka pembicaraan ditambah turunnya hujan yang amat deras serasa pas dengan suasana ini.

"Nay selamat ya." Ujar Rafael tiba tiba. Naylia mengenyitkan dahi menatap bingung sedangkan Rafel terkekeh menatap wajah gemas Naylia. Mungkin ini hanya sekedar alibi Rafael untuk memecah keheningan.

"Kamu juara 1 Nay yang lomba essay." Jelas Rafael

"Alhamdulillah kok Kak Rafael... tau dari mana?"

"Sebenarnya aku juga ikut tapi ga juara hanya finalis Abi dapet juara 3. Nay aku di traktir ga nih?."

"Hahaha boleh kak, nanti kalau hujannya udah reda aku sama Retta mau ke pasar malam Kodam V Brawijaya kalau Kak Rafael mau ikut monggo ada Abi juga kok kak." Sahut Naylia sedangkan Rafael berusaha menahan kesenangannya atas ajakan Naylia.

"Udah sampai Nay sampai jumpa nanti malam."

"Makasih kak udah mau anter aku, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Rafael memandang punggung Naylia yang mulai memasuki Kostnya.

NAYLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang